Cari

Dispustarda Banjarmasin Buat Arsip Visual Sejarah Daerah

Pemutaran Video Sejarah Banjarmasin.Foto:ANTARA

SCHOOLMEDIANEWS.Banjarmasin - Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Dispustarda) Kota Banjarmasin tengah membuat sebuah arsip visual sejarah daerah baik dari bingkai masuk kebudayaan penjajah Belanda dan kebudayaan Islam.

Kepala Dispustarda Kota Banjarmasin, H.Ahmad Husaini di Banjarmasing, Kamis(09/01/2020) menjelaskan saat pemutaran vidio pembuat arsip sejarah Banjarmasin dalam bingkai Islam, di kantor Dispustarda di Jalan Zafri Zamzam Banjarmasin Tengah, sudah dua video sejarah Banjarmasin dibuat sejak 2019 dan 2020 ini.

Yang pertama dan sudah disosialisasikan itu, ujar dia pada 2019 adalah arsip visual terkait sejarah Banjarmasin dari masuknya kebudayaan penjajah Belanda.

"Di video ini ada arsip video dan foto-foto masa lalu, selain ada narasumbernya juga terkait sejarah itu," sebutnya.

Hal demikian juga yang sedang digarap arsip visual untuk arsip kedua terkait sejarah Banjarmasin dalam bingkai Islam.

 

Baca Juga : UISU Butuh Lahan 20 Hektar Untuk Pengembangan Kampus


"Ini cerita sejarah dari masuknya Islam dari Kerajaan Demak ke Banjarmasin, hingga perkembangannya sampai saat ini," ujar A Husaini.

Termasuk sejarah adanya dua mesjid besar dan bersejarah di ibukota provinsi ini selain Mesjid Sultan Suriansyah di Kuin, yakni, Mesjid Sungai Jingah (1934) dan Mesjid Raya Sabilal Muhtadin yang diresmikan pada 1979.

"Mungkin banyak yang tidak tahu sejarah adanya mesjid-mesjid itu, termasuk Mesjid Sungai Jingah itu dulunya di pinggir sungai sebelum dipindah pada tahun 1934 lalu," tambahnya.

Termasuk juga peran Gubernur Abrani Sulaiman dan Pangdam Lambung Mangkurat Brigjen Amir Mahmud mulai merintis pembangunan Mesjid Sabilal Muhtadin tersebut pada tahun 1964, dimana Presiden Soeharto menyumbang pembuatan kubah berwarna emasnya.

"Sejarah-sejarah ini kita buat sekarang untuk semua generasi akan datang agar tahu dan jadi pendidikan, bahkan ini jadi arsip daerah yang bisa diakses melalui daring nantinya," ujar A Husain.

Dia menyatakan, pihaknya akan terus memprogramkan produksi visual sejarah-sejarah daerah ini, sebagai jati diri daerah yang harus dikenang selalu.

"Kita harus selalu menjaga arsip daerah kita, tidak hanya dokumen tertulis, tapi juga visual yang ada, hingga perlu dikembangkan dengan teknologi sekarang ini," lanjutnya.
 

Berita Selanjutnya
Sejumlah Universitas di Inggris Sediakan Kelas Bahasa Indonesia
Berita Sebelumnya
Jaksel Salurkan 1.000 Paket Peralatan Belajar Kepada Siswa Korban Banjir

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar