
208.000 Siswa dan 19.000 Guru Terdampak Banjir Bandang dan Longsor di Sumatera, Posko Trauma Center dan Psikososial Siap Tangani Kesehatan Mental Anak
Schoolmedia News Aceh Tamiang â Posko Bantuan Pengungsi di Kabupaten Aceh Tamiang telah membuka posko trauma center dan layanan psikososial untuk menangani dampak bencana banjir yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Langkah ini muncul seiring laporan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI yang menyatakan sebanyak 208.000 siswa serta 19.000 guru dan tenaga kependidikan terlibat terdampak.
Kemendikdasmen sendiri telah berupaya melakukan pemulihan pendidikan di wilayah terdampak. Namun, pakar psikologi kebencanaan UGM, Diana Setiyawati, S.Psi., MHSc., Ph.D., Psikolog, menilai bahwa program pemulihan pendidikan merupakan langkah yang bagus dan empatik, tetapi tetap harus dibarengi dengan upaya dukungan psikososial untuk mengembalikan anak-anak ke dalam pemenuhan kebutuhan dasar â termasuk anak usia dini (PAUD).
âAnak-anak bisa merasakan kembali belajar dan bersekolah itu adalah sesuatu yang harus sangat perlu diupayakan,â ujar Diana.
Lebih lanjut, Diana menyatakan bahwa faktor resiko yang paling berpengaruh terhadap para penyintas adalah ketika siswa terlalu lama berada dalam situasi yang tidak menentu seperti di barak pengungsian atau tempat tinggal yang tidak tetap. Menurutnya, kondisi darurat ini sangat beresiko bagi kesejahteraan mereka, terutama anak PAUD yang lebih rentan terhadap perubahan lingkungan.
âJadi memang perlu upaya kita bersama untuk mengembalikan mereka pada rutinitas dan pemenuhan kebutuhan dasar itu pendukung utama banget untuk well-being para penyintas,â jelasnya.
Bentuk Layanan Trauma Center dan Psikososial Untuk Anak
Posko trauma center ini menyediakan layanan khusus bagi anak usia dini, antara lain:
- Friendly safe space khusus PAUD: Ruang yang tenang, bersih, dan dihiasi mainan, boneka, serta gambar untuk membuat anak nyaman.
- Terapi bermain (play therapy): Menggunakan bermain sebagai sarana untuk anak mengekspresikan perasaan yang tidak bisa mereka ungkapkan dengan kata-kata.
- Kegiatan kreatif: Menggambar, melukis, dan membuat kerajinan tangan untuk membantu anak melepaskan tekanan.
- Membaca cerita dan bernyanyi: Kegiatan yang familiar untuk membangun rasa keamanan dan mengembalikan rutinitas.
- Dukungan langsung kepada orang tua/wali: Memberikan panduan cara menangani anak yang mengalami trauma di lingkungan pengungsian.
- Pantauan berkala: Tim psikolog dan relawan memantau perilaku anak untuk mendeteksi tanda-tanda trauma yang membutuhkan perawatan lebih lanjut
Cara Mengatasi Trauma Anak Korban Bencana
Menurut tim psikologi UGM yang terlibat, langkah-langkah mengatasi trauma pada anak PAUD antara lain:
1. Membangun rasa keamanan: Selalu ada di samping anak, memberikan pelukan, dan menggunakan suara yang lembut.
2. Memulihkan rutinitas: Menciptakan jadwal sehari-hari yang tetap (makan, tidur, bermain) agar anak merasa teratur.
3. Mengedukasi dengan bahasa sederhana: Menjelaskan apa yang terjadi dengan kata-kata yang mudah dipahami, tanpa memberikan detail yang menakutkan.
4. Mengedorong ekspresi melalui bermain: Izinkan anak bermain secara bebas, karena melalui bermain mereka bisa memproses peristiwa yang dialami.
5. Menghindari hal yang menimbulkan kecemasan: Jauhkan anak dari suara yang kencang, air yang banyak, atau lingkungan yang mirip dengan saat bencana terjadi.
6. Bekerjasama dengan guru PAUD: Memastikan dukungan yang konsisten antara lingkungan pengungsian dan sekolah ketika anak kembali belajar
Jumlah Anak Terlayani Posko Trauma
Sampai hari ini (11/12), posko trauma center telah melayani sebanyak 127 anak PAUD dari berbagai pengungsian di Kabupaten Aceh Tamiang. Jumlah ini terus bertambah seiring dengan kunjungan harian dari keluarga pengungsi yang membutuhkan dukungan.
Program ini dijalankan secara bersama-sama dengan beberapa mitra, antara lain:
- Tim Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM)
- Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang
- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) âCahaya Anakâ yang bergerak di bidang kesehatan mental anak
- Relawan lokal yang telah dilatih khusus dalam menangani anak usia dini yang mengalami trauma.
Dari Tim Psikologi UGM sendiri, ungkap Diana, saat ini tengah menjalankan dukungan kepada para relawan yang beraktivitas untuk anak-anak dengan menyediakan âfriendly safe spaceâ â termasuk yang khusus untuk PAUD. Hal ini dilakukan agar anak-anak bisa kembali nyaman dan beraktivitas.
Untuk jangka panjang, Tim Psikologi UGM akan melakukan pemetaan daerah mana saja yang dampak psikologisnya paling besar. âPemetaan ini meliputi dimana saja sekolah yang rusak, makanan tidak memadai, serta daerah dengan kematian terbanyak yang menimbulkan beban psikis paling besar,â ungkapnya.
Diana merekomendasikan untuk dilakukan pemenuhan kebutuhan melalui dukungan psikososial yang ditujukan bagi individu dengan kondisi subclinical â mereka yang tidak mengalami gangguan jiwa, tetapi menghadapi kesulitan, kesedihan mendalam, atau kendala untuk kembali berfungsi seperti biasa, termasuk anak PAUD.
âKami akan membuat program untuk memperkuat kesehatan mental di sekolah, di keluarga, di Primary Health Care untuk mengantisipasi dampak-dampak yang muncul di jangka panjang dan menengah,â pungkas Diana.
Peliput : Eko B Harsono
Dari Posko Pengungsian Kantor Bupati Aceh Tamiang
Tinggalkan Komentar