Ilustrasi siswa, Foto: Freepik
SCHOOLMEDIA NEWS, Teluk Wondama - Penyelenggaraan pendidikan di kampung perbatasan sebelah selatan Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, dinilai belum berjalan maksimal bahkan jauh tertinggal dibanding daerah lain. Jumlah tenaga pengajar minim dan hal ini sangat berdampak pada aktivitas belajar anak-anak di daerah tersebut.
Kondisi tersebut, kata Kepala Distrik Teluk Duairi Derek Korwa juga terjadi di wilayahnya. Menurut Derek, jumlah guru di daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Nabire, Papua, ini tak sebanding dengan murid dan ruang kelas.
“Banyak sekolah kekurangan tenaga guru sehingga proses belajar mengajar di sekolah tidak berjalan dengan baik. Sejak saya masuk menjabat kepala distrik, saya sudah cek semua, layanan pendidikan tidak jalan dengan baik," kata Korwa, Kamis, 1 Agustus 2019.
Baca juga: Guru SMK di Papua Wajib Kuasai 2 Mapel
Korwa menjelaskan, akibatnya, proses belajar mengajar sering terputus karena jumlah guru terbatas. Bahkan, kata Korwa, ada sekolah bahkan hanya memiliki dua orang guru. Karena kondisi itu, Korwa menjelaskan, siswa sering diliburkan ketika guru yang bertugas sedang ada urusan lain.
Dia mencontohkan di SD Negeri Yopanggar. Sekolah di kampung yang berbatasan dengan Kabupaten Nabire ini sampai sekarang hanya diasuh dua orang guru. Alhasil sekolah sering libur sehingga bisa berdampak buruk pada kemampuan para peserta didik.
Pihaknya, kata Korwa, sudah melaporkan persoalan ini kepada Dinas Pendidikan. Ia berharap dinas menanggapi secara serius agar aktivitas pendidikan berjalan normal layaknya daerah lain.
“Bulan lalu saya sudah menghubungi pihak Dinas Pendidikan, tolong tempatkan guru di SD Yopanggar. Kami berada daerah perbatasan, kalau seperti ini harusnya malu dengan tetangga," ucapnya.
Baca juga: Sekolah di Tenda, Kegiatan Belajar Mulai Pulih Akibat Gempa Halmahera
Mantan Sekretaris Dinas PU ini berharap usulan penambahan guru di SD Yopanggar bisa segera dijawab agar anak-anak di kampung paling selatan di Wondama itu tidak kehilangan masa depan karena tidak mendapat pendidikan yang baik.
“Saya harap bisa ditindaklanjuti di tahun ajaran baru ini, guru-gurunya dilengkapi sekaligus dengan fasilitas lengkap sehingga proses belajar mengajar berjalan lancar,“ kata Korwa.
Tinggalkan Komentar