Cari

Sosok

Praktisi PAUD Iis Farida S.Kim, MP.d : “Empat Ketrampilan Abad 21 Harus Disiapkan Sejak PAUD"



Schoolmedia News Jakarta- Dunia pendidikan anak usia dini terus berkembang, menuntut para pendidik untuk menyesuaikan diri dengan dinamika zaman. Ibu Iis Farida, seorang pendidik berpengalaman dari TK Bunda Ganesha ITB Bandung, telah menekuni dunia PAUD selama 20 tahun. Latar belakang pendidikan Sarjana Teknik Kimia dari Universitas Padjadjaran dan Magister Pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia menjadi fondasi kuat bagi kiprahnya yang kini berfokus pada pembelajaran mendalam untuk anak usia dini.

Dalam wawancara eksklusif dengan Eko B Harsono  disela kegiatan Penguatan Transformasi Pembelajaran PAUD di Serpong, Tangerang, Rabu (18/6). Ibu Iis Farida berbagi pandangannya tentang transformasi pendidikan PAUD dan urgensi adaptasi digitalisasi pembelajaran mendalam dan bagaimana satuan pendidikan anak usia dini bersikap terhadap perubahan. 

Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) di satuan PAUD bertujuan untuk membangun pemahaman yang bermakna, keterampilan berpikir kritis, serta kemampuan anak untuk mengaitkan pengetahuan dengan pengalaman nyata. Penerapan pendekatan ini dapat sangat efektif dengan mengintegrasikan konsep STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) dan loose parts (benda-benda lepas yang bisa digunakan oleh anak sebagai belajar sambil bermain.

 Ã¢â‚¬Å“Pendidikan itu sifatnya dinamis, harus mengikuti perkembangan zaman. Kita tidak bisa lagi mendidik anak-anak seperti cara orang tua kita dulu mendidik kita. Tidak mungkin pakaian yang kita gunakan waktu masih PAUD dikenakan sekarang anak kita. Jaman terus berubah kita harus bisa menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi,” jelasnya.


Empat Kemampuan Abad ke-21

Menurut Ibu Iis, untuk menyiapkan anak hidup di abad ke-21, pendidik perlu membantu anak mengembangkan empat kemampuan utama: komunikasi, berpikir kritis, kolaborasi, dan inovatif atau kreativitas. Dan semua itu bisa dimulai dari satu hal bermai sambil belajar dengan guru yang menguasai konsep pembelajaran mendalam. 

 Ã¢â‚¬Å“Bermain adalah dunia anak. Justru dari situlah kita bisa membangun keterampilan abad ke-21,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa pendekatan pembelajaran pun perlu menyesuaikan dengan zaman. Jika dulu dikenal pendekatan saintifik, kini kita memasuki era pembelajaran mendalam (deep learning) yang fokus tidak hanya pada pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan karakter dan kompetensi holistik.

Dalam kerangka pembelajaran mendalam, terdapat delapan dimensi profil lulusan yang menjadi tujuan akhir pendidikan. Beberapa di antaranya adalah keimanan dan ketakwaan, kewargaan, dan kesehatan. Menurut Ibu Iis, dua dimensi terakhir ini menjadi penekanan baru dalam kurikulum terbaru.

“Kita tidak hanya membentuk anak yang cerdas, tapi juga sehat dan memiliki tanggung jawab sebagai warga negara,” tegasnya.

Dari Perancang Menjadi Fasilitator

Salah satu miskonsepsi dalam pembelajaran PAUD, menurut Ibu Iis, adalah saat guru merancang pembelajaran berdasarkan keinginan pribadi, bukan kebutuhan anak.

“Pembelajaran seharusnya berangkat dari anak seperti apa minat, kesiapan, dan kebutuhannya. Bukan dari guru. Jika dimulai dari anak, hasilnya akan jauh lebih baik,” tuturnya.

Ia menggarisbawahi bahwa guru memiliki peran sentral dalam menghadirkan pengalaman belajar yang bermakna. Bahkan sekolah dengan fasilitas sederhana pun dapat menghadirkan pembelajaran mendalam asalkan guru mampu menciptakan lingkungan belajar yang eksploratif dan inklusif.

Lingkungan Belajar dan Teknologi Digital

Dalam pembelajaran mendalam, lingkungan belajar bukan hanya soal ruang fisik, tetapi juga budaya belajar. Budaya yang memuliakan anak dan guru, memberikan ruang eksplorasi, serta memberdayakan semua pihak.

Ibu Iis juga menyinggung pentingnya pemanfaatan teknologi digital. Namun, ia mengingatkan bahwa yang lebih utama adalah sikap pedagogis guru.

 Ã¢â‚¬Å“Teknologi itu alat. Tapi yang paling penting adalah bagaimana guru menggunakannya secara bijak dan sesuai dengan konteks anak-anak yang dia dampingi.”

Tantangan Implementasi dan Peran Sistem

Di akhir wawancara, Ibu Iis mengingatkan bahwa perubahan pendidikan tidak bisa hanya dibebankan kepada guru. Sekolah, orang tua, hingga pemerintah daerah harus menjadi sistem pendukung yang solid.

“Jangan sampai guru sudah siap, tapi orang tua belum paham atau sekolah belum mendukung. Akhirnya guru menyerah karena merasa sendiri,” kata Ibu Iis dengan nada prihatin.

Ia berharap, dalam mendorong transformasi kurikulum seperti Kurikulum Merdeka dan pembelajaran mendalam, pendekatan yang dilakukan harus bertahap dan manusiawi.

 Ã¢â‚¬Å“Mulailah dari yang sederhana namun bermakna. Yang penting konsisten dan bermutu.”

Dua dekade mengabdi, Ibu Iis Farida membuktikan bahwa menjadi guru PAUD bukan hanya profesi, tapi juga panggilan hati. Dalam era yang serba cepat dan digital ini, pendidikan anak tetap harus berpijak pada nilai, rasa, dan cinta. Dan seperti yang ia sampaikan, "bermainlah bersama anak, karena dari sanalah semua pembelajaran bermula."

Dengan pendekatan STEAM dan penggunaan loose parts, pembelajaran mendalam di PAUD dapat menumbuhkan rasa ingin tahu, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis anak sejak dini. Hal ini hanya dapat terjadi jika guru dan satuan pendidikan siap berubah dari pembelajaran yang seragam dan terstruktur menjadi pembelajaran yang dinamis, kontekstual, dan berpihak pada anak.

Persiapan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Mendalam Berbasis STEAM dan Loose Parts

1. Pemahaman Filosofi dan Konsep Pembelajaran Mendalam.

Guru perlu memahami bahwa pembelajaran bukan sekadar mentransfer pengetahuan, tetapi membangun pemahaman anak dari pengalaman langsung.

2. Perencanaan yang Fleksibel dan Terbuka

Guru menyusun rencana kegiatan yang tidak terlalu kaku, memberi ruang eksplorasi sesuai minat dan respon anak.

3. Pemilihan dan Pengelolaan Loose Parts

Mengumpulkan bahan-bahan seperti kayu, kain, tutup botol, kancing, biji-bijian, kardus.

Menyediakan tempat penyimpanan yang mudah dijangkau anak.

4. Peningkatan Kompetensi

Guru perlu mengikuti pelatihan atau belajar mandiri tentang pendekatan STEAM dan bagaimana mengintegrasikannya di PAUD.

5. Observasi dan Dokumentasi

Melakukan observasi terencana dan mendalam, serta mencatat perkembangan anak selama proses berlangsung.

Persiapan Satuan PAUD untuk Mendukung Pembelajaran Mendalam

1. Kebijakan yang Mendukung Pembelajaran Berbasis Proyek dan Eksplorasi

Memberi ruang pada guru untuk menerapkan pembelajaran yang tidak hanya berbasis tema, tetapi juga berbasis proyek dan minat anak.

2. Penyediaan Sarana dan Prasarana

Area eksplorasi, taman alam, ruang seni, dan tempat menyimpan loose parts.

3. Kolaborasi dengan Orang Tua

Mengajak orang tua berpartisipasi menyumbang loose parts, atau terlibat dalam proyek sebagai narasumber.

4. Kultur Belajar yang Menghargai Proses dan Eksplorasi

Menciptakan lingkungan di mana eksplorasi anak dihargai dan kesalahan dilihat sebagai bagian dari belajar.

5. Monitoring dan Evaluasi

Menyusun sistem evaluasi yang mencerminkan pencapaian proses belajar anak, bukan hanya hasil akademik.

Pewawancara : Eko B Harsono


Tokoh Selanjutnya
30 Calon Mahasiswa Baru Asal 3T Lolos Seleksi PPKB UI
Tokoh Sebelumnya
Inggit Soraya Dilantik Kembali Sebagai Bunda PAUD dan Bunda Literasi Kota Pekalongan

Tokoh Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar