Cari

Penguatan Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial: Menyiapkan Generasi Digital Unggul



Schoolmedia News Jakarta  — Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) kini memasuki babak baru dalam dunia pendidikan Indonesia. Dr. Rudyanto, Praktisi PAUD sekaligus Dosen Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, menegaskan bahwa penguatan pembelajaran Koding dan KA bukan sekadar respons terhadap tren global, melainkan kebutuhan mendesak dalam menyiapkan generasi unggul di era digital.

"Koding dan KA adalah bagian penting dari literasi baru. Kita tidak bisa membiarkan anak-anak hanya menjadi pengguna teknologi, mereka harus dipersiapkan menjadi pencipta dan inovator," ujar Dr. Rudyanto M.Pd dalam kegiatan Penguatan Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisal PAUD di Jakarta, Selasa malam.

Dikatakan, pembelajaran Koding dan KA melatih peserta didik dalam berpikir komputasional — kemampuan untuk memecah masalah kompleks, mengenali pola, membuat abstraksi, dan menyusun algoritma. Selain itu, siswa juga diperkenalkan pada analisis data, etika digital, hingga desain sistem KA berbasis pendekatan manusia (human-centered).

"Keterampilan ini krusial untuk menghadapi realitas dunia kerja dan sosial yang semakin terdigitalisasi," tambah Dr. Rudyanto.

Dengan pembelajaran yang dirancang inklusif dan berkeadilan, pendidikan Koding dan KA diharapkan mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Upaya ini sekaligus memastikan bahwa tidak ada anak yang tertinggal dalam akses pendidikan teknologi.

Dari Kebijakan Menuju Implementasi Nyata

Sebagai langkah strategis, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah diharapkan memperkuat kebijakan pembelajaran Koding dan KA melalui lima arah kebijakan utama:

  1. Integrasi dalam Kurikulum
    Menetapkan Koding dan KA sebagai mata pelajaran pilihan mulai dari SD kelas 5 hingga SMA/SMK kelas 12, dengan alokasi waktu hingga 5 jam per minggu di jenjang atas.

  2. Penguatan Regulasi dan Capaian Pembelajaran
    Revisi kurikulum dan penyesuaian capaian belajar agar Koding dan KA sejalan dengan standar Informatika dan kebutuhan masa depan.

  3. Pengembangan Sumber Belajar dan Guru
    Penyediaan buku teks, modul ajar, serta pelatihan intensif bagi guru melalui Learning Management System (LMS) yang mudah diakses.

  4. Sertifikasi Guru dan Penguatan Kompetensi
    Program sertifikasi bagi guru pengampu Koding dan KA serta regulasi baru untuk pengakuan keahlian mereka.

  5. Kolaborasi Lintas Sektor dan Pemantauan Program
    Kemitraan antara pemerintah, industri, komunitas, dan akademisi serta evaluasi rutin terhadap implementasi dan dampaknya.

Metode dan Media Pembelajaran yang Fleksibel

Pembelajaran Koding dan KA dapat diterapkan melalui pendekatan intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler. Metode pembelajaran yang disarankan antara lain:

  • Problem-based learning

  • Project-based learning

  • Inkuiri dan gamifikasi

Media yang digunakan bervariasi, mulai dari komputer dan platform digital, hingga alat sederhana seperti kartu dan papan (unplugged coding).

Etika Digital: Pilar Penting dalam Pendidikan Teknologi

Dr. Rudyanto juga menggarisbawahi pentingnya etika digital sebagai komponen penting dalam pendidikan Koding dan KA. Dengan semakin kompleksnya penggunaan teknologi, peserta didik harus memahami isu seperti keamanan data, bias algoritma, dan dampak sosial dari otomatisasi.

"Kemampuan teknis tanpa kesadaran etis adalah risiko besar. Kita perlu membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara digital, tetapi juga bertanggung jawab secara sosial," tegasnya.

Dengan penguatan kebijakan, kolaborasi multi-stakeholders, dan dukungan dari masyarakat, pembelajaran Koding dan KA di Indonesia diyakini dapat menciptakan generasi yang siap beradaptasi, berpikir kritis, serta mampu menciptakan solusi berbasis teknologi.

"Transformasi ini bukan hanya tentang menyesuaikan diri dengan dunia digital, tapi tentang memimpin dan menciptakan masa depan kita sendiri," pungkas Dr. Rudyanto.


Tim Schoolmedia



Berita Selanjutnya
Waspada Konten Absurd Membuat Fungsi Otak Terganggu
Berita Sebelumnya
Gerakan 1.000 Anak Putus Sekolah SMK Berdaya Lewat Program Pendidikan Kecakapan Kerja

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar