Schoolmedia News Semarang --- Seorang warga meninggal dunia setelah terdampak banjir bandang yang menerjang Perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang dan seorang di Desa Tegalsumur, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang Adhy Yulianto, korban laki-laki berusia 60 tahun itu sempat dievakuasi oleh tim penyelamat, namun kemudian nyawanya tidak tertolong.
"Laki-laki usia 60 tahun. Ditemukan di kamarnya. Sempat diselamatkan namun kemudian meninggal," jelas Adhy melalui sambungan telepon.
Sementara itu Adhy menuturkan bahwa banjir bandang yang menerjang Perumahan Dinar Indah itu terjadi akibat kerusakan tanggul Sungai Pengkol setelah kehilangan kemampuan menahan debit air yang terus meningkat akibat curah hujan tinggi dari wilayah hulu yang berada di Ungaran.
"Tanggulnya jebol karena Sungai Pengkol meluap, limpasan air dari atas. Dari Ungaran," ungkap Adhy.
Adhy menambahkan, wilayah perumahan yang terdampak banjir itu juga merupakan daerah cekungan yang kerap menjadi langganan banjir. Fenomena banjir bandang sebelumnya juga pernah terjadi di lokasi tersebut.
"Itu kan daerah cekungan. Sudah langganan banjir," ungkap Adhy.
Adapun kondisi saat ini, banjir telah surut dan menyisakan puing, sampah dan lumpur yang terbawa oleh arus. Tim BPBD Kota Semarang akan berkoordinasi dengan unsur terkait dan mulai melakukan perbaikan tanggul yang rusak pada esok hari.
Tim BPBD Kota Semarang bersama unsur forkopimda terkait saat ini terus melakukan asesmen dan kaji cepat. Data sementara ada 147 warga yang terdampak banjir tersebut. Beberapa warga dievakuasi dan mengungsi ke masjid yang letaknya tak jauh dari perumahan dan lebih aman.
Cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan lebat dan dapat disertai angin masih berpotensi di wilayah Kota Semarang hingga Minggu (8/1), sebagaimana menurut informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Menyikapi hal itu, maka Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada seluruh unsur pemerintah daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana susulan.
Upaya seperti pemantauan kondisi sungai, pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat disarankan perlu dilakukan secara berkala.
Guna meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana susulan, masyarakat di sepanjang aliran sungai agar melakukan evakuasi mandiri sementara jika terjadi hujan menerus dengan intesitas tinggi selama lebih dari satu jam. Masyarakat juga diharapkan agar selalu memperhatikan kondisi debit sungai dan menghindari tanggul sungai maupun lereng curam yang minim vegetasi.
Banjir bandang merenggut nyawa seorang warga Desa Tegalsumur, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan melaporkan bahwa banjir bandang terjadi setelah hujan lebat mengguyur wilayah Desa Tegalsumur pada Kamis (5/1). Tingginya curah hujan kemudian mengakibatkan sungai di Dusun Ngiliran meluap dan menyebabkan banjir bandang.
Sementara itu, kronologi kejadian menurut kepala desa setempat bahwa korban yang biasanya pulang kerja sekitar pukul 19.00 WIB diduga terseret arus saat nekat menerobos banjir bandang dan menyeberangi jembatan bawah Dusun Nglirian.
Korban kemudian ditemukan keesokan harinya, atau Jumat (6/1), saat warga berinisiatif membersihkan sampah yang terbawa arus banjir. Pada saat hendak membersihkan sampah, warga kemudian menemukan motor yang diduga milik korban sudah berada di bawah jembatan.
Melihat kondisi tersebut, kemudian warga berinisiatif mencari keberadaan korban selaku pemilik motor yang kemungkinan terbawa arus banjir.
Setelah dilakukan pencarian, korban akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di lokasi kurang lebih 400 meter dari penemuan sepeda motor pada pukul 08.00 WIB. Selanjutnya korban dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan dan dimakamkan.
Banjir Masih Merendam Sejumlah Titik
Sementara itu, beberapa laporan yang dihimpun dari Pusdalops BPBD Kabupaten Grobogan hari ini pukul 18.00 WIB, beberapa titik di wilayah Kabupaten Grobogan masih terendam banjir.
Adapun banjir kembali merendam wilayah Desa Karanganyar, Kecamatan Purwodadi. Banjir tersebut berasal dari limpasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Lusi yang kembali mengalami kenaikan elevasi hinga 9.50 meter atau berada dalam status 'Siaga'.
Sementara itu di lingkungan Soponyono RW 16, banjir masih menggenangi 20 rumah dengan tinggi muka air (TMA) kurang lebih 20 sentimeter. Selain itu jalan penghubung Desa Kedungrejo dan Desa Karanganyar juga masih terendam sepanjang 15 meter dengan TMA 20 sentimeter.
Banjir juga masih merendam 10 rumah di Desa Bologarang, Kecamatan Penawangan. Kemudian Dusun Ngampel dan Dusun Ngasinan di Desa Mayahan, Kecamatan Tawangharjo juga masih terendam banjir dengan TMA antara 60-90 sentimeter.
Di samping itu, BPBD Kabupaten Grobogan juga melaporkan beberapa kejadian bencana yang dipicu oleh cuaca ekstrem meliputi; fenomena hujan disertai angin kencang yang merobohkan sebuah rumah di Desa Mayahan. Selain itu satu rumah warga mengalami rusak ringan setelah tertimpa pohon yang roboh diterjang angin kencang di Desa Gedangan, Kecamatan Wirosari.
Sementara itu bahu jalan penghubung Dusun Sendangsuro dan Dusun Peting dilaporkan mengalami longsor sepanjang 28 meter dengan lebar 20 meter dan kedalaman 5 meter. Selain itu, ada satu rumah warga yang berada di bantaran Sungai Lusi terancam tanah longsor. Saat ini pemilik rumah sudah mengungsi di rumah orang tuanya dan rumahnya akan dibongkar dan direlokasi.
Curah Hujan Masih Tinggi, Banjir Masih Berpotensi Terjadi
Curah hujan di wilayah Kabupaten Grobogan dan sekitarnya dilaporkan masih tinggi dan terjadi sejak satu pekan terakhir. Kondisi itu masih berpeluang terjadi hingga Sabtu (7/1), sebagaimana menurut informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Sebagai antisipasi adanya banjir susulan yang dapat dipicu oleh cuaca ekstrem sehingga menyebabkan luapan Sungai Lusi, warga bergotong royong membuat tanggul buatan dari kantong berisi tanah dan pasir.
BPBD Kabupaten Grobogan juga terus memonitor perkembangan banjir dan cuaca di lapangan bersama unsur terkait dan pemerintah desa setempat. Selain itu, BPBD Kabupaten Grobogan juga terus melakukan pendampingan kepada seluruh kepala desa untuk bersama-sama melaporkan kejadian dan memberikan pelayanan terbaik kepada warga terdampak melalui jejaring sosial.
Upaya seperti pemantauan kondisi sungai, pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat terus dilakukan bersama unsur forkompinda terkait.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar