Cari

Indonesia Berada di Urutan Kedelapan Sebagai Negara Yang Cepat Melakukan Vaksinasi

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, pada Senin, 5 April 2021, bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: BPMI Setpres/Kris

Schoolmedia News, Jakarta - Menteri Kesehatan atau Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksinasi massal Covid-19 di Indonesia telah mencapai 12,7 juta vaksinasi, dibandingkan minggu lalu yang berada di angka 10 juta. Artinya, terjadi peningkatan sebesar 2,5 juta vaksinasi dalam seminggu. Hal tersebut, membuat Indonesia menempati posisi ke 8 dunia terkait negara yang cepat dalam melaksanakan vaksinasi bagi masyarakat. 

“Per kemarin kita sudah bisa mencapai 12,7 juta vaksinasi. Dibanding minggu yang menembus 10 juta, jadi dalam satu minggu kita sudah bisa menambah 2,5 juta vaksinasi per minggu. Menempatkan Indonesia di posisi ke-8 dunia,” ujar Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan, di Kantor Presiden, Jakarta, pada Senin (5/4).

Saat ini,  banyak dari beberapa negara di Eropa, Asia dan Amerika Selatan yang mengalami lonjakan ke tiga kasus aktif Covid-19. Adanya lonjakan tersebut membuat negara-negara yang memproduksi vaksin di negara yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 untuk mengarahkan vaksinnya agar dipergunakan untuk negara-negara tersebut. Akibatnya ratusan negara di dunia termasuk di Indobnesia mengalami keterbatasan supply vaksin, 

“Mengenai perkembangan di dunia terkait produksi dari vaksin. Karena banyak dari beberapa negara Eropa, di Asia seperti India, Filipina, Papua Nugini  dan beberapa di negara Amerika Selatan seperti Brazil terjadinya lonjakan ke tiga dari kasus aktif Covid-19. Sehingga akibatnya negara-negara yang memproduksi vaksin dilokasi-lokasi tersebut yang terjadi di lonjakan ketiga mengarahkan agar vaksinnya tidak boleh keluar hanya boleh di pakai di negara tersebut.” ujar Budi

 

Baca juga : BEM SI : Tidak Ada Kaitannya Antara Terorisme Dengan Agama Tertentu

 

Jumlah vaksin yang diterima untuk bulan Maret – April masing-masing sebanyak 15 juta dosis atau sekitar 30 juta dosis untuk dua bulan. Sekarang, hanya mendapatkan 20 juta dosis vaksin untuk dua bulan. Akibatnya, pemerintah mengatur kembali laju pelaksanaan vaksinasi agar tidak terjadi kekosongan stok vaksin di Indonesia dan dapat kembali normal pada bulan Mei.

“Jumlah vaksin yang tadinya tersedia untuk bulan Maret dan April masing-masing 15 juta dosis  atau totalnya dua bulan adalah 30 juta dosis kita hanya bisa dapat 20 juta dosis.  Sehingga akibatnya laju vaksinasinya agak kita atur kembali. mudah-mudahan di bulan Mei bisa kembali normal sehingga kita bisa melakukan vaksinasi dengan terus meningkat. “ ujarnya

Oleh karena itu, dengan keterbatasan supply  vaksin prioritas penerima vaksinasi harus di perjelas. Menurut data dari 1,5 juta yang sudah terpapar, lansia atau usia diatas 60 tahun hanya sekitar 10 persen. Tetapi, dari 100 persen yang wafat lansia mencapai 50 persen. Hal ini memperjelas, bahwa orang dengan usia diatas 60 tahun sangat beresiko tinggi terkena Covid-19 dan wafat .

Dengan adanya keterbatasan vaksin di bulan April akan diarahkan untuk lansia terlebih dahulu, selanjutnya jika ada sisa akan diberikan kepada guru yang rencananya semua guru akan di vaksinasi sampai bulan Juni mendatang. 

Lipsus Selanjutnya
Google Doodle Ingatkan Pentingnya Pakai Masker dan Jaga Jarak
Lipsus Sebelumnya
Shalat Tarawih dan Idul Fitri Diperbolehkan Dengan Tetap Patuhi Protokol Kesehatan Ketat

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar