Sejumlah public figure lulus program home schooling Paket C Pendidikan Kesetaraan. Kehadiran pendidikan kesetaraan semakin dirasakan manfaatnya. Foto : Direktorat PMPK
Schoolmedia News, Jakarta – Merdeka Belajar menjadi ruh platform seTARA Daring (Dalam Jaringan) yang menyajikan 453 modul pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dapat diakses melalui smart phone berbasis Android atau IOS.
Tidak hanya menyajikan pembelajaran yang menunjang ilmu pengetahuan dan keterampilan hidup peserta didik program kesetaraan visi dan misi seTARA Daring adalah membentuk profil pembelajaran Pancasila.
"Kehadiran seTARA Daring juga telah sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024," ujar Koordinator Fungsi Pendidikan Kesetaraan Kemendikbud, Dr Subi Sudarto kepada Schoolmedia di Jakarta, Senin (21/2).
Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Dikatakan, Direktorat PMPK bekerja keras untuk memastikan peningkatan kualitas pembelajaran tetap berjalan sekaligus memastikan bahwa segala kebutuhan di masa krisis pandemi Covid-19 tetap terpenuhi. Prinsip dasar semua terobosan Merdeka Belajar adalah apa yang terbaik bagi para peserta didik dan Tutor.
Selain itu, Pandemi tidak menjadi penghalang bagi pemerintah untuk terus melakukan sejumlah terobosan yang dilakukan secara cepat dan massif pada masa pandemi Covid-19 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sepanjang tahun 2020 Kemdikbud menghadirkan terobosan Merdeka Belajar episode pertama hingga episode keenam. Pada Merdeka Belajar episode pertama, Kemendikbud menetapkan empat program pokok kebijakan pendidikan di antaranya menghapus Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), mengganti Ujian Nasional (UN), penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan mengatur kembali Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Empat program pokok kebijakan pendidikan tersebut akan menjadi arah pembelajaran kedepan yang fokus pada arahan Bapak Presiden dan Wakil Presiden dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Baca juga: Reformasi Madrasyah, 500 Ribu Siswa Dapat Akses Pembelajaran Dalam Jaringan
Merdeka Belajar 2021 akan berfokus pada delapan prioritas. Pertama, pembiayaan pendidikan di antaranya Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dengan target 1,095 juta mahasiswa, KIP Sekolah dengan target 17,9 juta siswa, layanan khusus pendidikan masyarakat dan kebencanaan dengan target 42.896 sekolah, tunjangan profesi guru dengan target 363 ribu guru, dan pembinaan Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN), dan bantuan pemerintah kepada 13 SILN dan 2.236 lembaga.
Fokus selanjutnya pada Merdeka Belajar 2021 adalah program digitalisasi sekolah dan medium pembelajaran melalui empat sistem penguatan platform digital, delapan layanan terpadu Kemendikbud, kehumasan dan media, 345 model bahan ajar dan model media pendidikan digital, serta penyediaan sarana pendidikan bagi 16.844 sekolah.
Prioritas selanjutnya adalah pembinaan peserta didik, prestasi, talenta, dan penguatan karakter. Prioritas ini akan diciptakan melalui tiga layanan pendampingan advokasi dan sosialisasi penguatan karakter, pembinaan peserta didik oleh 345 pemerintah daerah, serta peningkatan prestasi dan manajemen talenta kepada 13.505 pelajar.
Pada 2021 Kemendikbud menargetkan akan melakukan pendidikan kepada 19.624 guru penggerak, sertifikasi terhadap 10.000 guru dan tenaga kependidikan, rekrutmen guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) oleh 548 pemerintah daerah, serta penjaminan mutu,sekolah penggerak, danorganisasi penggerak kepada 20.438 orang guru.
Selanjutnya, dalam peningkatan kurikulum dan asesmen nasional Kemendikbud akan melakukan pelatihan kurikulum baru kepada 62.948 guru dan tenaga kependidikan, pendampingan dan sosialisasi implementasi kurikulum dan asesmen di 428.957 sekolah, mengembangkan 4.515 model kurikulum dan perbukuan, dan akreditasi dan standar nasional pendidikan di 94.912 lembaga.
Penulis : Keke Lovina
Editor : Eko Schoolmedia
Tinggalkan Komentar