Cari

Indonesia Masih Impor 10 Bahan Baku Utama Obat

Schoolmedia News Jakarta ----- Wakil Menteri (Wamen) Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono mengatakan bahwa pandemi mengajarkan kemandirian bagi bangsa termasuk di bidang kesehatan. Diakuinya Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang kompleks. Namun, berdasarkan evaluasi yang dilakukan, tercatat bahwa Indonesia masih mengimpor 10 bahan baku molekul obat yang paling banyak digunakan.

Menyikapi kondisi ini, ke depan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan mengupayakan agar bahan baku tersebut dapat diproduksi di dalam negeri. Dengan demikian, Indonesia dapat meminimalisir ketergantungnya terhadap produk asing secara bertahap. Untuk itu, Kemenkes mendukung kemudahan penciptaan produk kesehatan oleh perguruan tinggi, tetapi produk tersebut harus punya kekuatan keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.

Terbukti, saat pandemi Covid-19 terjadi, dalam waktu relatif singkat, Indonesia mampu menghasilkan ventilator dan alat bantu nafas secara mandiri. “Yang penting kita harus kompak. Menarik industri ke kampus merupakan salah satu upaya yang harus kita lakukan ke depan,” tutur Dante.

“Berbagai cara kita lakukan agar kita punya ketahanan di sisi kesehatan dengan memanfaatkan apa yang ada di sekeliling kita, kembali ke alam kita. Dimulai dari kampus yang memberi warna untuk kemandirian kesehatan kita di masa depan,” imbuh Wamenkes.

Menyambut hal itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Sesjen Kemenperin), Dody Widodo mengatakan, sebagai bentuk dukungan, pihaknya telah mempertemukan perusahaan dengan peneliti untuk meningkatkan business matching. “Ke depan kita bisa dipikirkan bersama upaya yang lebih luas lagi untuk berkolaborasi, karena kami punya sekolah vokasi dan balai penelitian,” ungkap Sesjen Kemenperin.

Sementara itu, Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Plt. Dirjen Diktiristek), Nizam mengatakan bahwa semangat membangun kedaulatan teknologi hanya bisa terwujud melalui kolaborasi atau gotong royong. Dengan semangat untuk membangun teknologi “merah putih”, pemerintah mendorong perguruan tinggi untuk melahirkan karya-karya dari kampus untuk bisa memasuki dunia industri dan dimanfaatkan oleh masyarakat.

Platform Kedaireka yang mendapatkan tanggapan positif dari mitra industri menjadi suatu platform untuk berkolaborasi lintas kementerian dan dunia industri. Peringatan Hakteknas Tahun 2021 yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengusung sub-tema "Gotong royong Inovasi untuk Menguatkan Bangga Buatan Indonesia”.

Turut memberikan sambutan secara virtual, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves), Luhut Binsar Pandjaitan yang mengapresiasi Kemendikbudristek atas langkah dan inovasinya dalam mewujudkan kemandirian teknologi.

Pada peringatan Hakteknas ke-26 tahun ini, Mendikbudristek juga meluncurkan Lembaga Akreditasi Mandiri Teknik (LAMTEK) secara virtual. Peluncuran diikuti juga oleh Plt. Dirjen Diktiristek, Nizam yang sekaligus Ketua Forum Dekan Teknik Indonesia (FDTI); Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Wikan Sakarinto; Sekretaris FDTI Isradi Zainal; Wakil Ketua Umum FDTI, Ngakan Suardana; Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Heru Dewanto; dan Ketua LAMTEK, Misri Gozan.

“Untuk mempercepat peningkatan kualitas program studi teknik yang inovatif, kompetitif dan mandiri, hari ini, pada Hakteknas ke-26, saya luncurkan LAMTEK, akselerator mutu pendidikan teknik di Indonesia,” ucap Nadiem. Penulis Tim Schoolmedia

Berita Selanjutnya
Beras Bansos Bermasalah, Banyak Batu dan Kutu Diminta Segera Diganti
Berita Sebelumnya
Peringatan Harteknas 2021, Momentum Inovasi Produk Indonesia Solusi Saat Pandemi Covid-19

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar