Foto: ppidunia.org
Keikutsertaan generasi muda dalam mewujudkan pembangunan ekonomi nasional berbasis kualitas dan berkelanjutan di sektor industri energi menjadi topik pembahasan dalam diskusi publik di Belanda. Diskusi ini menghadirkan belasan para ahli di bidang masing-masing untuk bertukar pikiran dengan ratusan pelajar seluruh dunia.
Simposium Young Professional for Sustainable Energy” digelar Komisi Energi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia bekerja sama dengan Energy Academy Indonesia (Ecadin) di TU Delft, Delft, Belanda, akhir pekan lalu.
Fungsi Pensosbud KBRI Den Haag, Renata Siagian pada Selasa (7/5) mengatakan, acara ini bertujuan mendukung pemerintah Indonesia mewujudkan agenda pembangunan ekonomi nasional berbasis kualitas dan berkelanjutan di sektor energi yang dimotori para profesional muda.
Simposium ini merupakan arena dimana para ahli terpilih dari bidang yang berkaitan dengan energi berkelanjutan memberikan presentasi dan berdiskusi interaktif dengan mahasiswa Indonesia di luar negeri. Selain berdiskusi dengan para mahasiswa, simposium ini juga mengundang kalangan diaspora yang memiliki ketertarikan maupun yang sedang berkarya di sektor energi.
Avianto Nugroho selaku Ketua Komisi Energi PPI Dunia mengatakan acara ini dihadiri sekitar 100 peserta dari tujuh negara, yaitu Belanda, Jerman, Perancis, Belgia, Latvia, Spanyol dan Indonesia, dengan berbagai latar belakang disiplin ilmu dan pengalaman kerja.
Selain untuk menambah pengetahuan di bidang energi, yang menjadi motivasi peserta datang ke acara tersebut di antaranya untuk memperluas jaringan hingga mencari topik penelitian bagi studi mereka.
Materi yang disajikan dalam acara ini, kata Avianto, merupakan perpaduan antara “Circular Economy” dan “Materials & Applications” di sektor energi yang disampaikan pada Plenary Session dan Expert Discussion.
Foto: ppidunia.org
Wakil Ketua Komisi Energi PPI Dunia, Grace Triana Perangin Angin, mengatakan antusiasme peserta berpartisipasi aktif dalam simposium ini sangat tinggi. Hal itu terlihat dari banyaknya peserta yang ingin mengajukan pertanyaan pada sesi tanya jawab dalam program Plenary Session. Serta, terlihat juga dari banyaknya peserta menyampaikan pendapat serta masukannya saat sesi Expert Discussion.
Fikry Cassidy selaku Wakil Kepala Perwakilan KBRI Den Haag membuka simposium ini dengan rangkaian penyampaian materi, dimulai dari pembicara utama Halim Sari Wardana, Sekretaris Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kemen ESDM) dan Muhammad Dimyati, Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti)
Sedangkan pada Plenary Session & Expert Discussion, para pemateri berasal dari pelaku dunia usaha energi, yaitu General Manager Safety & Environment for Technology Organisation Shell, Rihard Pasaribu, CEO PT Radiant Utama Interinsco Tbk, Sofwan Farisyi, Managing Director of Akuo Energy Indonesia, Refi Kunaefi, Manager of New Investment Department PT Rekayasa Industri, Aditya Farhan Arif, dan Grace Triana Perangin Angin selaku Chief Lentera Bumi Nusantara.
Selain itu, juga datang dari komunitas yang diwakili Ichsan dari KOPETINDO dan METI/IRES dan Desti Alkano dari Ecadin serta Avianto dari Komisi Energi PPI Dunia, dan akademisi yang diwakili Profesor Bayu Jayawardhana dari Universitas Groningen selaku Co-founder Ocean Grazer BV.
Syarif Riyadi, Co-founder Ecadin, berharap agar kegiatan ini dapat menjadi sarana menciptakan berbagai jenis kolaborasi dalam mendukung pemerintah Indonesia mewujudkan agenda pembangunan ekonomi nasional berbasis kualitas dan berkelanjutan di sektor energi. Dimana, pembangunan tersebut dimotori oleh profesional-profesional muda Indonesia.
Tinggalkan Komentar