Cari

Hingga Akhir Januari, Penderita Penyakit DBD di Malut Tercatat 112 Orang

Nyamuk Aedes aegypti membawa virus demam berdarah dengue, Foto: entomologytoday.org

 

Dinas Kesehatan Maluku Utara data sebanyak 112 orang terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Data tersebut terkumpul hingga akhir Januari 2019.

"Jumlah tersebut kemungkinan masih akan bertambah karena dari sepuluh kabupaten/kota di Malut baru lima kabupaten/kota yang memasukan data jumlah penderita penyakit DBD ke Dinkes Malut," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Malut, Andi Sakrawati di Ternate, Jumat, 1 Februari 2019.

Dari 10 kabupaten/kota di Malut, Andi mengatakan, belum ada yang dinyatakan sebagai daerah Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD karena jumlah penderita DBD di masing-masing kabupaten/kota relatif sedikit dan belum ada yang meninggal.

Menurut Andi, Dinkes Malut telah menyampaikan instruksi dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan keseluruh Dinkes Kabupaten/kota di Malut mengenai upaya pencegaha dan penanganan penyakit DBD.

Upaya pencegahan dan penanganan DBD itu di antaranya menyosialisasikan kepada masyarakat mengenai 4 M yakni menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi, mengubur wadah yang dapat menampung air serta mengamati jentik nyamuk dan kebersihan lingkungan.

Masyarakat, kata Andi melanjutkan juga diimbau untuk menanam tananam pengusir nyamuk di sekitar rumah, seperti bunga lavender dan serai serta menggunakan kelambu saat tidur.

Selain itu, pemahaman tentang ciri-ciri penyakit DBD, seperti demam tinggi selama berhari-hari, sakit di belakang bola mata dan muncul bintik merah di kulit, juga disosialisasikan.

Ia berharap, dengan mengetahui ciri-ciri penyakit DBD, masyarakat segera membawa anggota keluarganya yang menderita dengan penyakit serupa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan intensif.

Pengalaman selama ini, kata Andi, penderita penyakit DBD tidak bisa tertolong karena saat dibawa ke rumah sakit kondisinya sudah parah. Mereka, kata Andi, kurang memahami bahwa yang diderita adalah penyakit DBD.

Berita Selanjutnya
2 Penderita DBD Meninggal, Dinkes NTT: Jumlahnya Menjadi 15 Orang
Berita Sebelumnya
Gelombang Panas 40 Derajat Celcius Picu Pemadaman Listrik di Sydney Timur

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar