Foto: Pixabay
SCHOOLMEDIA NEWS, Jakarta - Deputi Teknologi Informasi, Energi, dan Material (TIEM) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Eniya Listiani Dewi mengatakan potensi pasar domestik untuk implan mata Rp 3,1 triliun per tahun yang harus diisi dengan produk lokal. Selama ini, kebutuhan tersebut terpenuhi oleh impor.
"Potensi kita dalam satu tahun itu pengembangan implan matanya bisa mencapai pasar Rp 3,1 triliun per tahun," kata Eniya Listiani Dewi di sela-sela Focus Group Discussion Pengembangan Riset dan Inovasi Implan Mata Nasional di Gedung BPPT Jakarta, Kamis, 8 Agustus 2019.
Untuk itu, ia mengatakan perlunya segera ada pengembangan produk implan mata lokal sehingga dapat menggantikan produk impor.
Baca juga: Asosiasi Dosen Sebut Rekrut Rektor Asing Bukan Solusi
Dia mendapatkan informasi dari satu dokter mata yang melakukan puluhan operasi katarak dalam sehari. Operasi tersebut, kata Eniya, bisa terjadi ratusan dalam sebulan.
"Belum lagi operasi katarak yang menjadi program tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan," kata Eniya.
Hal itu, kata Eniya, menunjukkan bahwa potensi pasar implan sebagai menjanjikan. Apalagi, kata Eniya, implan mata juga untuk menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia.
Dia berharap, melalui diskusi terfokus itu akan ada percepatan pengembangan implan mata secara nasional sehingga dapat menjadi solusi untuk menghentikan ketergantungan terhadap impor.
"Target kita menyetop impor dan membantu biaya untuk BPJS agar tagihannya lebih rendah lagi," tutur dia.
Baca juga: Komisi X DPR: Negara Wajib Lindungi Kaum Disabilitas
Contohnya, kata Eniya, implan tulang BPPT di daftar e-Katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bisa lebih murah 70 persen daripada impor.
Eniya juga menyusun rencana agar implan mata juga dapat dinikmati dengan harga terjangkau dan dipenuhi melalui produk lokal. Dia mengatakan industri ke depan harus digandeng untuk mempercepat pengembangan, hilirisasi, dan komersialisasi implan mata.
"Karena begitu industri ok, 'line production' dibuat tiga tahun bisa nongol di e-Katalog," tutur dia.
Tinggalkan Komentar