Cari

Kemen PPPA dan Unicef Ajak Masyarakat Lindungi Anak Sejak Usia Dini Dari Bahaya Internet

 

Schoolmedia News Jakarta --- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga menghadiri Festival Anak Jawa Tengah dalam rangka Puncak Rangkaian Peringatan Hari Anak Nasional Provinsi Jawa Tengah di Kabupaten Banyumas secara online melalui zoom meeting. Menteri PPPA menyapa dan mengucapkan Selamat Hari Anak Nasional tahun 2022, kepada seluruh anak yang hadir hari ini. 

“Peringatan HAN ini bukanlah sekedar selebrasi, tetapi momen penting untuk mengingatkan bahwa kita semua, khususnya anak-anak, bisa berbuat sesuatu untuk bangsa ini. Mari bapak, ibu kita ciptakan lingkungan yang lebih positif, suportif dan ramah anak, bagi seluruh anak sebagai generasi muda penerus bangsa. Untuk anak-anakku sekalian tetap semangat belajar dan meraih cita-cita kalian setinggi mungkin,” ujar Menteri PPPA. 

Pada momentum HAN ini, Menteri PPPA mengajak masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih suportif dan ramah bagi anak Indonesia, serta penggunaan internet yang positif untuk mengurangi kekerasan, eksploitasi, dan pelecehan seksual secara daring. Menurutnya, anak adalah generasi penerus bangsa yang perlu kita lindungi dari bahaya, termasuk bahaya yang mengancam di internet.

“Berkembang pesatnya laju teknologi dan informasi banyak memberikan hal positif bagi anak-anak. Namun, sangat disayangkan, ibarat pisau bermata dua, internet juga banyak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan kejahatan pada anak-anak seperti perundungan siber, kekerasan dan eksploitasi seksual anak online. Maka dari itu, disinilah peran dan tugas kita bersama untuk melindungi anak dari bahaya negatif perkembangan internet,” kata Menteri PPPA. 

Dalam kesempatan tersebut, Menteri PPPA juga menyampaikan ucapan selamat kepada Provinsi Jawa Tengah yang telah memperoleh penghargaan Provila (Provinsi Layak Anak) dimana seluruh Kabupaten/Kotanya mendapatkan predikat Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA). Selain itu, Menteri PPPA juga melakukan Pengukuhan Bunda Forum Anak Di Provinsi Jawa Tengah Dan Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah. 

“Hal ini menjadi sebuah pengingat bahwa pentingnya peran Gubernur dalam melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah dalam mewujudkan Kabupaten/Kota Layak Anak.  Diharapkan kedepan dan seterusnya penyelenggaran progam KLA akan dilakukan bersama antara provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Ini sekaligus memenuhi amanat dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintah Daerah,” ungkap Menteri PPPA. 

Menteri PPPA juga mengapresiasi pengembangan aplikasi “Jogo Konco”. Selain sebagai aplikasi ramah anak, Jogo Konco merupakan sarana bagi anak-anak untuk menyampaikan pendapat, ide, pandangan atau curahan hatinya tentang hak anak yang akan direspon oleh forum anak sebagai teman sebayanya, Jogo Konco juga sebagai media bagi anak untuk berkomunikasi ketika mengalami atau melihat atau merasakan adanya kekerasan, perlakuan salah, penelantaran dan eksploitasi terhadap anak di sekitarnya. Hal ini merupakan salah satu cara inovatif untuk membangun kesadaran yang lebih besar tentang keamanan online.

“Tentu kami ingin melihat monitoring dari penggunaan aplikasi ini, jika hasil evaluasinya menunjukkan hasil yang baik, bukan tidak mungkin kami akan memperkenalkan ‘Jogo konco” dan mendorong Kepala Daerah yang lain untuk membuat platform serupa untuk semua anak Indonesia melalui Forum Anak Nasional. Akhir kata, harapan kami, Festival Anak Jawa Tengah hari ini dapat memberikan kebahagiaan serta manfaat untuk anak-anak Jawa Tengah,” ujar Menteri PPPA. 

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Perlindungan Anak UNICEF Indonesia, Milen Kidane mengatakan bahwa kekerasan, ekploitasi, dan perlakuan salah tidak terbatas dalam bentuk konvensional yang dialami anak-anak secara langsung, namun seiring dengan kemajuan digital yang pesat, begitupula ekploitasi kekerasan di ranah daring.

Seperti kita tahu Indonesia memiliki tingkat penetrasi internet yang tinggi sekitar 75% atau 190,7 juta orang Indonesia terhubung internet dan hampir sertengahnya mengakses melalui smartphone, konektivitas ini adalah kesempatan luar biasa untuk mengakses informasi, tetapi di saat yang sama juga menimbulkan resiko yang dapat mengancam keselamatan anak-anak kita.

"Internet memberikan peluang untuk anak-anak dan remaja tanpa batas untuk mengakses ifnromasi, budaya, komunikasi dan hiburan yang dapat meningkatkan kreatifitas dan memperluas wawasan mereka, tetapi juga peluang ini diikut pemerintah perlu memahami ancaman ekploitasi. hari ini dimulainya upaya tiga tahun kedepan UNICEF dan mitra dengan membuat lingkungan daring lebih aman bagi semua anak, bersamaan denan pelucuran jogo konco ini saya optimis, kita bisa bersama dengan berbagai cara melindungi anak-anak di lingkungan digital,” ungkap Milen. 

Hadir pula dalam acara tersebut, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Bupati Banyumas, Achmad Husein beserta jajarannya dan Asisten Deputi Perlindungan Khusus Anak dari Kekerasan, Ciput Eka Purwanti. 

Keluarga Pilar Pertama

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kemenko PMK Femmy Eka Kartika Putri menyatakan, orang tua dan masyarakat memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak.

“Anak-anak tidak boleh lepas dari pengawasan dan bimbingan dari orang tua, maupun lingkungannya agar kita bisa mengurangi permasalahan yang terjadi pada anak” kata Femmy pada Webinar Hari Anak Nasional 2022 bersama Maju Perempuan Indonesia (MPI) dan DWP KBRI Kuwait City.

Saat ini, permasalahan anak kerap masih menjadi tantangan yang harus segera diatasi agar Indonesia benar-benar mampu  mewujudkan generasi emas dan berkualitas.

Femmy menyebutkan beberapa di antara masalah yang terjadi pada anak yaitu pornografi dan pornoaksi termasuk perilaku seks, nikah muda, merokok, kekerasan, perundungan, dan konflik sosial. Di samping itu, penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya.

“Pencegahan harus dimulai dari keluarga dan masyarakat, anak harus diberikan dedikasi moral etika dan budaya yang baik. Serta harus membangun ikatan emosional, anak harus diperhatikan dan dipahami,” ujar Femmy.

Selain itu, lanjut Femmy, seluruh masyarakat, pemerintah dan stakeholder juga harus mengambil peran dalam perlindungan dan pemenuhan hak anak.

“Kita tahu perilaku berisiko pada anak masih banyak terjadi di masyarakat dan cukup memprihatinkan. Oleh karena itu, Kita harus memperkuat koordinasi kebijakan lintas sektor, pemetaan program kegiatan antar K/L, dan membangun komunikasi dan Kolaborasi, karena kita tidak bisa bekerja sendiri,” tuturnya.

Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) menurut Femmy merupakan momentum yang tepat untuk mengingat kembali mengenai pentingnya pemenuhan hak dan perlindungan anak.

Hari Anak Nasional juga merupakan momentum yang tepat untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak-anak Indonesia.

"Anak-anak Indonesia harus tumbuh dan berkembang secara sehat jasmani dan rohaninya, tumbuh kembangnya harus optimal, dan memiliki masa depan yang cerah, bebas dari segala bentuk kekerasan," katanya.

Turut hadir dalam webinar, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof dr Endang Achadi, Ketua Komisioner KPAI Dr Susanto, Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Keluarga, Pemuda dan Olahraga Bappenas Woro Srihastuti dan para per serta webinar. 

Lipsus Selanjutnya
 Komisi Yudisial Menerima 721 Laporan Masyarakat dan 643 Surat Tembusan Terkait Prilaku Hakim
Lipsus Sebelumnya
Cegah Tindak Pidana Perdagangan Orang, Pemerintah Persiapkan RPerpres RAN PP TTPO

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar