Ilustrasi kabin pesawat, Foto: Pixabay
Mudik pada saat lebaran Idul Fitri tidak saja menjadi milik warga Indonesia di tanah air. Bagi mereka yang menetap dan bekerja di Kerajaan Inggris dan Republik Irlandia pun ikut ramai-ramai mudik Lebaran 2019.
Berbeda dengan mudik di dalam negeri yang paling jauh adalah lintas pulau, mudik dari perantauan di luar negeri apalagi yang jauh seperti Eropa dan Amerika, memiliki tingkat kesulitan tersendiri yaitu dalam masalah biaya perjalanan.
Pemudik di tanah air bisa menikmati keuntungan karena banyak perusahaan swasta, BUMN, lembaga-lembaga amal dan pemerintah sejak beberapa tahun menyediakan transportasi gratis bagi warga Indonesia yang tinggal di Jakarta untuk pulang kampung ke sejumlah daerah.
Bagi warga Indonesia yang tinggal dan bekerja di Inggris, mereka harus mudik dengan naik pesawat terbang tentunya harus mengeluarkan biayanya yang tidak murah. Untuk itu, mereka pun harus pandai mencari tiket pesawat yang paling murah.
Terkait dengan tingginya harga tiket pesawat dari perusahaan penerbangan dalam negeri, mereka sangat menyayangkan hal tersebut. Salah satunya, maskapai Garuda Indonesia. Mereka menilai, Garuda Indonesia memiliki penerbangan rute Jakarta-London tergolong mahal, sehingga kebanyakan mereka memilih penerbangan asing.
“Harga tiketnya (Garuda) mahal,” ujar Hany Wulandari salah seorang WNI di Inggris yang kali ini memilih mengunakan maskapai penerbangan Malaysia Airlines untuk mudik lebaran.
Bagi Hany, pekerja migran di Inggris sejak beberapa tahun lalu itu, mudik lebaran merupakan impiannya seperti juga warga Indonesia yang bekerja di Kerjaaan Inggris lainnya. Untuk menyiasatinya, Hany mengatakan, ia harus menabung agar bisa membeli tiket yang paling murah yakni mencapai sekitar Rp 10 juta pergi-pulang.
Kiat mencari tiket murah dilakukan oleh para pemudik dengan telaten untuk menelisik perusahaan penerbangan yang bisa membawa mereka pulang ke tanah air dengan biaya yag terjangkau, meskipun harus singgah di negara lain.
Mudik lebaran kali ini juga dilakukan oleh Betty Putrajaya. Ia bekerja di Kedutaan Brunei Darussalam di London. Ia lebih memilih perusahaan penerbangan Ethiad untuk pulang kampung bersama putrinya Alya.
“Alhamdullilah dapat tiket dan Insya Allah saya bisa ketemu dengan ibu yang tinggal di Palembang,” ujar perempuan Indonesia yang sudah menetap lama di London itu.
Pilihan mendapatkan harga tiket pesawat murah juga harus dilakukan gadis yang bekerja di perwakilan BNI London, Nyi Raden Dimitri Nuralam Wiriakusumah. Tahun ini, ia mudik bersama sang ibunda Lusi Ana.
“Alhamdulillah kami dapat tiket penerbangan Qatar untuk tanggal 31 Mei dan balik ke London lagi nanti pada 22 Juni,” ujar Lusi Ana sang bunda dengan menambahkan bahwa putriyalah yang membelikan tiket untuk mereka berdua.
“Lumayan dapat harga 570 poundsterling," kata Lusi yang pernah berkerja mengelola Wisma Caraka milik KBRI London.
Kesempatan bertemu sanak-saudara dan kerabat menjadi tujuan utama para pemudik dengan memanfaatkan momentum Idul Fitri. Kegiatan ini sudah menjadi tradisi bagi para perantau untuk pulang kampung, apalagi sekarang di Indonesia diberikan cuti bersama sehingga waktu libur menjadi lebih panjang.
Mudik lebaran dan berkumpul dengan sanak keluarga juga merupakan impian banyak warga Indonesia yang tinggal dan bekerja di Inggris.
“Ya senang bisa berlebaran bersama ayah bunda,” ujar Lusi yang menikah dengan Tongki Hermono, karyawan di KBRI London.
Lain lagi dengan kisah mudik tiga pemuda yang bekerja di kapal pesiar Royal Caribian yang mangkal di Southampton, Inggris yang memilih mengunakan penerbangan Turkish Airlines sebagai transportasinya.
“Kebetulan ada liburan pas jatuh saat menjelang Hari Raya,” ujar Yudhi Pramono bersama dua rekannya Davis yang tinggal di Bandung dan Roni dari Tanjung Priuk, Jakarta.
“Kami bekerja selama tujuh bulan secara terus menerus dan mendapat libur selama tiga bulan tanpa mendapat gaji hanya saja kami mendapat jatah tiket untuk pulang ke Indonesia,” ujar Yudhi tamatan dari Universitas Sahid.
Kesempatan untuk pulang ke Tanah Air, bagi Davis, sungguh menggembirakan.
"Tentunya ini kesempatan yang bagus, kami senang karena belum tentu tahun depan libur kami tepat hari raya juga," ujar Davis yang bekerja di Kapal Pesiar sejak tahun 1993.
Setiba di bandara Jakarta, Davis mengatakan, ia akan melanjutkan perjalanan langsung ke Bandung dengan mode transportasi umum melalui jalan darat.
Ketiga pria muda itu bekerja di bagian Restoran di dalam kapal pesial Royal Caribian Crusline RCCL dan wajah mereka terlihat penuh semangat untuk menghabiskan waktu libur sekaligus berlebaran di rumah keluarga.
Soal harga tiket pesawat, mantan ketua Diaspora Indonesia UK, Cathy Paat mengatakan jika pada tahun 2014 pernah menandatangani perjanjian kerjasama dengan Maneger Garuda di London tentang potongan harga 10 persen dari harga tiket dan tambahan bagasi sebanyak 10 kilobagi WNI yang tinggal di Inggris.
"Dulu hanya dengan menggunakan passpor Indonesia kami bisa mendapat diskon hingga 10 persen plus tambahan 10kg bagasi., tetapi harus beli langsung di kantor Garuda di London,” ujar Cathy yang menyayangkan program tersebut kini sudah tidak ada.
Perjalanan panjang harus ditempuh oleh WNI di Eropa. Mereka harus melintasi benua Eropa dan Asia menuju Indonesia di Asia Tenggara.
Oleh sebab itu banyak pemudik yang sudah meninggalkan Inggris sebelum bulan suci Ramadan dengan maksud bisa mendapatkan harga tiket lebih murah karena masih" low season" dan anak sekolah belum libur.
"Pada saat musim libur harga tiket pun akan melambung. Andaikan ada program mudik gratis seperti di tanah air,” ujar mereka.
Tinggalkan Komentar