Cari

Kalimantan Selatan, Kota Banjarmasin

SMAN 2 Banjarmasin Hadirkan Program Dialog Kerja Untuk Tingkatkan Kinerja Guru

Program Dialog Kerja SMAN 2 Banjarmasin. Foto: Dok. SMAN 2 Banjarmasin

Schoolmedia News, Banjarmasin – Kepala Sekolah SMAN 2 Banjarmasin mengadakan program Dialog Kerja, yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan akuntabilitas pengelolaan guru pengajar SMAN 2 Banjarmasin. 

"Kadang ada beberapa guru, entah itu Guru Tetap (GT) atau Guru Tidak Tetap (GTT) yang kurang bisa menguraikan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) nya serta target pembelajarannya masing-masing." Ujar Fauzi Rahman Wakasek Akademik SMAN 2 Banjarmasin saat pelaksanaan program Dialog Kerja (30/3).

Program Dialog Kerja sesuai dengan tuntutan Sasaran Kinerja Pegawai yang dilakukan secara Online (SKP Online) yang dilaporkan setiap bulannya. Selain itu, dalam program tersebut para guru akan berkonsultasi mengenai administrasi pembelajaran mulai dari Silabus, Rancangan Program Pembelajaran, Program Semester, Program Tahunan, hingga jurnal harian. 

Terlepas daripada itu, tentunya kegiatan dialog kerja juga bertujuan untuk membangun komunikasi antara pimpinan dengan mitra kerja, dalam hal ini antara Kepala Sekolah dan dewan guru pengajar. 

"Jadi apabila ada temuan masalah pada saat proses kegiatan belajar mengajar, dewan guru bisa berkonsultasi langsung dengan kepala sekolah atau wakil kepala sekolah, guna membantu mencari jalan keluar dari masalah tersebut." ujar H. Mukeniansyah,S.Pd.,M.I.Kom Kepala SMAN 2 Banjarmasin.

 

Baca juga: Pusat Kajian Kuliner dan Gastronomi Nasional Diluncurkan, Kawasan Pengembangan Kepemimpinan Dibangun

 

GTT SEMPAT KHAWATIR

Dialog kerja (Coaching) yang juga melibatkan GTT, juga sempat membuat mereka khawatir, ditemui diruang musik SMAN 2 Banjarmasin, Surya Hadie,S.Pd ini mengaku, ketika mengetahui adanya dialog kerja ini, dia sempat bingung dan khawatir tentang apa saja yang harus dilakukan. Meskipun menurutnya perangkatnya sudah siap, namun dia masih khawatir tentang kesesuaian isi dari perangkat pembelajaran yang dia buat. 

"Khawatir aja sih, karena biasanya perangkat pembelajaran kita ada saja yang kurang atau lepas perhitungannya, entah itu minggu efektif atau yang lain-lain." ujarnya.

Namun setelah melakukan coaching, Surya dan rekan-rekan GTT lainnya merasa lega, karena pada saat coaching, para pimpinan sepenuhnya membimbing sepenuhnya tentang bagaimana membuat adminstrasi pembelajaran yang baik dan benar. 

"Ini justru akhirnya menambah ilmu bagi beberapa rekan pengajar, khsususnya saya sendiri tentang administrasi pembelajaran yang benar" ujar Surya.

Penulis   : Keke Lovina

Editor     : Eko Schoolmedia 
 

Berita Regional Selanjutnya
Komisi VIII DPR Apresiasi Program Sanitasi Berbasis Pesantren Di Tangerang
Berita Regional Sebelumnya
Pemerintah Perlu Optimalisasi PUI Perguruan Tinggi Guna Menjaga Marwah Peradaban Nusantara

Berita Regional Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar