Cari

Hilirisasi dan Industrialisasi Kelapa Sawit, Pabrik Biodisel Diresmikan

 

Schoolmedia News Jakarta ------ Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bertolak menuju Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam rangka kunjungan kerja, Kamis (21/10/2021) pagi.

Kepala Negara bersama rombongan lepas landas dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 sekitar pukul 07.30 WIB melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Setibanya di Pangkalan TNI AU Syamsudin Noor, Kota Banjarbaru, Presiden akan langsung melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Tanah Bumbu, dengan menggunakan helikopter Super Puma TNI AU. Di Kabupaten Tanah Bumbu,

Presiden diagendakan untuk meresmikan pabrik biodiesel. Usai peresmian pabrik biodiesel, Presiden Jokowi akan menuju Kota Banjarmasin, untuk meninjau kegiatan vaksinasi yang digelar di halaman RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh.

Selain meninjau, Presiden juga akan menyapa para peserta vaksinasi melalui konferensi video di beberapa kabupaten dan kota se-Provinsi Kalimantan Selatan. Sebelum kembali ke Jakarta, Presiden akan meninjau sekaligus meresmikan Jembatan Sei Alalak yang ada di Kota Banjarmasin. Turut mendampingi Presiden dalam penerbangan menuju ke Provinsi Kalimantan Selatan adalah Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri BUMN Erick Thohir.

Industrialisasi Kelapa Sawit

Presiden RI Joko Widodo menegaskan pentingnya hilirisasi dan industrialisasi kelapa sawit untuk dilakukan di tanah air mengingat potensinya yang sangat besar.

Menurut Presiden, potensi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang dimiliki Indonesia mencapai 52 juta ton per tahunnya sehingga harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

“Hilirisasi, industrialisasi harus dilakukan dan harus kita paksa untuk dilakukan,” ujar Presiden Jokowi saat meresmikan pabrik biodiesel milik PT Jhonlin Agro Raya, di Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis (21/10/2021).

Presiden menjelaskan bahwa memperkuat industri biodiesel merupakan pilihan yang sangat strategis di masa mendatang dalam rangka meningkatkan ketahanan energi nasional serta menekan besarnya defisit neraca perdagangan akibat impor solar.

“Artinya kalau kita sudah bisa memproduksi sendiri biodiesel di sini dijadikan campuran menjadi solar, impor kita juga akan turun drastis. Sehingga ini catatan saya di tahun 2020 menghemat devisa sebesar Rp38 triliun, diperkirakan di tahun 2021 akan menghemat devisa Rp56 triliun,” ucap Presiden.

Selain itu, pembangunan pabrik biodiesel tersebut juga diyakini akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan, menjaga stabilitas harga minyak sawit mentah (CPO), dan membantu meningkatkan kualitas lingkungan melalui kontribusi pengurangan emisi gas rumah kaca.

Presiden juga mengingatkan pentingnya memegang teguh komitmen untuk meninggalkan energi fosil dan beralih ke energi baru terbarukan. Oleh karena itu, Presiden mendorong agar produksi biodiesel terus ditingkatkan.

“Tahun 2021 ditargetkan kita mampu memproduksi dan menyalurkan 9,2 juta kiloliter dan saya minta nanti ini tahun depan juga bisa meningkat lebih tinggi lagi,” ujar Presiden. Presiden Jokowi pun mengapresiasi PT Jhonlin Group yang telah membangun pabrik biodiesel dalam rangka industrialisasi CPO ke biodiesel sehingga dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar dan menciptakan produk-produk turunan dari CPO.

“Kita berharap juga nantinya ada perusahaan-perusahaan lain yang mulai menghilirisasikan, mengindustrialisasikan CPO-nya baik menjadi minyak goreng, baik jadi kosmetik atau menjadi barang setengah jadi atau barang jadi lainnya,” ungkapnya.


Penulis Tim Schoolmedia

Berita Selanjutnya
Pesantren Pilar Strategis Wujudkan Indonesia Hebat dan Toleran
Berita Sebelumnya
PTKIN Diminta Percepat Transformasi Institusi, Digital, dan Internasionalisasi

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar