Schoolmedia News Jakarta --- Saat ini terdapat 508 dari 514 Kab/Kota yang telah berpartisipasi pada program Sekolah Penggerak. Sebanyak 14.239 satuan pendidikan telah berpartisipasi pada program “Sekolah Penggerak” sejak tahun 2021 hingga 2022, di mana 5.676 di antaranya telah melakukan pengimbasan kepada sekolah sekitar.
Berkaitan dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), ada 156.937 sekolah yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sejak tahun 2021 hingga 2022. Dengan rincian 1) 49.401 sekolah mengimplementasikan IKM Mandiri Belajar, 2) 3.336 sekolah mengimplementasikan IKM Mandiri Berbagi, 3) 89.961 sekolah mengimplementasikan IKM Mandiri Berubah, 4) 14.239 sekolah mengimplementasikan IKM Sekolah Penggerak. Tercatat, sebanyak 1.820.690 pendidik dan tenaga kependidikan yang terdaftar telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sejak tahun 2021 hingga 2022.
“Terkait Bantuan Operasional Sekolah/Pendidikan (BOS, BOP PAUD, BOP Kesetaraan), penyaluran langsung dana BOS ke rekening satuan pendidikan telah mengurangi tingkat keterlambatan sebesar 32 persen atau sekitar tiga minggu lebih cepat dibandingkan tahun 2019. Sedangkan penyaluran langsung BOP ke rekening satuan pendidikan telah mengurangi keterlambatan 1 bulan lebih cepat dibandingkan tahun 2021,” sebut Menteri Nadiem.
Peningkatan satuan biaya BOS dan BOP disesuaikan dengan karakteristik daerah berdasarkan indeks kemahalan daerah, dan peserta didik. Khusus wilayah 3T, rata-rata peningkatan satuan biaya BOS sebesar 49,63 persen dan BOP sebesar 50,89 persen.
Untuk Perencanaan Berbasis Data (PBD), seluruh pemerintah daerah (Pemda) telah mengikuti bimbingan teknis PBD baik kepala dinas pendidikan, kepala bidang PAUD-SD-SMP-SMA-SMK, perwakilan pengawas/penilik Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), MKPS, dan perwakilan kepala sekolah. Sebanyak 282.481 atau 89,82 persen sekolah formal dan 546 atau 99 persen Pemda telah menggunakan Rapor Pendidikan dan 250.498 atau 79,65 persen sekolah formal telah mengunduh Rapor Pendidikan.
Berkaitan dengan capaian literasi, sebanyak 16.868.247 eksemplar buku telah terdistribusi ke satuan pendidikan tahun 2021 hingga 2022, di antaranya 57.087 satuan pendidikan di 3T dan Non-3T, 319 Taman Bacaan Masyarakat pada tahun 2021, 40 perpustakaan daerah pada tahun 2021. Selain itu, ada 442 kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang telah menerima buku bacaan literasi tahun 2021 hingga 2022.
“Saya mengapresiasi soal capaian literasi. Penyediaan buku sudah bagus, banyak pojok baca di terminal dan tempat umum lainnya, sampai ke pelosok. Pelatihan untuk mengelola buku perlu terus ditingkatkan,” ujar Dewi Coryati, anggota Komisi X.
Menyangkut Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD), terdapat 157 kab/kota di 13 provinsi yang telah melaksanakan revitalisasi bahasa daerah selama tahun 2022. Ada 39 Bahasa daerah yang sudah direvitalisasi di mana sebanyak 2.905.311 siswa SD dan SMP, 2.016 pengawas, 104.112 kepala sekolah dan guru, serta 33.764 pegiat bahasa daerah; terlibat dalam RBD. Selain itu, selama tahun 2022, ada 6.167 siswa SD dan SMP yang melaksanakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) dan mencatatkan animo pengunjung sebanyak 15.405 orang.
Untuk program Internasionalisasi Bahasa Indonesia sejak tahun 2021 s.d. 2022, terdapat 52 negara yang terfasilitasi program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Terdapat 496 Lembaga penyelenggara program BIPA, 154.798 orang pemelajar BIPA, 1.708 penugasan pengajar BIPA, dan 2.636 produk penerjemahan.
Berkaitan dengan pemajuan kebudayaan, terdapat 485 Cagar Budaya yang ditetapkan (pada 2020 sebanyak 175, 2021 sebanyak 200, dan 2022 sebanyak 110). Lalu, ada 642 Warisan Budaya Tak Benda yang ditetapkan (pada 2020 sebanyak 153, 2021 sebanyak 289, dan 2022 sebanyak 200). Terdapat 24.993 Cagar Budaya yang dilestarikan (pada 2020 sebanyak 6.922, 2021 sebanyak 7.708, dan 2022 sebanyak 10.363). Telah dilaksanakan 447 kegiatan pengembangan dan pemanfaatan nilai budaya yang diselenggarakan (pada 2020 sebanyak 147, 2021 sebanyak 187, dan 2022 sebanyak 143).
“Animo masyarakat luar biasa terutama pascapandemi Covid-19. Berbagai kegiatan kebudayaan selalu menarik perhatian masyarakat maupun para pemangku kepentingan di daerah sehingga melebihi target yang diharapkan,” pungkas Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar