Cari

Kemendikbud Targetkan Penguatan Karakter di 218.989 Sekolah

Kemah Penguatan Karakter Melalui Pendidikan Kepramukaan (KEPAK) yang diadakan oleh Direktorat PSMA Kemdikbud, Foto: Yenny Hardiyanti

 

Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Didik Suhardi mengatakan pihaknya menargetkan program penguatan pendidikan karakter (PPK) di 218.989 sekolah.

"Tahun ini kami menargetkan PPK di 218.989 sekolah atau di semua sekolah yang ada di Indonesia," ujar Didik dalam acara taklimat media di Tangerang Selatan, Banten, Kamis, 7 Maret 2019.

PPK merupakan gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik, melalui harmonisasi hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga.

PPK dimulai pada 2016 dengan jumlah sekolah yang ikut program itu sebanyak 542 sekolah. Setahun  kemudian, yakni pada 2017 jumlah tersebut meningkat menjadi 64.213 sekolah dan pada 2018 kembali naik menjadi 188.646 sekolah.

"PPK merupakan upaya pemerintah untuk mewujudkan anak yang berkarakter baik dan mampu berdaya saing. Tidak hanya sopan santun saja, tetapi memiliki karakter pekerja keras, jujur, mandiri, disiplin, berani ambil risiko, dan memiliki nasionalisme tinggi," ujar Didik.

 

Baca jugaBagian dari Pembentukan Karakter, Guru Harus Dorong Budaya Meneliti Siswa

 

Dalam kesempatan itu, ia juga menekankan bahwa untuk tingkat Taman Kanak-kanak (TK) yang paling penting adalah pendidikan karakter bukan pelajaran baca, tulis dan hitung atau (calistung).

"Untuk TK dan SD, fokusnya penanaman karakter. Melalui pembiasaan yang berlangsung di sekolah maka karakternya akan jadi budaya yang baik. Makanya jangan sampai anak-anak kita pada TK dan SD dieksploitasi untuk calistung, tapi malah lupa penanaman karakter," imbau Didik.

Sementara itu, akademisi Sekolah Global Sevilla Michael Thia mengatakan pendidikan karakter tidak hanya diterapkan melalui pendidikan akademik. Tetapi juga melalui kegiatan lain seperti drama, olahraga, maupun musik.

"Akademik dan kegiatan di luar akademik harus seimbang, karena hal itu ada kaitannya dengan penguatan karakter siswa. Misalnya dengan drama, dengan kerja sama dengan teman-temannya maka mereka akan belajar nilai-nilai seperti kerja sama," kata Michael.

 

Baca jugaWali Kota Berharap Guru Agama Mampu Cetak Karakter Anak Didik

 

Keseimbangan pendidikan itu, kata Michael melanjutkan, dapat menyeimbangkan pertumbuhan kognitif, psikomotorik dan afektif siswa. Semuanya bisa dicapai oleh peserta didik melalui akademik yang handal dan pendidikan karakter yang berkesinambungan. 

Selain itu, kata Michael, penting juga untuk menanamkan budaya lokal pada peserta didik karena banyak kearifan lokal dalam budaya setempat. Menurutnya, banyak nilai-nilai budaya lokal yang memiliki nilai-nilai dan nilai itu relevan sepanjang masa.

"Misalnya nilai-nilai kerja keras, pantang menyerah yang ada di cerita atau musik rakyat. Hal ini penting dikenalkan kepada siswa," kata Michael.

Berita Selanjutnya
Kemdikbud: Dana BOS Naik Rp 800 Miliar Pada 2019
Berita Sebelumnya
Jika Tuntutan Tak Dipenuhi, Ribuan Guru Honorer Ancam Duduki Kantor Bupati

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar