Cari

Sekolah Penggerak Bukan Kompetisi Tapi Kolaborasi, Ciptakan Sekolah Unggulan dan Favorit

 

Direktur Pendidikan Masyarakat dan Layanan Khusus Kemdikbud, Dr Samto menegaskan sekolah Penggerak Bukan Kompetisi Tapi Kolaborasi, Menciptakan Semua Sekolah Menjadi Unggulan dan Favorite  Foto  : Eko Schoolmedia

 

Schoolmedia News, Jakarta  - Semangat yang dibawa dalam program sekolah penggerak bukan berkompetisi antara sekolah melainkan kolaborasi atau berkerjasama. Kolaborasi yang dimotori oleh para guru guna menciptakan pendidikan dan pembelajaran di semua sekolah yang ada dilingkungannya menjadi lebih baik. Sekolah akan menjadi tempat yang indah dan menyenangkan bagi anak sehingga tumbuh kembang, hak anak serta sekokah menjadi tempat belajar yang berkualitas terpenuhi di sekolah.

"Bukan tidak ada lagi nanti sekolah unggulan atau favorit. Akan tetapi lebih dari itu semua sekolah di Indonesia akan didorong menjadi sekolah unggulan dan favorit bagi masyarakat yang ada di sekitar sekolah," kata Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Dirjen PAUD Dikdasmen, Dr Samto dalam live streaming dengàn Save The Children di Jakarta, Jum'at (26/2) malam.

Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Program Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju. Program dilakukan bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi sekolah penggerak. Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru)

Baca Juga    : 2500 Sekolah di 110 Kabupaten Kota Lakukan Program Sekolah Penggerak 

Program Sekolah Penggerak merupakan 1) program kolaborasi antara Kemendikbud dengan pemerintah daerah dimana komitmen Pemda menjadi kunci utama; 2) memerlukan intervensi yang dilakukan secara holistik, mulai dari

SDM sekolah, pembelajaran, perencanaan, digitalisasi, dan pendampingan pemerintah daerah; 3) program yang ruang lingkupnya mencakup seluruh kondisi sekolah, tidak hanya sekolah unggulan saja, baik negeri dan swasta.

Selanjutnya, 4) pendampingan program dilakukan selama tiga tahun ajaran dan sekolah melanjutkan upaya transformasi secara mandiri; dan 5) program yang dilakukan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Sekolah Penggerak.

Diharapkan, lewat program ini akan mempercepat transformasi pendidikan di daerah. Karena itu sangat penting adanya tempat untuk saling berkonsultasi merujuk pada kearifan lokal masing-masing daerahe Sehingga sekolah lebih terinspirasi dalam melakukan perubahan. 

Sekolah penggerak bisa mementor sekolah disekitarnya dan Sekolah Penggerak akan diberikan sumber daya pendukung. Antar daerah akan saling belajar, karena semangat program ini bukan kompetisi melainkan kolaborasi.

Tahun ini tercatat program Sekolah penggerak dilaksanakan disatuan pendidikan PAUD sebanyak 316 sekolah, SD 1.089 sekolah, SMP 546 sekolah, SMA 374 sekolah, SLB 175 sekolah dan total ada 2.500 sekolah akan menjadi sekolah penggerak.

Apresiasi Save The Children

Sementara itu, Dewi Sri Sumanah dari Save The Children mengapresiasi upaya Pemerintah membuat program sekolah penggerak. Diharapkan lewat program sekolah penggerak empat hal mengenai tumbuh kembang anak, yaitu ingin anak-anak tumbuh dengan sehat, belajar dengan baik dan berkualitas, terlindungi dari kekerasan, baik dalam krisis maupun bencana, dan yang anak-anak mempunyai hak partisipasi dapat terwujud karena tidak ada lagi sekolah unggulan atau favorit tapi dibentuk semua sekolah yang ada ditengah masyarakat menjadi unggul dan favorit yang layak anak.

Diharapkan dengàn sekolah penggerak yang ada di seluruh satuan pendidikan, jika Indonesia ingin cepat sembuh dari COVID-19, rasanya harus mendengarkan suara anak-anak adalah upaya kita bersama untuk bisa mengatakan bahwa, justru dalam situasi seperti sekarang ini kita memeperbaiki kualitas di rumah, dan kemudian dalam situasi seperti ini juga membangun kedekatan dengan anak.

 

Saat ini, hal yang dibutuhkan anak-anak adalah kedekatan, baik itu orang tua, guru atau komunitas untuk bisa hidup dan saling mengisi tanpa ada kekerasan. Sehingga apa yang dilakukan pada saat ini bagi anak akan mempengaruhi masa depannya sebagai bagian dari masa depan orang tuanya. Apa yang kita lakukan ke anak maka itulah masa depan Indonesia.

Pandemi COVID-19 saat ini menjadi krisis kesehatan global, dan anak-anak adalah salah satu dari kelompok rentan yang bisa mengancam kehidupannya. Sehingga dalam hal ini anak-anak harus menjadi perhatian utama sebagaimana mereka memiliki hak yang melekat pada dirinya. 

Penulis : Eko Schoolmedia

Editor  :. But Schoolmedia

 

#Merdeka Belajar

#merdekabermain

#Sekolah Penggerak

Berita Selanjutnya
Target Keterwakilan Perempuan di Parlemen 30% Pemilu 2024 Akan Terpenuhi
Berita Sebelumnya
Datangkan Investor Bangun Kabupaten/Kota Perlu RPIK Tertata Rapih

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar