Schoolmedia News Jakarta ---- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya telah melakukan upaya mitigasi bencana gempa bumi. Dengan cara mengembangkan teknologi sistem isolasi seismik untuk membuat bangunan tahan gempa yang praktis.
Implementasi konsep tersebut bisa diaplikasikan pada gedung lantai 26 dan infrastruktur jembatan dan jalan di sejumlah ruas yang rawan bencana alam sesuai dengan Peta Gempa Indonesia tahun 2017 yang diterbitkan oleh Pusat Gempa Nasional untuk menetapkan Zona Rawan Bencana.
“Kementerian PUPR juga mengembangkan teknologi bangunan tahan gempa yang lebih praktis dan terkini untuk meredam energi gempa, yaitu sistem isolasi seismik tipe Damping Rubber Bearing untuk gedung kantor lantai 26 di Jakarta, serta tipe Lead Rubber Bearing yang telah diterapkan pada beberapa jalan dan jembatan,” jelas Menteri Basuki melalui siaran pers yang diterima InfoPublik pada Kamis (2/3/2023).
Kemudian, Kementerian PUPR bersama Komite Keselamatan Bangunan Gedung (KKBG) akan meningkatkan upaya ketahanan konstruksi bangunan di kota besar dan daerah rawan gempa bumi. Seperti melakukan audit berkala ketahanan konstruksi terhadap guncangan gempa. Serta, melakukan penguatan konstruksi pada bangunan yang belum memenuhi standar.
Dalam mendukung hal itu, Kementerian PUPR bersama Persatuan Insinyur Indonesia (PII) juga merencanakan untuk mengirimkan tim engineer ke Turki. Dalam rangka melakukan pembelajaran terkait masifnya keruntuhan bangunan akibat gempa tektonik yang melanda Turki beberapa waktu lalu.
“Menerapkan standar bangunan tahan gempa melalui mekanisme Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dan penerapan Building Code secara konsisten. Terakhir, menggalakkan pelatihan kepada pelaku pembangunan konstruksi,” jelas Menteri Basuki.
Diketahui, Selain upaya mitigasi terhadap gempa bumi, Kementerian PUPR juga berupaya untuk melakukan mitigasi terhadap bencana lain. Seperti, mengoptimalkan pemanfaatan 222 bendungan yang telah dibangun, normalisasi kali Ciliwung, dan pembangunan Sodetan Ciliwung untuk menghadapi La Nina.
Sementara untuk menghadapi El Nino, Kementerian PUPR membentuk Unit Pengelola Bendungan (UPB) untuk mensiagakan bendungan, serta kegiatan operasi dan pemeliharaan pada sumur-sumur bor.
Untuk bencana hidrometeorologi yang lain seperti banjir rob yang terjadi di Semarang dan Pekalongan, Kementerian PUPR melakukan penanganan jangka pendek dengan penambahan pompa, dan jangka panjang dengan penambahan jumlah pintu air di rumah pompa. Kemudian, untuk mengurangi land subsidence di Jakarta, dibangun SPAM dengan skema KPBU serta pembangunan tanggul laut.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar