Dr. Adrianus Laurens Gerung Waworuntu, MA, Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia yang merupakan Sahabat Komunitas Jelajah kepada Ketua Klaster IMuseum IMERI FKUI, dr. Isabella Kurnia Liem, M.Biomed, PhD, P.A, di Auditorium Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta Pusat. Foto: ui.ac.id
SCHOOLMEDIA NEWS, Jakarta - IMuseum IMERI FKUI menerima penghargaan Anugerah Purwakalagrha Indonesia Museum Awards 2019 untuk kategori Museum Cerdas pada Minggu, 13 Oktober 2019.
Indonesia Museum Award (IMA) merupakan ajang tahunan yang digagas oleh Komunitas Jelajah sejak tahun 2012. Semenjak pelaksanaan pertamanya hingga kini, IMA telah berkembang menjadi ajang yang bergengsi dalam bidang apresiasi terhadap permuseuman di Indonesia.
Penyerahan penghargaan dilakukan oleh Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Adrianus Laurens Gerung Waworuntu yang merupakan Sahabat Komunitas Jelajah kepada Ketua Klaster IMuseum IMERI FKUI, Isabella Kurnia Liem, M.Biomed, di Auditorium Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta Pusat.
Penyelenggaraan IMA bertujuan untuk memberikan penghargaan terhadap tokoh, pengelola museum dan pekerja di bidang sejarah, kepurbakalaan serta permuseuman. Diharapkan, ajang IMA mampu meningkatkan apresiasi masyakarat terhadap sejarah, kepurbakalaan, permuseuman, dan para pecinta warisan budaya.
Baca juga: Anugerah Insan Berprestasi 2019 sebagai Wujud Apresiasi dan Motivasi
Tahun ini, tema yang diusung adalah "Museum as a Cultural Hubs: The Future of Tradition". Tema ini sejalan dengan tema yang digunakan oleh "International Council of Museum (ICOM)" untuk perayaan Hari Museum Internasional 2019. Melalui tema tersebut museum diharapkan dapat menjadi pusat budaya dan sekaligus harapan bagi masa depan perkembangan berbagai tradisi yang hidup di masyarakat.
IMA 2019 memberikan penghargaan Purwakalagrha untuk empat kategori, yaitu Museum Cerdas, Museum Lestari, Museum Bersahabat dan Museum Unik. Selain itu, penghargaan Purwakalagrha juga memberikan dua apresiasi khusus untuk Media Peduli Museum dan Pengabdian Sepanjang Hayat (Lifetime Achievement) untuk tokoh yang sepanjang hidupnya memiliki andil besar bagi perkembangan museum dan heritage.
Pada kategori Museum Cerdas, IMuseum IMERI FKUI bersanding dengan empat nominasi lainnya yaitu Museum Biofarma, Museum Bank Indonesia, Indonesia Islamic Art Museum dan Museum Paviliun 5. Indikator penilaian pada kategori ini meliputi kemampuan memberikan konteks, informasi, dan pengetahuan yang terus berkembang sesuai perubahan zaman.
Berdasarkan indikator tersebut, dewan juri yang terdiri dari Wiendu Nuryanti (Ketua Dewan Juri), Indroyono Soesilo(tokoh masyakarat), Samuel Wattimena (perancang busana), Anggit Hernowo (praktisi media) dan Yuliandre Darwis (pakar Komunikasi) mengumumkan IMuseum IMERI FKUI sebagai pemenang dalam kategori Museum Cerdas.
Baca juga: Fakultas Kehutanan UGM Bangun Student Co-Working Space
IMuseum IMERI FKUI diresmikan pada tanggal 14 September 2017 oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia periode 2014-2019, Puan Maharani. IMuseum IMERI FKUI tak hanya mengulas sejarah pendidikan kedokteran di Indonesia, tetapi juga memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang kesehatan dan ilmu kedokteran yang dikemas melalui tema siklus hidup manusia sejak dalam kandungan hingga lansia.
IMuseum IMERI FKUI memiliki lebih dari 5000 koleksi, baik berupa spesimen kedokteran maupun benda-benda peninggalan (artefak) berupa alat bantu pendidikan kedokteran, video, media directory dan foto-foto sejarah, yang tersebar di enam area yaitu Medical Education Journey in Indonesia; Health Education Area; Medical Collection Area; Lobby; Edutainment Area; dan Etalase.
Selain itu, IMuseum IMERI FKUI juga menyediakan fasilitas penunjang pendidikan bagi komunitas kesehatan dan kedokteran berupa koleksi spesimen kesehatan yang telah dimiliki sejak era Hindia-Belanda hingga era modern. IMuseum IMERI FKUI menjadi semakin menarik dengan adanya 3D human body visualization table, sebagai media pembelajaran terkini. 3D human body visualization table memungkinkan proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan kedokteran menjadi lebih ringkas dan mudah melalui gambar anatomi tubuh manusia dalam bentuk 3 dimensi.
Dalam pengelolaannya, IMuseum IMERI FKUI akan selalu memperbaiki pelayanan dan kualitas agar dapat terus menarik minat masyarakat untuk berkunjung. Pada masa mendatang, IMuseum IMERI FKUI tidak hanya melestarikan artefak sejarah pendidikan kedokteran, tetapi juga turut berpatisipasi aktif meningkatkan kualitas pendidikan kesehatan dan kedokteran di Indonesia serta memberikan informasi kesehatan dan pendidikan kedokteran yang berkelanjutan baik kepada komunitas kesehatan maupun masyarakat umum.
Tinggalkan Komentar