Schoolmedia News Jakarta ---- Professor of Sookmyung Women’s University, Korea Selatan, Myonghee Kim selaku pembicara pada webinar tersebut menerangkan bahwa pemberian pelatihan pemberdayaan kepada perempuan sangat penting agar mereka memiliki kemampuan mengendalikan diri dalam mengambil keputusan.
Diceritakan Myonghee, pada tahun 2020 Pemerintah Korea telah melakukan penelitian atas penggunaan internet bagi perempuan. Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa akses perempuan dalam TIK masih kecil, sehingga Pemerintah Korea memberikan bimbingan terkait teknologi informasi bagi ibu rumah tangga.
Dari program yang dijalankan tersebut, memberikan hasil yang sangat dramatis. Para ibu rumah tangga semakin sadar akan perlunya penggunaan komputer di rumah, dan program ini dianggap berhasil oleh pemerintah.
“Melalui program ini, saya tekankan betapa pentingnya pendidikan TIK bagi wanita di dalam dunia sehari-hari. Internet dapat membuat tingkat kebahagiaan wanita meningkat, sehingga berdampak pada tingkat kebahagiaan para keluarga yang juga akan meningkat,” tutur Myonghee.
Lebih lanjut disampaikan Myonghee, TIK telah memajukan kewirausahaan perempuan dengan memanfaatkan penggunaannya. “Melalui teknologi online, perempuan dapat menjalankan wirausaha kapan saja dan di mana saja. Berkat teknologi, perempuan bisa menjalankan wirausaha tanpa mengabaikan perannya sebagai ibu rumah tangga,” jelas Myonghee.
Sementara itu, CEO Markoding Amanda Simandjuntak yang juga hadir sebagai pembicara menegaskan partisipasi perempuan dalam teknologi di Indonesia sangat penting. Menurutnya, perempuan memiliki potensi besar untuk dapat berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Berdasarkan data Bank Dunia tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai Rp950 triliun dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 2,9 persen.
“Kita tahu masih terdapat kendala untuk dapat meningkatkan partisipasi perempuan dalam teknologi, mulai dari kepercayaan diri sampai stigma yang melekat di masyarakat. Karena itu, perlu dukungan dari semua pihak dengan kita mulai mengubah mindset, merepresentasikan perempuan yang setara, membentuk support system, hingga dukungan di level kebijakan,” pungkas Amanda.
Tinggalkan Komentar