Cari

2,2 Miliar Penduduk Dunia Sulit Mendapat Akses Air Bersih



Schoolmedia News Jogyakarta === Dunia menghadapi tantangan yang semakin kompleks, mulai dari pertumbuhan penduduk, perubahan tata guna lahan, hingga perubahan iklim yang sangat mempengaruhi keberlanjutan sumber daya air. Retno Lestari Priansari Marsudi selaku Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB mengatakan hampir seluruh negara di dunia sedang menghadapi ancaman krisis air.

“Data PBB menunjukkan lebih dari 2,2 miliar orang atau sekitar 1 dari 4 penduduk dunia tidak memiliki akses ke sumber air yang aman. Sementara itu, lebih dari 3,5 miliar orang atau sekitar 4 dari 10 penduduk dunia tidak memiliki akses terhadap sanitasi yang layak,” kata Retno dalam Focus Group Discussion (FGD) dan seminar terkait Water Security, Jumat (15/8) di ruang Multimedia, Gedung Pusat UGM.

Menurut Retno, bencana yang berhubungan dengan air setiap tahunnya menyebabkan kerugian mencapai 550 miliar dolar, dan 95% kerusakan infrastruktur di dunia disebabkan oleh bencana terkait air. “Kita menghadapi tiga tantangan besar lain soal air, too much (banjir), too little (kekeringan), dan too polluted (pencemaran),” paparnya.

Di Indonesia, kata Retno, tantangan ini juga sangat nyata. Data menunjukkan bahwa kebutuhan air nasional diperkirakan akan meningkat 31% pada tahun 2045. “Jika tidak terpenuhi, hal ini dapat menghambat cita-cita besar kita menuju Indonesia Emas 2045,” imbuhnya.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Retno menuturkan beberapa langkah yang bisa dilakukan yakni, pertama, melakukan inovasi dan implementasi teknologi air, mulai dari hal-hal kecil seperti efisiensi penggunaan air sehari-hari, hingga inovasi besar dalam pertanian dan industri.

Kedua, memperbanyak ahli dan SDM di sektor air, karena saat ini setengah dari tenaga ahli air dunia sudah mendekati masa pensiun, sementara kebutuhan justru meningkat.

“ Peran universitas sangat penting untuk melahirkan inovasi dan mencetak ahli baru di bidang air. Kita harus bersiap, karena air bukan hanya isu teknis, tetapi menyangkut survival umat manusia,” terangnya.

Rektor UGM Prof. Ova Emilia, menuturkan air adalah unsur dasar kehidupan. Menurutnya, bangsa Indonesia pun tidak lepas dari air mulai dari persoalan banjir, tanah longsor, hingga kekeringan yang berdampak pada produktivitas pertanian dan kesejahteraan masyarakat.

“Bahkan, sebagai seorang dokter, saya selalu ingat bahwa sekitar 80% tubuh manusia terdiri atas air. Untuk dapat bertahan hidup, air harus benar-benar diperhatikan. Melalui FGD ini menjadi langkah awal bagi UGM untuk memperkuat jejaring akademik dan kontribusi jangka panjang dalam isu ketahanan air di tingkat nasional maupun internasional,” pungkasnya.

Tim Schoolmedia

Artikel Sebelumnya
Wamendikdasmen Apresiasi Pemecahan Rekor MURI Satuan PAUD di Labuan Batu Donasi 16.126 Buku Anak Usia Dini

Artikel Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar