Ilus: Pixabay
Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Harris Iskandar, mengatakan pendidikan dan kebudayaan merupakan indikator kemajuan suatu bangsa.
"Untuk meningkatkan pendidikan dan memajukan kebudayaan, diperlukan kesungguhan dalam menata dan menggelolanya, sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas, berkarakter dan berdaya saing," kata Harris dalam sambutannya pada Gebyar Pendidikan dan Kebudayaan di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, Minggu, 31 Maret 2019.
Baca juga: Kemendikbud: PAUD Tekankan Pendidikan Karakter, Bukan Calistung
Menurut Harris, kita semua harus bersyukur atas berbagai capaian di bidang pendidikan dan kebudayaan, mulai dari PAUD.
"Sekarang "PAUDisasi" (anak) umur 5-6 tahun wajib ikut PAUD, SD yang APK (angka partisipasi kasar)-nya sudah 100 persen, dan begitu juga SMP sudah 100 persen. Hanya saja kita mempunyai tantangan di SMA dan SMK secara nasional baru 86 persen," ujar Harris.
Dia menyatakan, dengan PAUDisasi, kesiapan belajar anak-anak akan semakin meningkat sehingga "drop out" tidak akan terjadi lagi.
"Kita akan menyambut masa depan yang lebih cerah untuk Indonesia yang cerdas, berkarakter, dan berdaya saing," kata Harris.
Baca juga: Dirjen PAUD: Kebudayaan Merupakan Ciri Bangsa yang Besar
Harris menambahkan, selain capaian mutu dan akses bagi peserta didik, kepedulian terhadap kesejahteraan guru turut menjadi perhatian besar pemerintah. Capaian tersebut, juga disampaikan tentang bagaimana posisi dan peran guru di Indonesia yang sudah jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
"Dua pertiga anggaran kita untuk guru dan ini akan kita teruskan seiring dengan meningkatnya anggaran," kata Harris.
Tinggalkan Komentar