Cari

Hakim MA Meksiko Mundur Ditengah Pertanyaan Mengenai Korupsi

Hakim MA Meksiko Mundur Ditengah Pertanyaan Mengenai Korupsi. foto: foxnews.com

SCHOOLMEDIA NEWS, Mexico City - Seorang hakim Mahkamah Agung Meksiko telah mundur, kata kantor presiden pada Kamis (3/10), setelah hakim tersebut menghadapi pertanyaan mengenai kemungkinan pemeriksaan oleh unit intelijen keuangan Meksiko.

Hakim Eduardo Medina Mora (62) diangkat sebelum Presiden Enrique Pena Nieto pada 2015, dan, menurut media setempat, dijadwalkan bertugas sampai 2030. Di bawah pemerintah terakhir, ia juga menjadi duta besar untuk Amerika Serikat, dan di bawah Presiden Felipe Calderon, menjadi jaksa agung.

 

Baca juga: Menkeu Imbau Jajaran BUMN Tingkatkan Intergritas Guna Hindari Korupsi

 

Presiden Andres Manuel Lopez Obrador menerima permohonan Medina Mora untuk meletakkan jabatan dan akan mengirimnya ke Senat untuk disetujui, kata kantornya, sebagaimana dilaporkan Reuters yang dipantau di Jakarta, Jumat. Tapi kantor Lopez Obrador tidak memberi perincian lebih lanjut. Medina Mora tak bisa dihubungi untuk dimintai komentar.

Lopez Obrador mengatakan kepada wartawan pada Juni bahwa unit intelijen keuangannya, yang menyelidiki pencucian uang dan kejahatan lain keuangan, telah menerima keterangan mengenai Medina Mora dari Pemerintah AS. Ia tak bersedia menjelaskan apakah penyelidikan berlangsung.

Setelah komenter Lopez Obrador pada Juni, kepala dinas intelijen keuangan mengatakan kantornya telah diminta oleh Senat untuk menganalisis transfer keuangan berkaitan dengan seorang hakim, tanpa menyebutkan nama.

 

Baca juga: Mensos Imbau Warga Tidak Eksodus Karena Wamena Mulai Kondusif

 

Unit intelijen keuangan tak bersedia berkomentar pada Kamis, 3 Oktober 2019. Lopez Obrador, seorang veteran sayap-kiri yang menggusur Partai Revolusioner Institusional (PRI), yang berkuasa pimpinan Pena Nieto ketika ia memangku jabatan pada Desember, telah berikrar akan menghapuskan korupsi yang merongrong Meksiko, mulai dari atas.

Kepergian Medina Mora, yang meninggalkan 10 hakim lagi di pengadilan, tidak biasa, kata Ricardo Monreal, Ketua Senat di Gerakan Regenerasi Nasional (MORENA), dari kubu sayap-kiri  yang dipimpin presiden tersebut. "Saya benar-benar meratapi keputusannya, tapi ia telah mempunyai kisahnya sendiri dan kebenaran untuk disampaikan," kata Monreal kepada wartawan.

Sumber: Reuters

Lipsus Selanjutnya
Mensos Jamin Semua Korban Gempa di Ambon Peroleh Bantuan
Lipsus Sebelumnya
Menkeu Imbau Jajaran BUMN Tingkatkan Intergritas Guna Hindari Korupsi

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar