Schoolmedia News Paser --- Wakil Ketua Komisi X DPR -RI, Dr. Ir. Hetifah Sjaifudin, MPP, mengatakan PBD (Perencanaan Berbasis Data) bukan sekedar perubahan teknis dalam penyusunan/perencanaan anggaran, namun, PBD merupakan sebuah alat bantu untuk mencapai suatu perubahan perilaku dan pola pikir yang lebih rasional, transparan, dan akuntabel dalam perencanaan program dan anggaran satuan pendidikan.
"Singkat kata, PBD menjadi alat bantu untuk mentransformasi pelayanan pendidikan menjadi lebih berkualitas dan berkelanjutan," ujat Hetifah Sjaifudin dalam kegiatan Workshop Pendidikan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi bersama Komisi X DPR-RI, yang merupakan wujud kerjasama antara lembaga legislatif dan pemerintah untuk meningkatkan efektivitas kebijakan pemerintah di bidang Pendidikan. Workshop Pendidikan pada hari ini mengusung tema “Peningkatan Kualitas Layanan PAUD melalui Perencanaan Berbasis Data”.. Kegiatan dibuka oleh Plt Direktur Pendidikan Anak Usia Dini, Komalasari dan dihadiri M. Yunus Syam, S.Pd., M.Si, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Paser.
Lebih dari 150 peserta hadir menjadi peserta yang terdiri dari Dinas Pendidikan KabupatenKota di Provinsi Kalimantan Timur, Pokja Bunda PAUD se Kalimantan Timur, pengurus organisasi profesi dan pendidikan dan tenaga pendidik se Kalimantan Timur, Guru Penggerak PAUD dan Kepala Sekolah Penggerak.
"PBD adalah sesuatu yang baru dan tentu membutuhkan adaptasi. Namun, perlu dipahami bahwa PBD justru menjadi solusi dari masalah yang kerap terjadi pada satuan pendidikan, diantaranya : PAUD kerap bergantung pada BOP. Begitu dana cair, PAUD cenderung ‘kalap’ membelanjakan anggaran di SIPLAH tanpa perencanaan memadai Umumnya, pilihan jatuh pada sarpras dengan pola pikir “Yang penting dibelanjakan dan uangnya tidak kembali ke kas negara" Akibatnya, seringkali sarpras yang dibeli tidak sesuai kebutuhan," ujarnya.
PBD menjadi alatbantu, sedangkan ujung tombak adalah pelaku/satuanpendidikan. Sebaik apapun alat bantu yang digunakan, tidak akan optimal tanpa kesungguhan pelaku untuk belajar dan mengimplementasikan PBD di satuan pendidikan masing-masing.
Sebagai ujung tombak keberhasilan peningkatan kualitas pelayanan PAUD, saya mengajak Bapak Ibu untuk semangat mempelajari dan mencoba program ini. Pada akhirnya, PBD hanyalah sebuah alat bantu, sedangkan ujung tombaknya adalahpelaku yang melakukan assesmen, perencanaan, serta implementasi program.
Pemerintah global menyadari pentingnya pengambilan kebijakan/perencanaan anggaran pendidikan berbasis data Sadari hal tersebut, UNESCO terbitkan web untuk memfasilitasi Menteri pendidikan di seluruh dunia untuk memanfaatkan EMIS Education Management Information System (EMIS) Melalui pemanfaatan Big Data dalam membuat rencana pendidikan, Cina menempati posisi 1 skor PISA 2018.
UNESCO meluncurkan website yang memfasilitasi para Menteri pendidikan di seluruh dunia untuk mampu merancang program dan kebijakan berbasis data. Cina menempati posisi tertinggi skor PISA 2018 Sistem pendidikan Cina mengumpulkan data dari seluruh elemen pendidikan (guru, murid, orang tua) sebagai dasar dalam pengambilan keputusan perencanaan pendidikan jangka panjang.
Penulis Eko
Peliput dan Foto Awang
Tinggalkan Komentar