Schoolmedia News Jakarta --- Asesmen Nasional 2021 menjadi data baseline yang merupakan jurus jitu menilai kinerja Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) apakah mereka berhasil melaksanakan program pendidikan masyarakat. Dengàn hadirnya AN 2021 akan merubah mindset pelaku, pegiatdan penyelengara satuan pendidikan Kesetaraan. Demikian dikatakan Koordinator Fungsi Pendidikan Kesetaraan, Kemendikbud, Riset, Dr Subi Sudarto MSi kepada Schoolmedia News di Jakarta, belum lama ini di Jakarta.
Dikatakan dalam siniar (podcast) dengan Presiden Joko Widodo memperingati Hari Pendidikan Nasional 2021 kepada mas Menteri Pendiidkan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dengan lugas Kepala Negara memberikan apresiasi terkait kemajuan dunia pendidikan yang telah dikembangkan dan dinilai menjadi visi Presiden RI. “Pendidikan yang berkualitas dan kompetitif untuk semua. Inklusif sampai ke pinggiran, ke pelosok desa, ke pelosok Tanah Air,” jawab Presiden RI.
Kepala Negara menanyakan apa saja yang telah dilakukan Menteri Nadiem untuk mencapai pendidikan yang berkualitas. “Banyak terobosan penting Merdeka Belajar yang diluncurkan di masa pandemi,” tanggap Nadiem.
Nadiem menjelaskan soal Merdeka Belajar episode pertama, dimana salah satu dari empat pokok kebijkan yang diubah adalah digantinya Ujian Nasional (UN) menjadi Asesmen Nasional (AN). Seperti diketahui, ujarnya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebut Asesmen Nasional sebagai penanda perubahan paradigma evaluasi pendidikan dan menjadi bagian dari kebijakan Merdeka Belajar yang juga didukung penuh oleh Presiden Joko Widodo.
Menurut Subi, Asesmen Nasional nantinya akan terdiri dari tiga instrumen, yakni Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) literasi membaca dan numerasi, Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar. Namun, Kemendikbudristek menjelaskan bahwa tidak semua siswa akan mengikuti Asesmen Nasional. Kemendikbud menerangkan bahwa dalam pelaksanaan Asesmen Nasional, responden siswa akan dipilih secara acak dengan jumlah maksimal 30 orang Siswa SD/MI, 45 Siswa SMP/MTs, serta 45 Siswa SMA/SMK/MA di satuan pendidikan.
Bagi siswa maupun orang tua agar tidak perlu cemas, karena asesmen nasional:
a. Tidak perlu menentukan kelulusan;
b. Tidak diberikan diakhir jenjang;
c. Hasilnya tidak memuat nilai secara individu;
d. Hasilnya diharapkan jadi dasar perbaikan pembelajaran.
"Hasil AN 2021 akan digunakan sebagai data baseline, untuk menilai kinerja satuan pendidikan kesetaraan seperti Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) mengukur capaian pendidikan kesetaraan di wilayahnya masing-masing," ujar Subi yang juga alumni S-3 Sosiologi Universitas Indonesia.
Asesmen Nasional 2021 merupakan Pemetaan Mutu Pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, pendidikan kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Pada Asesmen Nasional 2021 mutu pendidikan diukur dengan 3 (tiga) Instrumen, yaitu :
a. AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) yang mengukur hasil belajar kognitif warga belajar pendidikan kesetaraan dengan mengukur kempampuan Literasi Membaca dan Numerasi;
b. Survey Karakter untuk mengukur sikap, kebiasaan, nilai-nilai sebagai hasil belajar non kognitif;
c. Survey Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas pembelajaran dan suasana sekolah yang menunjang pembelajaran.
Pada pendidikan kesetaraan yang mengikuti asesmen yaitu tutor/pamong, warga belajar dan kepala satuan pendidikan (SKB dan PKBM). Untuk warga belajar pendidikan kesetaraan (Paket A, Paket B, Paket C) pada tingkatan setara Kelas 5, Kelas 8, dan Kelas 11, dengan sampel secara acak. Asesmen Nasional mendorong guru, tutor, pamong untuk mengembangkan kompetensi kognitif sekaligus karakter siswa secara utuh.
Penulis : Eko Schoolmedia
Tinggalkan Komentar