Cari

Umat Hindu Kalbar Diminta Maknai Nyepi dengan Bawa Damai

Foto: Pixabay

 

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Kalimantan Barat Putu Dupa Bandem mengingatkan masyarakat Hindu yang ada di Kalimantan Barat untuk memaknai perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1941 dengan selalu membawa kesejukan dan kedamaian di tahun politik ini.

Pada perayaan Nyepi tahun ini, ratusan umat Hindu di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya menggelar sembahyang malam (Tilem Kesanga) menjelang Nyepi Tahun Baru Saka 1941 di Pura Giri Pati Mulawarman yang terletak di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Rabu malam, 6 Maret 2019.

"Nyepi maknanya adalah kedamaian dan tema yang diangkat untuk perayaan Nyepi tahun ini wujudkan harmonisasi. Di tahun politik maka umat Hindu harus bisa memberikan kesejukan dan kedamaian, jangan terpancing dengan isu dan kabar hoaks," kata Putu.

 

Baca jugaRibuan Pemeluk Hindu Ikuti Tawur Agung di Candi Prambanan

 

Sebelum Nyepi, umat Hindu melakukan Penyucian dengan melakukan upacara Melasti. Di sini, umat membawa segala sarana persembahyangan yang ada di Pura untuk diarak ke pantai atau danau. Laut atau danau bagi umat Hindu, kata Putu, adalah sebagai sumber air suci dan bisa menyucikan segala kotor di dalam diri manusia dan alam.

Sebelum melaksanakan sembahyang malam, umat Hindu melaksanakan upacara Buta Yadnya di segala tingkatan masyarakat, mulai dari masing-masing keluarga, banjar, desa, kecamatan, dan seterusnya, dengan mengambil salah satu dari jenis-jenis sesajian.

Meski tahun ini rangkaian perayaan Nyepi tanpa pawai ogoh-ogoh, Putu mengatakan, pihaknya telah menggantinya dengan ibadah lain, yaitu upacara pecaruan sebagai simbol menjaga keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.

Tujuan utama Hari Raya Nyepi, kata Putu, adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta).

 

Baca jugaTol Bali Mandara Tutup Selama Nyepi

 

Menurutnya, makna Nyepi sendiri diartikan sebagai upaya menahan diri. Ini dilihat dari ritual ibadah yang dilakukan pada Hari Nyepi yang jatuh pada Kamis, di mana umat Hindu berpuasa dari sejak pagi hari hingga Jumat esok hari.

Selama rentang waktu itu umat Hindu tidak mengonsumsi makanan. Ia mengartikan itu sebagai makna mengendalikan diri, tidak keluar, dan bekerja.

Di Pontianak, pusat perayaan Nyepi dilakukan di Pura Giripati Mulamarman dan Sungai Raya (Kubu Raya). Meski demikian ada pula tempat lain yang juga menjadi pusat ibadah selama Nyepi sesuai keberadaan pura. Di Kalimantan Barat tercatat ada 20 Pura dan jumlah umat Hindu sebanyak 23.000 jiwa.

Lipsus Selanjutnya
KPPA Sebut Perkawinan Anak Hambat Indeks Pembangunan Manusia
Lipsus Sebelumnya
Ribuan Pemeluk Hindu Ikuti Tawur Agung di Candi Prambanan

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar