Schoolmedia News, SEOUL - Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun pada hari Selasa (9/2) meminta restoran dan pemilik bisnis lainnya di wilayah Seoul untuk bekerja sama dengan aturan jarak sosial untuk mencegah penyebaran COVID-19 selama liburan Tahun Baru Imlek.
Dilansir dari Reuters (9/2) Korea Selatan itu telah mencoba menekan jumlah infeksi dengan memberlakukan langkah-langkah jarak sosial yang keras, termasuk larangan makan di restoran dalam ruangan setelah jam 9 malam.
Pihak berwenang pada hari Sabtu (6/2) telah melonggarkan jam malam di lebih dari setengah juta restoran dan bisnis lain di luar ibu kota Seoul, membiarkan mereka tetap buka satu jam lebih lama dari waktu yang telah ditetapkan di tengah reaksi publik atas pembatasan ketat untuk menahan virus corona.
Pemilik bisnis dan wiraswasta di Seoul, Provinsi Gyeonggi dan kota pelabuhan Incheon, rumah bagi lebih dari 25 juta penduduk telah mengkritik keras pemerintah karena perlakuan yang tidak adil dan mendorong beberapa sektor bisnis untuk membuka toko mereka sebagai bentuk protes.
"Saya memahami bahwa masyarakar frustrasi, tapi kami telah membuat keputusan setelah pertimbangan yang komprehensif tentang penerimaan sosial dan pendapat yang berbeda," kata Chung dalam pertemuan antar-pemerintah.
Liburan Tahun Baru Imlek dimulai pada 11 Februari, dan puluhan juta orang Korea biasanya melakukan perjalanan ke seluruh negeri untuk pertemuan keluarga selama perayaan tersebut.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (The Korea Disease Control and Prevention Agency/KDCA) telah melaporkan 303 kasus virus korona baru setiap hari pada hari Senin (8/2). Itu membuat total infeksi yang dilaporkan di Korea Selatan menjadi 81.487 dengan jumlah kematian 1.482 jiwa.
KDCA akan mengadakan uji coba vaksinasi COVID-19 di pusat medis dengan suntikan Pfizer pada hari Selasa (9/2) saat negara bersiap untuk memulai inokulasi bulan ini.
Latihan tiruan di National Medical Center di Seoul dilakukan setelah latihan kesiapsiagaan vaksinasi tiga hari minggu lalu di bandara, memobilisasi freezer khusus dan menjalankan skenario seperti serangan teror, pencurian, dan kesalahan transportasi.
Penulis Keke Lovina
Sumber Reuters
Tinggalkan Komentar