Ilustrasi membaca, Ilus: Pixabay
Sejumlah guru di SMAN 7 Pekanbaru mendirikan mobil literasi bernama Pelita Harapan. Dengan mobil ini, para para guru mengajak masyarakat untuk gemar membaca.
"Sebanyak 15 menit membaca sudah kita laksanakan di sekolah, sekarang bagaimana caranya mengembangkan minat baca masyarakat khususnya anak-anak di luar sekolah. Untuk itu, kami bersama guru lainnya mendirikan mobil literasi ini," ujar Kepsek SMAN 7 Pekanbaru, Nurhasmi, dalam acara semarak Hardiknas di Pekanbaru, Minggu, 28 April 2019.
Mobil tersebut selalu hadir setiap dua minggu sekali pada acara hari bebas kendaraan bermotor di Pekanbaru.
"Momen kebersamaan orang tua bersama anaknya banyak ditemui pada saat hari bebas berkendara, banyak anak yang menarik orang tuanya untuk mengunjungi mobil literasi. Respons masyarakat sangat bagus, setiap kali kami hadir di hari bebas berkendara selalu ramai yang mengunjungi," katanya.
Baca juga: Fasilitas Terbatas, Puluhan Murid SD di Jayapura Tidak Bisa Membaca
Nurhasmi mengatakan, dipilihnya tempat pada hari bebas kendaraan bermotor karena banyaknya pengunjung khususnya keluarga, orang tua bersama anaknya.
"Semua ini adalah inisiatif guru-guru SMAN 7, yang menjaga juga guru-guru secara sukarela bergantian, dan mobil yang kami gunakan adalah mobil pribadi para guru-guru yang masuk di dalam kelompok literasi ini. Saya katakan kepada teman-teman guru yang terlibat di dalam Mobil Literasi ini, bersedekah dan salat adalah kewajiban kita sebagai manusia dan yang kita lakukan ini adalah bersedekah ilmu,” tutur Nurhasmi.
Baca juga: Hardiknas, Mendikbud: Jadi Refleksi Perkuat Pendidikan
Buku-buku yang tersedia di mobil literasi ini adalah buku yang ada di perpustakaan SMAN 7 Pekanbaru, jumlahnya 500-an judul lebih. Buku-buku ini diperoleh dari sumbangan luar sekolah serta sumbangan dari murid di sekolah.
"Setiap tahun ajaran baru saya membuat program satu anak satu buku yang bertujuan agar murid dapat membawa satu buku untuk disumbangkan ke perpustakaan sekolah. Buku itu tidak harus baru, bekas juga tidak masalah, yang penting mengajarkan murid untuk menyumbang," kata Nurhasmi.
Tinggalkan Komentar