Walikota Bogor Promosikan Sekolah Ibu Pada Seminar Internasional di IPB. Foto: IPB
SCHOOLMEDIA NEWS, Bogor - Sekolah Ibu dibuat untuk menyelamatkan keluarga dari permasalahan sekaligus meningkatkan kapasitas ibu dalam mengurus rumah tangga dan mendidik putra-putri mereka. Walikota Bogor, Bima Arya mengatakan hal tersebut di hadapan peserta The 2nd International Seminar on Family and Consumer Issues in Asia Pacific (ISFCI) di Ruang Kuliah Gedung C Sekolah Bisnis (SB), Bogor, Jawa Barat.
Seminar internasional ini berlangsung pada 5-6 Agustus dan bertujuan untuk menghimpun para pakar bidang studi keluarga, perkembangan anak, dan konsumen.
Saat ini, kata Bima Arya, Kota Bogor sedang mengembangkan Program Sekolah Ibu yang merupakan kerjasama dengan Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University. Melalui program ini, pemerintah daerah setempat mengumpulkan ribuan ibu-ibu di Bogor untuk memperkuat ketahanan keluarga.
"Sekolah Ibu dibuat untuk menyelamatkan keluarga dari permasalahan sekaligus meningkatkan kapasitas ibu dalam mengurus rumah tangga dan mendidik putra-putri mereka and dealing with her husband too,” ujar Bima Arya.
Baca juga: Jokowi Resmikan Gedung Baru Sekretariat ASEAN
Dalam seminar ini, para pembicara tidak hanya membahas infrastruktur melainkan ada faktor lain yang harus diperhatikan yaitu aspek psikologis keluarga. Sekolah Ibu yang dipimpin oleh Prof Ujang Sumarwan, Guru Besar sekaligus Dekan Fema IPB University ini merupakan langkah awal mewujudkan Bogor sebagai Kota Ramah Keluarga dan Kota Ramah Anak.
Menurut Prof Ujang, komitmen IPB University dalam mendukung kota Bogor sebagai Kota Keluarga menjadi salah satu program yang dilakukan oleh Fema melalui dialog-dialog keilmuan dengan Pemerintah Kota Bogor dikurip laman ipb.ac.id Jumat 9 Agustus 2019.
“Bogor ini menjadi salah satu kota yang sangat responsif untuk pembangunan keluarga dalam visinya. Saya pikir ini unik, kemungkinan Bogor ini satu-satunya kota di Indonesia yang secara tegas menempatkan keluarga dalam visinya dimana berbagai aspek semua pembangunan dilihat dari sudut kacamata keluarga,” ujarnya.
Melalui seminar ini, pihaknya berharap muncul pemikiran-pemikiran yang membantu keluarga dan anggota keluarga untuk menyelesaikan berbagai masalah yang timbul di era digital.
“Sering kali keluarga tidak memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Bantuan dari berbagai pihak dan salah satunya adalah dari para pakar sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan dalam keluarga,” ujarnya.
Baca juga: Sambut Idul Adha, SDN Padang Ajari Siswa untuk Berkurban Telur
Seminar ini menghadirkan beragam narasumber, yakni para pengajar dan praktisi ilmu keluarga dan konsumen dari beberapa negara. Mereka diantaranya, Yasuyuki Takahashi dari University of Niigata Prefecture, Jepang, Dr Youjeong Park, Dr Jaerim Lee dan Prof John Brady, T. PhD dari Seoul National University, Korea, Profesor Tengku Aizan dari University Putra Malaysia dan Prof Ujang Sumarwan dari IPB University Indonesia.
Para peserta membahas materi antara lain Challenging Child Issues in Japan and South Korea, Challenging Familiy Issues in Malaysia dan South Korea dan Challenging Consumer Issues in Indonesia dan Global. Peserta seminar ini berasal dari Indonesia, Malaysia, Korea dan Jepang.
Tinggalkan Komentar