Durian, Foto: Freepik
Hasil penelitian dari Balai Litbang LHK Aek Nauli menunjukkan bahwa Orangutan Tapanuli membutuhkan variasi jenis tumbuhan pakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Salah satu pakan tersebut yakni durian.
"Durian merupakan salah satu makanan favorit bagi orangutan sehingga banyak orangutan yang turun ke lahan masyarakat ketika musim buah durian," kata peneliti Wanda Kuswanda, Minggu, 5 Mei 2019.
Wanda menjelaskan, orangutan Tapanuli saat ini lebih banyak berada di kawasan Hutan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Penelitian itu ia lakukan selama 15 tahun, dan teridentifikasi lebih dari 124 jenis pakan Orangutan Tapanuli.
Tumbuhan pakan alami yang banyak dikonsumsi Orangutan Tapanuli, Wanda memaparkan, diantaranya gala-gala (Ficus racemosa), medang nangka (Elaeocarpus obtusus), beringin (Ficus benjamina), hoteng (Quercus maingayi), teurep (Artocarpus elasticus), motung (Ficus toxicaria), asam hing (Dracontomelon dao) dan dongdong (Ficus fistulosa).
"Pemandangan yang sangat menarik adalah ketika menemukan orangutan makan buah durian (Durio zibethinus) di lahan masyarakat," kata Wanda.
Orangutan, kata Wanda, bisa mengkonsumsi 20-30 buah durian dalam sehari. Durian yang dikonsumsi oleh orangutan bukan hanya durian yang sudah masak. Tetapi durian yang masih mentah atau mangkal pun tetap mereka konsumsi.
Lebih menarik lagi, kata Wanda, ketika mereka mengambil durian. Orangutan mengambilnya dengan cara mengangkat dan menekan pada batang pohonnya sampai durian terlepas.
"Mereka membuka durian dengan cara digigit baru dibuka dengan kedua tangannya," kata Wanda.
Sayangnya, Wanda melanjutkan, rata-rata hanya sebagian saja buah durian yang mereka makan dan sisanya dijatuhkan ke tanah.
"Kita akan sangat beruntung ketika menemukan orangutan sedang makan durian karena dapat mengambil sisa durian yang dikonsumsi oleh orangutan. Orangutan pintar memilih durian yang manis dan enak untuk dimakan," kata Wanda.
Terkait dengan perilaku orangutan ini, Wanda menjelaskan, masyarakat di sekitar hutan Batangtoru sudah memahami perilaku tersebut. Masyarakat setempat terkadang mengusir orangutan dari ladangnya karena mereka merasa dirugikan secara ekonomi ketika tidak bisa memanen buah durian. Cara mengusirnya yakni dengan membuat bakaran api.
"Mereka mengusir dengan membuat bakaran api di bawah pohon atau memukul-mukul batang pohon agar orangutan tersebut agar pergi dari pohon durian," kata Wanda.
Fakta ini, kata Wanda, perlu mendapat perhatian dari Pemerintah serta para pihak lainnya secara serius agar tidak terjadi konflik antara orangutan dan manusia. Hal ini, kata Wanda, karena orangutan akan terusir bahkan bisa mati saat berkonflik dengan manusia.
Wanda berharap, mitigasi konflik manusia dan orangutan perlu segera dikembangkan seperti pengkayaan habitat dan mengembangkan ekonomi alternatif bagi masyarakat. Tujuannya, untuk mengganti kerugian akibat durian yang sering terlebih dahulu dikonsumsi oleh orangutan.
Tinggalkan Komentar