Foto: Pixabay
Schoolmedia News, Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Bank Pembangunan Daerah (BPD) atau Bank Jatim mencanangkan Program Gerakan Jawa Timur Menabung One Student One. Program ini dibuat pemerintah setempat untuk meningkatkan pengetahuan literasi keuangan kepada kaum milenial.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mendorong kepada anak-anak usia SMP dan SMA untuk lebih dini melakukan perencanaan keuangan. Menurutnya, terlebih bagi anak anak yang duduk dibangku SMA.
"Terutama para guru mungkin secara parsial bisa mengundang, barangkali ada lembaga perbankan di Kabupaten Kota Bapak Ibu sekalian yang memungkinkan memberikan literasi keuangan," ujarnya, Kamis, 1 Oktober 2020, seperti dilansir dari laman RRI.
Baca juga: Begini Saran Komisi X DPR untuk Kemdikbud Terkait Kurikulum
Sehingga, lembaga keuangan tersebut, bisa didatangkan ke sekolah, yang memungkinkan memberikan proses pembelajaran bagaimana keuangan secara inklusif pada sekolah, melalui kelas kelas tertentu.
"Ini akan menjadi pembelajaran yang lebih awal yang memungkinkan proses literasi keuangan dan finansial solution diberikan secara lebih dini," tambahnya.
Sehingga, Khofifah melanjutkan, masing-masing anak-anak bisa menyiapkan dan mengetahui bagaimana membuat perencanaan keuangan agar lebih efisien dan lebih efektif, tanpa harus mengurangi pembelajaran anak-anak tentang sedekah.
"Jadi banyak sekali sekolah-sekolah yang memang menyiapkan format terutama pada hari Jumat ada format di mana anak-anak dikenalkan bagaimana sebaiknya mereka berbagi, bagaimana besarnya hikmah dari shodaqoh," pesannya.
Baca juga: Kemenristek Dorong Munculnya Teknopreneur, Ini Reaksi Sandiaga Uno
Kepala Kantor OJK Regional IV Jawa Timur, Bambang Mukti Riyadi menjelaskan, untuk program satu Rekening satu Pelajar (KEJAR), adalah salah satu program Pemprov Jatim untuk memberikan pemahaman literasi kepada kaum millenial.
"Sekarang dunia bergeser ke digital dan penting sekali memberikan pemahaman literasi kepada kaum milenial, dimulai dari SMP kemudian SMA," katanya.
Salah satu literasi yang diberikan kepada anak anak ini, adalah tentang keuangan digital. Bambang menuturkan, sekarang masih sederhana, yaitu dengan membuka tabungan. Pihaknya berharap, pemahaman para pelajar ini semakin meningkat.
"Jadi mereka tidak kagok lagi, tidak termarginalisasi, atau tidak dirugikan ketika memanfaatkan keuangan digital," ucapnya.
Bambang mencontohkan, sekarang ada keuangan fintech, dimana pinjaman cukup melalui HP, namun suku bunga tinggi, atau lembaga keuangan ternyata ilegal. Kemudian bagaimana harus paham investasi, yang katanya keuntungannya tinggi.
"Tapi ternyata investasinya ilegal atau bodong, artinya dirugikan. Pemahaman ini sangat penting dan kita mulai dari sejak dini, sejak SMP tadi," ungkapnya.
Baca juga: Bhinneka Tunggal Ika Berasal dari Bumi Majapahit
Sementara itu, Direktur Teknologi Informasi Bank Jatim, Tonny mengatakan pada program KEJAR ini, siswa membuka tabungan dengan nama SimPel. Semakin mudah dan murah, karena tidak ada biaya administrasi.
"Jadi kalau ada biaya yang itu juga untuk siswa sendiri. Jadi ini pertama, mereka untuk belajar menabung, ini terus sampai mereka lulus," imbuhnya.
Kemudian, ia melanjutkan, bila sudah lulus SMA, maka akan diarahkan kepada produk tabungan lain yang lebih variatif, seperti Simpeda. Pembukaan rekening SimPel ini sebesar Rp 5000, setorannya juga mudah, karena akan ada mobil kas keliling.
"Jadi nanti teman-teman bisa langsung nabung ke mobil kas keliling itu," tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan penyerahan secara simbolis rekening pelajar atas pembukaan 15.000 Rekening Pelajar di Jawa Timur, serta penyerahan Penghargaan SimPel Award.
Tinggalkan Komentar