Cari

Merayakan HUT ke-80 TNI di Jantung Ibu Kota: Monas Ditutup, Rakyat Tetap Bersatu di Silang Monas



Schoolmedia News Jakarta == Suasana  pagi itu berbeda. Minggu, 5 Oktober 2025, kawasan Tugu Monumen Nasional (Monas) yang biasanya dipenuhi wisatawan domestik dan mancanegara mendadak lengang. Pagar pembatas terpasang rapat, petugas keamanan bersiaga, dan papan pengumuman bertuliskan penutupan sementara terpampang jelas. Bukan tanpa alasan, hari itu Monas menjadi saksi peringatan HUT ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.

Sejak subuh, mobilisasi peralatan tempur, armada pendukung, hingga pasukan upacara tampak bersiap di kawasan inti Monas. Penutupan area tugu menjadi langkah antisipasi demi kelancaran jalannya acara formal kenegaraan. Monas akan dibuka kembali setelah acara resmi selesai. Waktu pastinya situasional, tergantung kondisi di lapangan, ujar salah satu petugas pengamanan di lokasi.

Meski begitu, denyut perayaan tetap terasa kuat. Ribuan warga ibu kota justru memilih berkumpul di kawasan Silang Monas. Dari area inilah masyarakat bisa menyaksikan parade megah 1.047 alutsista, mulai dari kendaraan tempur lapis baja hingga persenjataan modern yang menjadi kebanggaan negeri.

Langit Jakarta pun menjadi panggung atraksi udara. Deru mesin pesawat tempur memecah angkasa, membentuk formasi akrobatik yang memukau. Sorak-sorai penonton terdengar riuh setiap kali jet melintas rendah di atas kepala, membangkitkan rasa haru sekaligus bangga.

Seorang ayah muda yang datang bersama putranya berujar, Kami sengaja datang lebih pagi agar anak bisa lihat langsung pesawat tempur TNI. Ini momen langka, sekaligus cara mengenalkan cinta tanah air sejak dini.

Sejarah mencatat, Monas telah lama menjadi ruang simbolik peringatan HUT TNI. Sejak dekade 1970-an, kawasan Monas kerap dipilih sebagai titik utama parade militer, karena letaknya yang berada di pusat ibu kota sekaligus merepresentasikan denyut kebangsaan. Dari situlah rakyat bisa menyaksikan secara langsung perkembangan alutsista dan kekuatan pertahanan negeri.

Pada 5 Oktober 1995, misalnya, saat TNI merayakan usia ke-50, Monas menjadi pusat peringatan besar dengan defile ribuan pasukan dan atraksi udara yang dikenang hingga kini. Tradisi itu berlanjut di tahun-tahun berikutnya, menjadikan Monas bukan hanya monumen perjuangan, tetapi juga ruang kebersamaan rakyat dan tentaranya.

Dalam amanatnya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa peringatan ini adalah momen refleksi sekaligus tekad untuk memperkuat pertahanan bangsa.

Delapan puluh tahun TNI adalah delapan puluh tahun pengabdian. TNI lahir dari rakyat, berjuang bersama rakyat, dan akan selalu bersama rakyat. Di tengah dinamika dunia yang semakin kompleks, kita harus menjaga kekuatan ini agar Indonesia tetap berdiri tegak sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat  ujar Presiden dengan suara tegas.

Prabowo juga mengingatkan bahwa modernisasi alutsista harus berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan prajurit dan kedekatan TNI dengan masyarakat. Kekuatan TNI bukan hanya pada senjata canggih, tetapi pada semangat juang prajurit dan kepercayaan rakyat yang tidak pernah padam, tambahnya.

Peringatan HUT ke-80 TNI di Monas tahun ini bukan sekadar seremoni. Ia adalah panggung sejarah yang menegaskan peran TNI sebagai penjaga kedaulatan bangsa, sekaligus ruang kebersamaan rakyat dan tentaranya. Meski tugu emas di pusat kota sempat tertutup, semangat nasionalisme justru kian terbuka lebar, terpancar dari wajah-wajah yang larut dalam gegap gempita perayaan.

Tim Schoolmedia

Berita Sebelumnya
Sidang Praperadilan Nadiem: Pertarungan Hukum di Tengah Perawatan dan Doa Keluarga

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar