Cari

null, null

Sukseskan Transisi PAUD ke SD 17.000 PAUD dan 89.500 SD Sudah Akses Alat Bantu Pembelajaran

 

Schoolmedia News Sorong ----- Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah (Ditjen PDM) Kemendikbudristek menggelar Malam Apresiasi dan Refleksi UPT PDM-09 Transisi PAUD SD yang membawahi program strategis Kemendikbudristek, Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan di Sorong, Papua Barat Daya, Sabtu (12/1). 

Kegiatan dibuka Direktur Jenderal PDM, Iwan Syahrir yang dihadiri  Plt. Direktur Pendidikan Anak Usia Dini, Komalasari, Tim Staf Khusus Menteri Bidang Isu-isu strategis, Seluruh Kepala BBPMP/BPMP, Kepala Dinas Pendidikan Kota Sorong, Widyaprada Ahli Utama, Ahli Madya dilingkungan Dit.PAUD dan Dit.SD  dan Kepala Bidang PAUD dan Kepala Bidang SD atau yang mewakili dari 26 Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota serta seluruh PIC UPT PDM 09 dari BBPMP/BPMP.

Dalam sambutannya, Dirjen PDM  mengatakan salah satu persoalan terbesar pendidikan Indonesia adalah krisis pembelajaran (learning crisis) dan hilangnya pembelajaran (learning loss). Krisis ini sudah berlangsung lama dan berdampak pada kesulitan murid-murid di Indonesia untuk mencapai tingkat kemahiran dasar dalam kemampuan literasi dan numerasi.

"Strategi yang dilakukan Kemendikbudristek untuk memperkuat kemampuan dasar pada anak usia dini dengan menghadirkan gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan. Gerakan ini didasari atas kesadaran bahwa kemampuan literasi dan numerasi anak-anak harus dibangun secara bertahap karena kesempatan belajar anak berbeda-beda, baik kondisi daerah, budaya, dan kondisi perekonomian keluarga," paparnya.

Dikatakan, gerakan Transisi PAUD-SD yang Menyenangkan hadir untuk menyelaraskan pembelajaran antara PAUD dan SD khususnya kelas awal, dengan tujuan agar peserta didik PAUD tidak perlu melakukan terlalu banyak penyesuaian, saat menjadi peserta didik SD. Juga, gerakan ini bertujuan, agar peserta didik SD yang tidak pernah mengikuti PAUD tetap dapat terpenuhi haknya untuk mendapatkan pembinaan kemampuan fondasi. 

Karena kita tahu, lanjutnya setiap anak berhak mendapatkan kemampuan fondasi, berhak diberikan kemerdekaan dan kebahagiaan dalam belajar, sehingga mereka terdorong untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat

Sejak gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan ini diluncurkan, Kemendikbudristek terus berupaya melibatkan banyak pihak untuk berkolaborasi, dengan menghadirkan berbagai kegiatan serta terobosan, termasuk: 
Mengeluarkan SE dimana hampir 100% Dinas Pendidikan di Indonesia, meneruskan melalui SE Kepala Dinas untuk Satuan Pendidikan;
Menyelenggarakan Diklat Teknis bagi 5000 peserta terdiri dari Kepala Satuan, Pendidik, Penilik atau Pengawas pada PAUD dan SD/MI;
Bimtek bagi lebih dari 450 Guru SD dan 450 Guru PAUD.

 

Lebih dari 17.000 PAUD dan 89.500 SD sudah mengakses Alat Bantu Pembelajaran melalui Platform Merdeka Mengajar; dan banyak terobosan serta kegiatan lainnya.

Dari berbagai terobosan, kolaborasi, dan upaya yang kita lakukan bersama ini sudah banyak perubahan dan transformasi yang terjadi, baik di jenjang SD/MI atau PAUD/RA. Kita dapat melihat beberapa tanda Satuan Pendidikan SD/MI yang sudah bertransformasi:

Tidak menerapkan tes calistung sebagai dasar penerimaan. 
Memanfaatkan MPLS sebagai masa untuk memudahkan adaptasi peserta didik baru dan orang tua dengan lingkungan belajarnya. 
Guru melakukan asesmen awal melalui pelaksanaan kegiatan pembelajaran (bukan tes) untuk mengetahui capaian anak. 
Guru mampu menghadirkan suasana belajar yang mendorong peserta didik untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan, nyaman untuk mengutarakan gagasan, pertanyaan, berani mencoba.
Kemampuan literasi tidak dibangun melalui mapel Bahasa Indonesia saja, namun melalui strategi pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk mengutarakan gagasan.

Ditambahkan, sementara pada PAUD/RA yang sudah bertransformasi, kita juga bisa melihat perubahan diantaranya:
Membangun kemampuan literasi secara utuh, tidak sebatas mengajarkan keaksaraan saja. 
Kosakata, kemampuan bertutur, kemampuan menyimak - turut menjadi bagian dari cara PAUD membangun kemampuan literasi. 
Membangun kemampuan numerasi secara utuh - tidak sebatas hanya angka. Pengenalan terhadap pola, letak objek, besar ruang, dan lainnya - turut menjadi bagian dari kemampuan yang dibangun. 

Membangun kemampuan tersebut diatas dengan mengajak anak untuk berkegiatan, dan saat berkegiatan, diberikan pertanyaan pemantik. 
Menghadirkan suasana belajar yang mendorong peserta didik untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan, nyaman untuk mengutarakan gagasan, pertanyaan, berani mencoba.

"Saya mengapresiasi setinggi-tingginya pihak terkait, mulai dari Pemda, Dinas Pendidikan, Mitra, dan tentunya PDM-09 Pusat dan UPT yang telah bergotong-royong meraih pencapaian  signifikan, sehingga gerakan ini mencapai banyak sekali kemajuan pada tahun 2023," ujarnya

Tentunya kerja keras kita tidak selesai sampai disini. Saya berharap, dengan diselenggarakannya Refleksi UPT PDM-09 ini, akan membuka peluang besar komunikasi antar UPT, supaya kita dapat saling berbagi terkait persoalan antar-daerah, dan mencarikan solusi bersama. 

"Secara khusus, saya berharap kita dapat terus mendorong terwujudnya tiga target perubahan terutama perubahan praktik pembelajaran di PAUD dan SD sebagai bagian dalam upaya mewujudkan pendidikan berkualitas bagi lebih dari 6 juta anak usia dini di seluruh Indonesia," lanjutnya.

Semoga pada tahun 2024 tujuan kita untuk “membumikan” Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan berjalan dengan baik, dan semangat kita untuk menghadirkan memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak Indonesia, akan selalu diberi kelancaran.

Tim Schoolmedia 

Berita Regional Selanjutnya
Pagoda Sata-Sahasra Buddha Jadi Destinasi Wisata Religi dan Mercusuar Keberagaman
Berita Regional Sebelumnya
Menkes Budi Targetkan RS Vertikal Surabaya Jadi Super Hub Layanan Kanker, Stroke, Jantung

Berita Regional Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar