Cari

Kalteng Gandeng Pelajar dan Mahasiswa untuk Garap Food Estate

Foto: Pixabay

 

Schoolmedia News, Palangka Raya - Puluhan mahasiswa dan juga SMK pertanian di Palangka Raya mendapata tugas sebagai penyuluh pertanian oleh Komandan Korem (Danrem) 102 Panju Panjung, Brigjen TNI Purwo Sudaryanto. Pengembangan Food Estate di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau membutuhkan peran kaum milenial.

"Food Estate kita selalu melakukan pendampingan terhadap masyarakat yang terlibat dalam food estate. Kita ketahui bersama role model di Kalteng yakni wilayah Kapuas dan Pulang Pisau itu untuk padi dan ada beberapa daerah jadi food estate non padi seperti singkong itu di Kabupaten Gunung Mas, Kapuas dan Pulang Pisau juga  tapi di bagian sektor atas," ujar Purwo, Selasa, 6 Oktober 2020, seperti dilansir dari laman RRI.

 

Baca juga: Kemendikbud Gelar Kompetisi KIHAJAR STEM Berhadiah Rp 300 Juta

 

Ia melanjutkan, pihaknay telah menyiapkan sumber daya manusia di lapangan dengan membentuk satuan tugas pertanian. Mereka terdiri dari anggota TNI yang dua tahun lagi akan pensiun, 10 mahasiswa masing-masing dari dua universitas jurusan pertanian dan siswa SMK Pertanian. Mereka akan ditugaskan sebagai penyuluh. 

Pembentukan satgas ini, kata Purwo, dirasa perlu, mengingat semua pengerjaan, mulai dari mengolah tanah, menanam, sampai menjadi kemasan siap dipasarkan akan menggunakan teknologi canggih. Sebagian anggota satgas, kata Purwo, telah memulai tugasnya dengan membantu melakukan penggarapan.

Ia menambahkan, seluas 165 ribu hektare telah disiapkan oleh pemerintah bukanlah membuka lahan baru, melainkan memanfaatkan yang sudah digarap oleh pemiliknya, sehingga beberapa pihak tidak perlu khawatir dengan adanya isu cetak sawah baru atau transmigrasi. 

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng, Sunarti menyebut, proyek food estate ini sangat membantu meningkatkan produktifitas tanaman pangan. 

 

Baca juga: Pemuda Baubau Fasilitasi Anak Kurang Mampu untuk Belajar Daring

 

Namun diakuinya, kendala saat ini usia para petani di lokasi yang sudah tidak produktif lagi. Sehingga pihaknya mengharapkan peran dari petani milenial, seperti anak-anak petani yang sudah sekolah di pertanian, bisa kembali ke desa untuk mengolah lahan dengan sistem teknologi. 

"Jadi di dalam per klaster itukan 1.000 hektare lengkap dengan fasilitas yang ada. Olah tanah sampai dengan panen semua menggunakan mesin. Harapan ke depan petani itu tidak jual gabah tapi beras. Tidak hanya cukup jual beras, nanti sampai turunan dari beras. Itu yang dikembangkan korporasi berbasis petani," ungkapnya. 

Apabila food estate ini dikerjakan oleh petani muda, Sunarti memastikan perekonomian akan lebih maju karena berbasis korporasi lantaran diperhatikan juga oleh pemerintah pusat dari hulu hingga hilir. 

Berita Selanjutnya
Mendikbud: Asesmen Nasional Tak Lagi Evaluasi Capaian Individu Siswa
Berita Sebelumnya
Kemendikbud Gelar Kompetisi KIHAJAR STEM Berhadiah Rp 300 Juta 

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar