Cari

Imigrasi Jambi Catat 330 WNA Bersekolah dan Bekerja

Ilustrasi pekerja asing, Foto: Pixabay

 

Kantor Imigrasi Klas I TPI Jambi, mencatat terdapat lebih kurang 330 orang Warga Negara Asing (WNA) yang terdiri dari pelajar atau mahasiswa yang bersekolah di Jambi dan bekerja pada beberapa perusahaan di daerah itu.

Kepala Kantor Imigrasi Klas I TPI Jambi, Heru Santoso, di Jambi mengatakan, dari ke-330 orang WNA tersebut, ada yang terdiri atas pelajar, mahasiswa, anak dan istri atau suami sedangkan sisanya sebanyak 72 orang merupakan pekerja di perusahaan di Provinsi Jambi.

"Pihak Imigrasi Jambi mencatat di wilayah kerjanya terdapat 330 orang WNA yang tersebar di Kota Jambi, Kabupaten Muarojambi, Batanghari, Sarolangun, Bungo dan Tebo," kata Heru, pada Senin, 24 Juni 2019. 

 

Baca juga: Sekda: Jangan Ada Pungli Penerimaan Siswa Baru di Sekolah Negeri

 

Namun dari 72 orang WNA yang bekerja dan tersebar pada 18 perusahaan di Jambi sebagai pekerja, kata Heru, ada memegang jabatan, diantaranya sebagai manager, tenaga ahli maupun yang lainnya.

"Yang jelas bukan pekerja kasar atau buruh." kata Heru.

Delapan belas perusahaan yang memperkerjakan para pekerja asing itu, kata Heru, adalah dari PT Indopak Trending sebanyak dua orang, PT Indoborneso Asia Internasional (2), PT Aneka Bumi Pratama (2), PT Thriveni (6), PT Bohai Driling Service Indonesia (10), kemudian PT Hevilift Aviation Indonesia (2), PT Spice Line Internasional (1), PT Minemex Indonesia (7), PT Inobaja (1), Yayasan Bina Tunas Sejahtera ada delapan orang.

 

Baca juga: Balifokus: ASEAN Harus Sepakat Tolak Impor Sampah

 

Kemudian, Heru melanjutkan, PT Karya Bakri Projects memperkerjakan tiga pekerja asing, Frankfurt Zoological Society (2), PT Star Rubber (10), PT Patel Trading (3), PT Angso Duo Sawit (2), PT Mahan Indo Global (2),PT Spiceling (1), PT Lifeonic General Trading satu pekerja asing.

Heru menegaskan paling banyak dari jumlah 330 orang tersebut 50 persennya merupakan pelajar dan mahasiswa dari sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara seperti mahasiswa atau pelajar dari Malaysia, Thailand, Vietnam dan sejumlah negara lain dari Asia Tenggara.

Kemudian disusul dengan warga negara asing yang tinggal di bersama suami, istri dan anak dari orang asing. Jumlahnya, kata Heru, belum pasti.

Saat disinggung apalah itu semua yang terpantau imigrasi tidak ada kemungkinan masuk dari julur tidak resmi, Heru mengatakan, bisa saja ada, mereka bisa masuk dari Palembang atau jalur jalur lainnya. 
 

Lipsus Selanjutnya
Akademisi Ingatkan Pencemaran Laut Tidak Hanya Sampah Plastik
Lipsus Sebelumnya
Ingatkan Pentingnya Budaya, Festival Sastra Jawa Akan Jadi Agenda Tahunan Pemprov Jateng

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar