Schoolmedia News Jakarta ----- Forum Rektor Indonesia (FRI) menyatakan siap bersinergi membantu pemerintah untuk percepatan penurunan stunting, hal ini dikatakan Prof. Dr. Maskuri, M.Si, Rektor UNISMA yang mewakili FRI dalam Simposium 2021: Praktik Baik Percepatan Penurunan Stunting Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dilaksanakan melalui daring zoom dan live streaming kanal youtube di Jakarta.
Menurut Maskuri, Tri dharma perguruan tinggi perlu lebih intens bersinergi dengan Pemda, Pemprov, BKKBN dan masyarakat. Program ditajamkan dengan pendidikan, edukasi untuk menggerakan guru-guru sebagai kader penurunan stunting disekolah khususnya di satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD, juga menyadarkan masyarakat untuk menengok kembali pangan lokal untuk perbaikan nutrisi, dan penelitian yang dilaksanakan dosen maupun mahasiswa.
"Pengabdian masyarakat melalui delapan bentuk kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melakukan sosialisasi edukasi antisipasi penyelesaian stunting yang dilakukan oleh mahasiswa dibawah bimbingan dosen,: ujarnya.
Sementara itu, DR dr. Hasto Wardoyo, SpOG, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), berharap perguruan tinggi bersama kementerian dan Lembaga hadir ditengah keluarga dalam rangka menyampaikan semua sentuhan baik sensitive maupun spesifik kepada keluarga sebagai pendamping keluarga.
"Peran perguruan tinggi juga untuk penguatan perencanaan dan penganggaran, peningkatan kualitas pelaksanaan kegiatan maupun kapasitas pemberdayaan manusia termasuk bagaimana melakukan coaching dan mentoring kemudian advokasi kepada pemerintah desa dan juga masalah yang terkait dengan data," ujarnya.
“Peran perguruan tinggi menjadi sangat penting dan sangat strategis dalam percepatan penurunan stunting” kata DR dr. Hasto Wardoyo, SpOG.
Dokter Hasto menambahkan bahwa peran pemerintah dalam percepatan penurunan stunting hanyalah 30%, sedangkan 70% peran pentahelix yaitu dari perguruan tinggi, swasta, pers dan juga masyarakat.
Seperti yang dikatakan oleh Prof. drh. M. Rizal Damanik, MRep. Sc, Phd, Deputi Bidang Latbang BKKBN, “Perguruan tinggi sebagai salah satu pemangku kepentingan yang memiliki peran strategis untuk membantu pemerintah dalam aktualisasi 5 pilar strategi nasional penurunan stunting sesuai Perpres 72 Tahun 2021”.
Prevalensi stunting Indonesia masih menduduki peringkat ke 115 dari 151 negara. Tahun 2013 prevalalensi stunting di Indonesia sebesar 37.2% kemudian turun menjadi 30.2% pada Tahun 2018 dan kemudian turun Kembali pada tahun 2019 menjadi 27.7%.
Arahan Presiden Jokowi penurunan angka stunting menjadi 14%pada Tahun 2024. Penurunan yang kita capai selama beberapa tahun lalu adalah kemajuan yang bisa membuat kita semangat untuk menurunkan stunting kedepannya sesuai arahan Presiden sebesar 14%.
"Tri dharma perguruan tinggi sangat strategis karena mengajak kita melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat, kita memberi Pendidikan tentang stunting dan cara menanganinya kepada masyarakat, penelitian karena belum cukup penelitian tentang stunting di Indonesia dan pengabdian masyarakat. Tri dharma perguruan tinggi mengajak kita semua terjun ke masyarakat, langsung maupun tidak langsung ” ujar Dr. Satriyo Tanujoyo, Global CEO Tanoto Foundation.
Penulis Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar