Schoomedia News Jogyakarta - Hasil survei pengisian instrument yang dilakukan oleh Tim Teknis Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) kepada 117 Kepala Bidang PAUD Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dari 8 Provinisi yang menghadiri Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Program PAUD Berkualitas Regional III yang berlangsung di Jogyakarta, 21-24 April 2021 menyebutkan 89 % guru PAUD telah menerima vaksinasi.
Dan jumlah Kabupaten dan Kota yang siap melaksanakan PTM Terbatas tercatat 95%. Sebanyak 117 Kabupaten/Kota yang terjaring dalam hasil survei tersebut antara lain; Provinsi Bangka Belitung 7 Kabupaten/Kota, Provinsi Lampung 15 Kab/Kota, Provinsi DKI Jakarta 6 Kab/Kota, Provinsi Banten 8 Kab/Kota, Provinsi Jawa Barat 27 Kab/Kota, Provinsi Jaws Tengah 35 Kab/Kota, Provinsi DI Yogyakarta 5 Kab/Kota dan Kalimantan Barat 14 Kab/Kata.
"Dalam survei juga terjaring bahwa 74% Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sudah memiliki Standard Operasional Prosedur (SOP) bagaimana PTM Terbatas didaerahnya dilakukan. Dan 68 % dari 117 Pemda Tingkat 2 yang hadir pada rakor ini tercatat telah memiliki atau membuat regulasi," ujar Tim Teknis Direktorat PAUD Dr Didik Priyuswanto kepada PAUDPEDIA di Jogyakarta, Sabtu (24/4).
Sementara itu, Ketua Satgas Covid-19 Kementerian Pendidikan dan Kebudayan, Harris Iskandar, Ph.D dalam sosialisasi PTM Terbatas menyebutkan berdasarkan hasil survei pelaksanaan protokol kesehatan 3M di lingkungan komunitas pendidikan relatif tinggi. "Indeks kepatuhan menjalankan protokol kesehatan mencapai 85,92 persen, terdiri dari kepatuhan memakai masker 86,62 persen, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir 86,74 persen, dan menjaga jarak 84,42 persen,” kata pria yang juga Widyaprada Ahli Utama Kemendikbud itu.
Dikatakan, prinsip Utama penyelenggaraan pendidikan selama pandemi Covid-19 atau PTM terbatas tetap mengedepankan aspek kesehatan dan keselamatan sebagai prioritas utama dalam penetapan kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan. “Selain juga mempertimbangkan tumbuh kembang dan hak anak selama pandemi Covid-19 tentunya tetap menjadi perhatian pemerintah,” katanya.
Menurut Ketua Edukasi PHBS dan Gugus Tugas Covid-19 Kemendikbud, untuk menurunkan penyebaran Covid-19 salah satu caranya adalah dengan 3M, 3T dan vaksinasi. "Aksi 3M ini adalah menjaga jarak atau menghindari kerumunan, mencuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer dan memakai masker dengan benar. Kalau 3T itu adalah testing, telusur dan tindak lanjut. Vaksinasi adalah target utama membentuk kekebalan kelompok. Untuk menurunkan tingkat kematian dan meningkatkan kesembuhan Covid-19, 3T ini yang harus paling dikencangkan,” ujar Harris Iskandar.
Ia melanjutkan, vaksin ini bukan hanya untuk melindungi diri akan tapi juga untuk melindungi kelompok. Jika tidak ada imunitas, orang yang terpapar virus akan dengan mudah memaparkan virusnya. “Oleh karena itu minimal 70% dari minimum populasi perlu divaksinasi, maka orang yang sakit atau terpapar tidak akan mampu menyebar,” imbuhnya.
Harris juga menyampaikan, 3M yang selama ini digaungkan bukanlah sembarang 3M yang lalu kemudian diterapkan. Akan tapi 3M ini adalah berbasis riset. Hasil penelitian menunjukkan rajin mencuci tangan menghasilkan sebanyak 60% menurunkan penyebaran virus corona. Kemudian untuk menggunakan masker kain saja hasil riset menunjukan bisa menurunkan anga penyebaran virus sebanyak 10%. Bahkan kalau menggunakan masker bedah itu bisa menurunkan resiko 30%.
“Sementara itu kalau kita menjaga jarak minimal 1 meter itu bisa menurunkan penyebaran virus sebanyak 15 persen. Oleh karena itu mari kita bergotong-royong hilangkan individualisme dan egoisme dan yang lainnya untuk menyukseskan vaksinasi, mencegah penyebaran virus corona dengan tetap mempraktekkan protokol kesehatan seperti 3M untuk mengurangi resiko,” tegasnya.
Penulis : Eko Schoolmedia
#merdekabelajar #merdekabermain #paudpedia #paudkemendikbud #ptmterbatas
Tinggalkan Komentar