Cari

Jalanan Berlumpur Hambat Siswa Baru Daftar ke SMPN 8 Sepauk

Ilustrasi jalanan berlumpur, Foto: Pixabay

 

Kerusakan jalan dari kawasan pemukiman warga hingga SMP Negeri 8 Sepauk, Sintang, Kalimantan Barat menghambat pendaftaran siswa baru. Kondisi ini membuat khawatir pihak sekolah lantaran jumlah siswa akan berkurang.

"Iya, kami mendapat kabar bahwa kalau jalan tidak diperbaiki, untuk tahun ajaran baru nanti, 2019-2020, orang tua lebih memilih untuk menyekolahkan anaknya di Kota Sintang saja," ujar Kepala SMPN 8 Sepauk Katno Susilo Hudi di Sepauk, Sintang, Senin, 25 Februari 2019.

Saat ini, sekitar 200 siswa bersekolah di SMPN 8 Sepauk. Sebagian besar siswa tersebut berasal dari Satuan Pemukiman (SP) 5 dan SP 4. Sekolah yang terletak di kawasan transmigrasi itu mulai beroperasi sejak 2007 berada di SP 5.

"Kalau dari SP 4, sekitar 40 persennya. Yang paling mengeluhkan kondisi jalan ke SMPN 8 Sepauk, dari orang tua murid di SP 4," kata Katno.

Ia menambahkan ada juga guru yang mengajukan pindah tugas karena tidak mampu setiap hari ke sekolah dan melewati jalan yang rusak parah tersebut.

Katno mengatakan, ia tinggal sekitar 13 kilometer dari sekolah. Ia membeli sepeda motor jenis trail untuk mempermudah perjalanannya dari rumah ke sekolah.

"Setiap hari seperti ini, harus masuk ke sekolah, kecuali tanggal merah atau libur," kata Katno.

Ia membutuhkan waktu satu hingga 1,5 jam untuk tiba di sekolah.

Ketua Komite SMPN 8 Sepauk Supono juga mengeluhkan kondisi infrastruktur tersebut.

"Bahkan sekarang ada siswa dari SP 4 yang harus menginap di rumah teman atau saudaranya di SP 5, karena tidak memungkinkan kalau bolak balik setiap hari dari rumah ke sekolah," ujar Supono.

Terkait dengan jalan rusak ini, Popi Lakori, siswi Kelas IX SMPN 8 Sepauk, mengatakan, dalam satu minggu terakhir ia harus menginap di SP 5.

"Jalannya sangat rusak, padahal jarak dari rumah ke sekolah sekitar empat kilometer saja," kata Popi.

Ia biasanya menggunakan sepeda motor dan berangkat dari rumah pukul 05.30 WIB dan tiba di sekolah sekitar pukul 07.30 WIB.

"Biasa ketemu teman di jalan, bantu mendorong karena sepeda motornya ambles atau tidak mampu melewati jalan yang rusak, jadi jam 07.30 baru tiba di sekolah," ujar Popi.

Kondisi ini, kata Popi sudah biasa ia jalani. Ia pun juga sudah terbiasa terjatuh di jalanan berlumpur saat perjalanan ke sekolah sehingga risikonya seragam menjadi basah. Kemudian, sesampai di sekolah, Popi melanjutkan, ia harus membersihkan dahulu lumpur yang menempel di seragamnya sebelum ikut pelajaran di kelas.

"Sekarang bawa beras sama minta uang tambahan sama orang tua, karena tidak pulang," kata Popi.

Ia berharap, pemerintah segera memperbaiki jalan tersebut karena untuk mempermudah siswa ke sekolah, terutama anak-anak yang lulus dari SD sekitar.

Sepauk terletak sekitar 300 kilometer timur Kota Pontianak, sedangkan Kota Sintang berjarak sekitar 50 kilometer. Warga menggunakan jalan tersebut untuk beraktivitas sehari-hari.

Terpantau, untuk angkutan yang lewat, umumnya kendaraan yang mengangkut kebutuhan warga, seperti beras dan lainnya.

Berita Selanjutnya
Menteri Yohana: Saat Ini Belum Ada Kabupaten/Kota Layak Anak di Papua
Berita Sebelumnya
Disdik Rejang Lebong Akui Sekolah Swasta Maju

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar