Cari

KKP 2021, Kawah Candradimuka Pembentukan SDM Generasi Emas 2045

 

 

KKP 2021 Jadi Kawah Candradimuka OSIS Persiapkan  SDM Unggul 2045

Schoolmedia News Jakarta ----- Pandemi Covid-19 membuat seluruh aktivitas organisasi kesiswaan di Sekolah Menengah Atas (SMA) tidak berjalan seperti biasanya. Hal ini karena seluruh aktivitas di sekolah baik akademik maupun non akademik dilakukan di rumah. Namun demikian, bukan berarti aktivitas organisasi kesiswaan berhenti dan tidak ada aktivitas apapun.

Untuk tetap menghidupkan kembali nyala kegiatan organisasi kesiswaan diperlukan kemampuan Pembina yang kompeten dalam mengembangkan inovasi dan ide-ide kreatif agar organisasi kesiswaan tetap berjalan, sekalipun tidak seperti biasanya dimasa normal sebelum pandemi.

Setidaknya tetap ada aktivitas yang dapat dilakukan dimasa pandemi, dengan berbagai keterbatasan yabng ada. Upaya yang dilakukan dalam mengembangkan kemampuan generasi muda pada jenjang SMA, diyakini akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam mempersiapkan siswa/peserta didik menjadi lebih kreatif. Terlebih pada tahun 2035 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, dimana komposisi penduduk Indonesia sebagian besar adalah para pemuda yang produktif.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mempersiapkan generasi muda agar kelak di kemudian hari siap menerima estafet kepemimpinan dari generasi saat ini, melalui pengembangan organisasi kesiswaan di SMA. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) maupun organisasi lain yang ada di sekolah khususnya jenjang SMA perlu dikembangkan, diberi tantangan dan diberikan pengalaman.

Kegiatan Kawah Kepemimpinan Pelajar (KKP) merupakan kawah candradimuka yang dipersiapkan untuk membentuk siswa yang terlibat dalam kegiatan OSIS menjadi insan Profil Pelajar Pancasila yang akan menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) unggul menuju generasi emas pada tahun 2045.

“Melalui lokakarya ini diharapkan para pembina kesiswaan dapat menerapkan nilai bela negara, mengembangkan kemampuan pembina dalam strategi organisasi siswa di sekolah, dan memperoleh masukan tentang praktik yang baik dalam pengelolaan organisasi kesiswaan untuk pengembangan pedoman pembinaan kesiswaan,” ujar Purwanto saat membuka acara di Bogor.

Di samping itu, kata Purwadi, lokakarya KKP ini dihelat untuk mengimplementasikan perubahan kepemimpinan kesiswaan dan penggunaan media sosial guna pengembangan organisasi siswa dalam ranah Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).  Melalui gerakan ini, pembina kesiswaan dapat menjadi garda terdepan dalam menanggulangi masalah pendidikan yang semakin meningkat. Salah satunya adalah perundungan (bullying) yang saat pembelajaran secara tatap muka masih terjadi. “Karena perundungan acapkali terjadi di tempat-tempat yang tidak terjangkau, bahkan melalui media luring,” tegasnya.

Peserta yang diundang dalam lokakarya meliputi unsur dinas pendidikan provinsi sebagai pendamping, dan satuan pendidikan yang baru memiliki akreditasi selama 5 (lima) tahun terakhir. Di samping itu, turut hadir pula wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan pendidik pembina OSIS yang akreditasi sekolahnya dinilai baik

Seusai lokakarya, para pembina OSIS ini diharapkan dapat mengimplementasikan kegiatan OSIS, seperti: Simulasi sidang, Struktur Organisasi OSIS, Struktur Organisasi Majelis Perwakilan Kelas (MPK) yang sesuai dengan perkembangan zaman

Lokakarya dilaksanakan mulai tanggal 14 – 18 Juni 2021 bertempat di Hotel Grand Ussu, Bogor. Adapun sasaran para peserta lokakarya tahap I ini berasal dari delapan provinsi, yaitu Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, D.I. Yogyakarta, dan Bali.

Apresiasi Dari BPIP

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) memberikan apresiasi terhadap kegiatan Kawah Kepemimpinan Pelajar (KKP)  karena dinilai memberikan pencerahan serta menjadi sarana untuk memotivasi para pembimbina OSIS untuk menjadi agen perubahan serta menjadi garda terdepan dalam membentuk Profil Pejar Pancasila yang menjadi tagline Kemendikbud Ristek.  

 Deputi Pengembangan dan Evaluasi BPIP, Dr Rima Agristina  menegaskan terdapat ada enam karakter dan kemampuan yang harus dimiliki oleh Pelajar Pancasila, yaitu (1) Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia; (2) Berkebhinekaan Global; (3) Bergotong Royong; (4) Mandiri; (5) Bernalar Kritis; dan (6) Kreatif. “Ini sangat relevan dengan program BPIP yang saat ini tengah disosialisasikan kepada masyarakat khususnya kaum muda,” ujar Rima.

Sementara itu, Guru Besar Ilmu Sosiologi UI, Prof Dr Paulus Wirutomo yang juga Kelompok Kerja Gerakan Nasional Revolusi Mental Kemenko PMK mengatakan perkembangan dan penggunaan media sosial saat ini yang sangat cepat dalam komunikasi. Hal ini karena media sosial digunakan sebagai tempat untuk menyampaikan pendapat, berbagai opini, dan meningkatkan diskusi dan membangun hubungan dengan orang lain.

Namun, lanjutnya media sosial penting untuk digunakan secara cerdas dan sehat. Bermedia sosial memberikan peluang bagi generasi muda untuk merefleksikan nilai-nilai Revolusi Mental melalui berbagai platform media sosial. Revolusi Mental sendiri adalah gerakan untuk mengubah cara pandang, cara pikir, sikap, perilaku, dan cara kerja bangsa Indonesia yang mengaci nilai-nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong berdasarkan Pancasila yang berorientasi kemajuan, agar Indonesia menjadi negara uang maju, modern, makmur, sejahtera, dan bermartabat.

Salah satunya dengan mengerti tata cara dan etika dalam bertindak, seperti contohnya kasus dimana influencer remaja Indonesia yang mendapat kesempatan khusus untuk ikut uji coba kereta MRT di mana ia mengunggah gambar di dalam kereta MRT dengan posisi ia berdiri di atas kursi tempat duduk dan menuai komentar negatif dari netizen.

“Inilah mengapa pentingnya Revolusi Mental, mengubah cara berpikir dan melakukan grooming, yaitu mengerti tata cara dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan ini bisa kita lakukan mulai dari diri sendiri, keluarga, kemudian ke lingkungan sekitar. Ini juga contoh untuk menggunakan sosial media secara bijak karena efek dari unggahan di sosial media bisa sangat besar apalagi jika ia merupakan orang yang berpengaruh (influencer),” ujarnya.

Penulis : Eko Schoolmedia 

Penulis  : Eko Schoolmedia

Berita Selanjutnya
Pandemi Ubah Karakter Masyarakat Lebih Peduli Hidup Sehat
Berita Sebelumnya
Sepuluh Juta Bahan Baku Vaksin COVID-19 Sinovac Tahap ke 17 Tiba di Indonesia

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar