Foto: Kemendikbud
Schoolmedia News, Jakarta – Guna meningkatkan kemampuan dosen dan pendamping (assisten dosen) dalam mengolah data iptek dan mrlahirkan talenta yang mampu merekontruksi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) secara masif di seluruh Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menggelar pelatihan sekaligus bengkel kerja Training For Trainer
"Pelatihan tersebut bertajuk Microcredential Certification Bidang Data Science dan Artificial Intelligence.. Kegiatan pelatihan bertujuan mempersiapkan para dosen, pendamping dan asisten kompetensi dalam melaksanakan microcredential certification bagi mahasiswa khusunya di bidang data science dan Artificial Intelligence (AI)," ujar Dirjen Pendidikan Tinggi,, Prof Dr Nizam dalam siaran pers yang diterima Schoolmedia, Selasa (23/2).
Dirjen Dikti mengatakan, seiring berekembangnya zaman dunia nyata dan dunia maya telah menyatu. Seiring dimana ekonomi dunia telah bergeser ke timur, Asia menjadi sumber kebutuhan ekonomi dunia. Sehingga dalam mempersiapkan Indonesia maju diperlukan penguasaan teknologi, sesuai dengan kebutuhan ekonomi digital.
“Ke depan ekonomi kita tidak bisa hanya mengandalkan ekonomi berbasis sumber daya, maupun efisiensi tenaga kerja, tetapi kedepan akan lebih dibutuhkan ekonomi berbasis inovasi,” ujar Nizam.
Teknologi informasi, membawa kita pada smart society. Sehingga hal ini membawa pada big data, yang menjadi mata uang ekonomi di masa depan. Oleh karena itu pengetahuan dan kemampuan untuk mengolah data menjadi informasi, menjadi amat penting.
Baca juga: Siswa SMA PGRI 2 Kayen Raih Penghargaan Honorable Mention ISPO 2021
“Inilah yang dikenal dengan revolusi industri 4.0 yang melahirkan disrupsi, dengan kemungkinan hilangnya puluhan juta pekerjaan akan hilang, digantikan oleh otomasi dalam 10 tahun kedepan, tetapi akan hadir peluang 2 kali lipat lebih banyak pekerjaan yang berbasis dengan kompetensi baru inovasi dan kreativitas yang lahir selama 10 tahun ke depan ini. Ini menjadi tantangan bagi perguruan tinggi untuk menyiapkan lulusan yang lebih adaptif, lebih kreatif yang didasari dengan digital literasi dan complex problem solver yang kuat,” ujar Nizam.
Selanjutnya Nizam mengatakan, di Indonesia ekonomi digital membawa lompatan besar, seperti 5 dari 10 unicorn di ASEAN lahir dan besar dari Indonesia. Fakta bahwa kreativitas anak bangsa dahsyat sekali, dalam mengawinkan penguasaan teknologi digital khususnya bidang artificial intelligence ini adalah satu peluang yang sangat besar untuk mengangkat Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi dalam waktu yang tidak lama.
Melalui semangat Kampus Merdeka, dapat memberikan banyak jalan bagi mahasiswa dalam menciptakan kreativitas. Nizam mengharapkan program microcredential untuk national digital pool ini akan diikuti oleh mahasiswa dari berbagai program studi, tidak hanya mahasiswa dari teknologi informasi. Serta bagi para peserta yang telah mengikuti pelatihan ini diharapkan dapat menjadi pengajar, pendamping, dan asisten kompetensi dalam program microcredential certification bagi mahasiswa yang dapat mengakselerasi transformasi pendidikan digital dan mendampingi mahasiswa dalam menciptakan inovasi kreatifitas yang bermanfaat bagi DUDI dan masyarakat, serta membawa pada kemajuan bangsa.
“Menurut World Economic Forum (WEF) pada Januari 2020, ICT literasi menjadi salah satu kebutuhan fundamental penting untuk kehidupan ke depan, dalam mengakselerasi bidang digital ini kita telah bekerja sama dengan Google, AWS, Huawei, NVIDIA, HPE Aruba, 5G,” ujar Nizam.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Paristiyanti Nurwardani melaporkan total peserta yang hadir dari PTN sebanyak 511, PTS sebanyak 1.933, Perguruan Tinggi Agama 4 orang, dan Perguruan Tinggi Kementerian Lain 2 orang. Ia juga berharap para dosen dalam kegiatan bagi mahasiswa ini bisa diakui menjadi 20 sks, karena kegiatan ini menjadi salah satu program Kampus Merdeka.
Pelatihan dilaksanakan dalam 5 hari mulai 22 - 26 Februari 2021 secara virtual dengan metode synchronous dan asynchronous. Selanjutnya akan dilaksanakan evaluasi dalam bentuk ujian pada 1 Maret 2021. Acara ini turut dihadiri antara lain Zainal A. Hasibuan (APTIKOM), Igi Ardiyanto (Universitas Gadjah Mada), Adila Alfa (Universitas Indonesia), Achmad Benny Mutiara (Universitas Gunadarma), Chastine Fatichah (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), Ridi Ferdiana (Universitas Gadjah Mada), Diana Purwitasari (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), Afiahayati (Universitas Gadjah Mada), Ayu Purwarianti (Institut Teknologi Bandung), Suryo Adhi Wibowa (Universitas Telkom) yang akan berperan sebagai narasumber selama 5 hari ke depan.
Tinggalkan Komentar