Cari

NTB Minta Dukungan KBRI Malaysia Buka Pintu Beasiswa

Foto: Pixabay

 

Gubernur Nusa Tenggara Barat H Zulkieflimansyah meminta dukungan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Malaysia untuk membuka pintu kerja sama melalui program beasiswa bagi generasi muda di provinsi itu dengan universitas di negara tersebut.

"Pendidikan menjadi perhatian utama kami saat ini. Setelah berhasil mengirimkan 46 mahasiswa S2 ke tiga universitas di Polandia pada bulan Oktober 2018 dan pertengahan Februari 2019, kami juga ingin mengirimkan pelajar melanjutkan jenjang S2 di Malaysia," kata Zulkieflimasnyah saat bertemu Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Malaysia Rusdi Kirana, dalam keterangan terulis, di Mataram, Selasa, 26 Februari 2019.

Gubernur NTB Zulkieflimansyah bertemu Dubes Indonesia untuk Malaysia, Rusdi Kirana ditemani istri Hj Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah dan sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Provinsi NTB di KBRI Malaysia di Kuala Lumpur, pada Senin (25/2).

Dalam lawatan itu, Zulkieflimansyah mendiskusikan sejumlah hal dengan Rusdi Kirana. Salah satunya, tentang upaya Pemprov NTB membuka pintu kerja sama di bidang pendidikan terkait program beasiswa 1.000 pelajar NTB ke luar negeri.

Menurut Gubernur, ikatan kesamaan dan kedekatan antara Malaysia dan Indonesia, menjadi salah satu dasar kerja sama bidang pendidikan. Begitu juga fasilitas pendidikan seperti perpustakaan dan laboratorium yang lengkap di sejumlah kampus ternama di Malaysia.

Terkait dengan permintaan Zulkieflimansyah, Kirana menyambut baik niat tersebut. Bahkan, pihak KBRI di Malaysia berjanji akan menjembatani antara Pemprov NTB dengan kampus-kampus di Malaysia yang potensial menyediakan kuota beasiswa bagi mahasiswa dari luar Malaysia.

"Saya sangat gembira dan mendukung program beasiswa 1.000 mahasiswa NTB ke luar negeri. Kami akan memfasilitasi dan menghubungkan antara universitas di sini dengan Pemprov NTB," kata Rusdi.

Menurut Rusdi yang juga pendiri dan pemilik maskapai Lion Group itu, selain beasiswa di kampus-kampus Malaysia, program yang bisa direalisasikan adalah pendidikan aviasi atau penerbangan.

"Akan kami bantu supaya bisa sekolah di Malaysia setahun untuk teorinya, kemudian lanjut dua tahun kerja praktik di pusat perawatan pesawat dan fasitas penerbangan Lion Group di Batam. Sudah ada anak TKI yang berprestasi, kami sekolahkan model seperti itu hingga akhirnya jadi pilot," kata Rusdi.

Berita Selanjutnya
Sebabkan Kecelakaan, Kapolres: Orangtua Jangan Berikan Motor ke Pelajar
Berita Sebelumnya
Bantah Dalil Pemohon, Pemerintah: Jabatan Guru Harus Miliki Kualifikasi Akademik

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar