Foto: Pixabay
Schoolmedia News, Palangka Raya - Pelajar dan pemuda menjadi kalangan yang paling rentan terpapar radikalisme. Pasalnya, mereka dinilai paling dekat dengan internet.
Kondisi tersebut memudahkan para penyebar paham tersebut untuk memengaruhi mereka agar mengikuti doktrin menyimpang.
Menurut anggota DPR RI uutsan Kalimantan Tengah Willy Midel Yosef upaya pencegahan menjadi tugas dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), sehingga BNPT diharapkan bisa terus menyosialisasikan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila.
"Saya mewakili masyarakat Kalteng duduk di Komisi VII bidang Riset dan Teknologi. Jadi, saya sangat menaruh perhatian terhadap penggunaan teknologi saat ini," ujar Willy, pada Minggu, 27 September 2020, seperti dilansir dari laman RRI.
Baca juga: Kuota Belum Masuk, Guru-Siswa Masih Menunggu Bantuan Kemdikbud
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Agus Pramono menjelaskan, pencegahan terorisme tidak bisa hanya mengandalkan aparat saja, sehingga dibutuhkan peran serta dari masyarakat, terutama orangtua, sebagai bagian terpenting dalam memberikan informasi yang benar kepada anak-anaknya.
Agus juga mencontohkan bagaimana di tahun 2019, terdapat pemuda di Palangka Raya terpapar terorisme karena terpengaruh paham radikalisme dari Aceh, dan hal tersebut didapatkan dari internet.
"Kita berharap orangtua, guru dan tenaga pendidik serta masyarakat, bisa bersama melakukan pencegahan, khususnya di Kalteng dengan memberikan pemahaman tentang hidup ber-Pancasila," ujarnya.
Baca juga: Diikuti 9 Negara, IIBF 2020 Akan Digelar Virtual
Pemerintah Provinsi, kata Agus menambahkan, akan terus melakukan upaya pencegahan dengan berkoordinasi dengan berbagai pihak agar sosialisasi tentang paham yang benar bisa merambah ke sasaran yang lebih luas.
Hai itu untuk memberikan informasi kepada masyarakat, bahwa paham radikalisme bisa mengancam keutuhan negara.
Tinggalkan Komentar