Sumber: Litbang Kemendagri
Schoolmedia News, Jakarta - Adanya wacana penghilangan atau menghapus mata pelajaran sejarah mengundang polemik dari berbagai pihak. Salah satunya, Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia Komisariat Departemen Pendidikan Sejarah (IKA Pendidikan Sejarah UPI).
Mereka mendesak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menjadikan sejarah sebagai mata pelajaran wajib di seluruh jenjang pendidikan menengah yakni, SMA, SMK, MA, dan MAK.
"Reduksi mata pelajaran sejarah dengan hanya menjadi bagian dari IPS pada kelas X dan mata pelajaran pilihan kelas XI dan XII SMA serta penghapusan mata pelajaran sejarah pada jenjang SMK merupakan kekeliruan cara pandang terhadap tujuan pendidikan," kata Ketua IKA Pendidikan Sejarah UPI Dadan Wildan, Senin, 21 September 2020, seperti dilansir dari laman RRI.
Baca juga: Kasus Covid-19 Tinggi, Sekolah Tatap Muka Ditunda
Menurut Dadan, mata pelajaran sejarah penting untuk diajarkan pada seluruh jenjang pendidikan. Mengingat arti penting sejarah Indonesia terletak pada fungsi yang melekat pada sejarah itu sendiri.
Hal itu, kata Dadan, berkaitan dengan mengembangkan jati diri bangsa, mengembangkan collective memory sebagai bangsa, mengembangkan keteladanan karakter dari para tokoh, mengembangkan inspirasi. Selain itu juga dengan belajar sejarah, peserta didik akan mampu mengembangkan kreativitas, mengembangkan kepedulian sosial bangsa, dan membangun nasionalisme yang produktif.
Baca juga: Ada Kasus Kriminal, Kemdikbud Diminta Evaluasi Pengawasan Belajar Online
Karenanya, Dadan menegaskan, penghilangan mata pelajaran sejarah dengan hanya menjadikan sebagai pilihan berpotensi mengakibatkan hilangnya kesempatan siswa untuk mempelajari sejarah bangsa.
"Sekaligus, ini bisa menghilangkan jati diri sebagai bangsa Indonesia," ujarnya tegas.
Tinggalkan Komentar