Schoolmedia News Tangerang --- Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini menggelar Bimbingan Teknis Penguatan Calon Fasilitator Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD-HI) Angkatan Ke-2. Melalui kegiatan ini dipersiapkan 500 Fasilitator PAUD HI yang akan mentransformasikan ilmu dan pengetahuannya di 50 Kabupaten/Kota di Indonesia yang telah melaksanakan program PAUD HI. Para fasilitator diharapkan dapat meningkatkan kapasitas guru, orangtua dan ekosistem Pendidikan Anak Usia Dini untuk terlibat aktif dalam percepatan penurunan stunting termasuk menjawab miss konsepsi tentang akronim dan terminologi PAUD HI.
"Harus diakui miss konsepsi terkait akronim dan terminologi PAUD HI ini terjadi tidak saja disatuan PAUD tetapi juga pemangku kepentingan pendidikan lain di Kabupaten dan Kota. Perlu diketahui oleh bapak dan ibu, huruf P dalam PAUD HI itu bukan Pendidikan tetapi Pengembangan. Akibat gagal paham tentang ini pada akhirnya salah ditengah jalan. Semoga kapasitas, pemahaman, pengetahuan serta ilmu yang didapat dari para narasumber yang berkompeten dalam Bimtek ini bermanfaat bagi para fasilitator lapangan nantinya," ujar Koordinar Bidang Sarana Prasarana Direktorat PAUD, Noor Ilman Syahputra dalam pembukaan kegiatan Bimtek Penguatan Calon Fasilitator PAUD HI yang berlangsung di Tangerang Selatan, Rabu - Sabtu (29/6 - 2/7).
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72/ 2021, Pemerintah menargetkan 514 kabupaten/kota masing-masing memiliki minimal 20 orang guru PAUD yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan pengasuhan stimulasi penanganan stunting. Saat ini, berdasarkan info satgas percepatan stunting realisasinya baru 294 kabupaten/kota yang memenuhi kriteria.
Pembicara dalam pelatihan tersebut Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) PAUD, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Dr Santi Ambarukmi M.Ed mengatakan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD-HI) yang berkualitas merupakan salah satu kunci penting pembangunan sumber daya manusia sejak usia dini. Data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan periode tahun 2019/2020 menunjukan terdapat 52.687 satuan Pendidikan Anak Usia Dini telah mengimplementasikkan PAUD-HI dan dilakukan pada 50 kabupaten/kota di Indonesia.
"Sesuai dengan Perpres Nomor 60 Tahun 2013, Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD-HI) merupakan upaya pengembangan anak usia dini yang dilakukan guna memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait secara simultan, sistematis, dan terintegrasi," ujarnya.
Menurut Direktur GTK PAUD, terrkait upaya percepatan penurunan stunting yang menjadi prioritas Pemerintah dimana Presiden telah menetapkan target penurunan prevalensi stunting sebesar 14% pada tahun 2024, dan pertengahan tahun 2022 telah tercapai 22,57% masih perlu sinergi, kemitraan dan kolaborasi lebih baik seluruh komponen dan elemen masyarakat. Dalam ikut serta melakukan percepatan penurunan stunting, Kemdikbudristek lewat Direktorat PAUD dan GTK PAUD telah melakukan sejumlah terobosan program.
"Kami di Direktorat GTK PAUD dalam empat tahun ini melakukan Diklat Teknis Percepatan Penurunan Stunting yang melibatkan 400 Kabupaten/Kota. Diklat diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi Guru PAUD dalam memahami layanan, pencegahan dan penanganan anak berpotensi stunting sehingga dapat berperan aktif dalam Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia," ujarnya.
Melalui Diklat ini, lanjutnya para Guru PAUD diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan terkait stimulasi perkembangan Anak Usia Dini 0-6 tahun, sehingga dapat memberikan layanan yang optimal pada anak, terutama dimasa 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) serta mengatasi potensi dan dampak stunting pada anak. Diklat Teknis ini diselenggarakan dengan menggunakan moda daring dimana penyajian materi menggunakan Learning Management System (LMS), yang operasionalnya melalui tahapan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi secara komprehensif serta sistematis.
Diklat teknis yang dilaksanakan GTK PAUD ini bertujuan meningkatkan Guru PAUD dalam pemahaman terkait,
- Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
- Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini
- Pengasuhan dan Stimulasi Anak Usia 0 - 2 Tahun
- Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Untuk Anak Usia 2 - 6 Tahun
- Peran Guru PAUD dalam Percepatan Penurunan Angka Stunting
Direktur Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan PAUD Kemendikbudristek Santi
Ambarukmi menuturkan, dibutuhkan guru yang berkualitas untuk menyiapkan generasi penerus yang tangguh.
“Nanti kami akan membuat diklat tentang teknis perkembangan otak anak dan diklat penurunan stunting. Para guru PAUD bisa mengikuti ini melalui Program Guru Belajar dan Berbagi. Materi tentang gizi, kesehatan dan pengasuhan anak usia dini juga akan ada dalam diklat ini. Diklat akan berlangsung selama 14 hari,” ujar Santi.
Disebutkan, Pemerintah telah menetapkan target penurunan prevalensi stunting sebesar 14% pada tahun 2024. Untuk mencapai target tersebut diperlukan upaya bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa melalui aksi nyata pelaksanaan program dan kegiatan yang konvergen dan terintegrasi.
Pemerintah telah memilih 12 provinsi prioritas khusus percepatan penurunan stunting, yaitu: Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Banten, NTB, NTT, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat.
Pemerintah juga telah memobilisasi berbagai sumberdaya dan sumberdana untuk mendukung pencapaian target tersebut, diantaranya melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) pada Tahun Anggaran 2023.
Penulis: Eko
Tinggalkan Komentar