Cari

Museum ITB Abadikan 105 Tahun Perjalanan Ilmu Pengetahuan dan Inovasi



Schoolmedia News Bandung == Institut Teknologi Bandung (ITB) resmi meluncurkan pembangunan Museum ITB, di Sasana Budaya Ganesha, Sabtu (9/8/2025). Peresmian ini menjadi tonggak penting dalam sejarah kampus yang telah berusia 105 tahun, sejak berdirinya Technische Hoogeschool te Bandoeng pada 1920.

Museum ITB hadir sebagai ruang pelestarian sejarah, pusat edukasi, dan sumber inspirasi bagi generasi mendatang. Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., menegaskan bahwa peresmian ini bukan sekadar membuka gedung baru. “Peristiwa ini bukan sekadar pembukaan sebuah gedung baru, melainkan sebuah penanda penting dalam perjalanan panjang Institut Teknologi Bandung, yang genap berusia 105 tahun,” ujarnya.

Dirancang dengan prinsip edukatif, reflektif, inspiratif, interaktif, dan inklusif, museum ini diharapkan menjadi ruang publik yang mampu menghubungkan masa lalu dan masa depan.

“Kami ingin museum ini tidak hanya sekadar tempat untuk melihat masa lalu, tetapi juga menjadi tempat untuk merenung, mendapatkan inspirasi, dan memicu semangat partisipasi aktif dari seluruh komunitas,” ujar Prof. Tata.

Museum ITB diharapkan menjadi “mercusuar pengetahuan” yang tidak hanya mengabadikan sejarah, tetapi juga menghubungkan masa lalu dan masa depan melalui semangat kolaborasi dan inovasi.

“Museum ini milik kita semua. Mari bersama merawat dan mengisinya dengan kisah-kisah berharga,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Museum ITB, Prof. Dr. Ir. Dermawan Wibisono, M.Eng., mengatakan, perencanaan museum ini dilakukan 11 orang sejak tahun 2017 di sebuah rumah makan soto boyolali.

"Melalui museum ini, kita ingin membentuk center of edutainment. Museum ini, melalui 360 Dome Theatre, akan menayangkan film-film yang memberikan edukasi kepada para pengunjung, di antaranya mengenai tsunami yang memuat penjelasan dari expert dari ITB. Mudah-mudahan melalui museum ini kita jadi paham, tidak menyeramkan tapi menyenangkan, dan orang keluar dari museum ini mendapatkan pengetahuan," ujarnya.

Adapun Wakil Rektor Bidang Komunikasi, Kemitraan, Kealumnian, dan Administrasi (WRKMAA), Dr. Andryanto Rikrik Kusmara, S.Sn., M.Sn., yang juga menjadi Pengarah Museum ITB, mengatakan, museum ini menjadi medium belajar melalui pengalaman. Hal tersebut dapat menjadi kunci untuk setiap orang menjadi bijak.

"Dengan adanya Museum ITB ini, harapannya ratusan tahun ke depan, ini akan menjadi sumber pengetahuan dan kebijaksanaan," tuturnya.

Dengan empat zona utama, museum mengajak pengunjung menelusuri akar sejarah ITB, proses panjang riset dan inovasi, kehidupan sehari-hari sivitas akademika, hingga kontribusi besar para pemikir dan penggerak dari ITB.

Fasilitas seperti ruang eksibisi interaktif dan 360 Dome Theatre memberikan pengalaman imersif yang memadukan teknologi modern dengan narasi sejarah.

Peluncuran Museum ITB melibatkan berbagai pihak, mulai dari sivitas akademika, alumni, hingga donatur kehormatan seperti Theodore Permadi Rachmat, Hilmi Panigoro, Nurhayati Subakat, dan I Nyoman Nuarta, yang turut mendukung pembangunan museum ini.

Dalam peresmian ini ditayangkan video profil museum di 360 Dome Theatre, penandatanganan kanvas oleh pimpinan ITB dan para donatur, tur museum, dan unveiling logo Museum ITB.

Peluncuran Museum ITB ini menjadi komitmen ITB menjaga warisan sejarah sekaligus memperkuat peran sebagai pusat inovasi dan pendidikan di Indonesia. Dengan dukungan sivitas akademika, alumni, dan para mitra, museum ini diharapkan terus berkembang menjadi ruang belajar yang hidup, menginspirasi, dan inklusif, serta menyalakan semangat untuk membangun masa depan bangsa.

Tim Schoolmedia


Lipsus Sebelumnya
Antisipasi Kekerasan dan Perundungan, Wakil Rektor UGM Pantau Kegiatan PIONIR di Fakultas

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar