Schoolmedia News Jakarta ----- 109 tahun sudah Muhammadiyah terlahir di bumi nusantara, lahir dikala negara dalam cengkraman penjajah. Bukanlah hal yang mudah dikala itu untuk melahirkan sebuah organisasi untuk mencerdaskan masyarakat dari rahim keagamaan (Islam).
Melansir dari laman resmi Muhammadiyah.or.id kelahiran dan keberadaannya tak lepas dan merupakan manifestasi dari gagasan pemikiran dan perjuangan Muhammad Darwis atau yang lebih dikenal dengan Kiai Haji Ahmad Dalan sebagai pendirinya.
Setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan bermukim yang kedua kalinya pada tahun 1903, Kiai Dahlan mulai menyemaikan benih pembaruan di Indonesia. Gagasan pembaruan itu diperolehnya ketika berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syekh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kiai Nawawi dari Banten, Kiai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang.
Gagasan pembaruan juga didapatkan Kiai Dahlan setelah membaca pemikiran-pemikiran seperti Ibnu Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha.
"Dengan modal kecerdasan dirinya serta interaksi selama bermukim di Saudi Arabia dan bacaan atas karya-karya para pembaru pemikiran Islam itu telah menanamkan benih ide-ide dalam diri Kiai Dahlan," tulis Muhammadiyah dikutip, Kamis (18/11/2021).
Kelahiran Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi untuk mengaktualisasikan gagasan-gagasannya merupakan hasil interaksi Kiai Dahlan dengan anggita Boedi Oetomo yang tertarik dengan masalah agama, yakni R. Budihardjo dan R. Sosrosugondo.
Gagasan itu juga merupakan saran dari salah seorang siswanya di Kweekscholl Jetis, di mana Kyai mengajar agama pada sekolah tersebut secara ekstrakulikuler. Siswa tersebut menyarankan agar kegiatan pendidikan yang dirintis Kiai Dahlan tidak diurus olehnya sendiri tetapi oleh suatu organisasi agar terdapat kesinambungan setelah dirinya wafat.
Muhammadiyah hari ini memeringati milad ke-109. Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan selamat Milad ke-109 dan mengapresiasi kiprah Muhammadiyah sejak berdiri pada 18 November 1912. “Selamat Milad ke-109 Muhammadiyah,” ujar Menag, di Jakarta, Kamis (18/11/2021).
Menurut Menag, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah telah memberikan contoh dan teladan. Tidak hanya kepada umat Islam tapi juga masyarakat umum tentang pentingnya bakti dan kepedulian terhadap sesama. Melalui semangat Al-Ma’un, semangat memangkas kesenjangan antara si kaya dan si miskin, yang diajarkan KH Ahmad Dahlan, Muhammadiyah terus menebar bakti dan peduli, bahkan di tengah pandemi.
Di tengah pandemi covid-19, kepedulian menjadi kata kunci agar bangsa Indonesia dapat bertahan dan terus menjaga kesejahteraan umat. Muhammadiyah terus berkhidmat menebar manfaat, dan bersama-sama membangun optimisme umat.
“Sekali lagi, saya ucapkan selamat Milad ke-109. Terus tebar bakti, terima kasih Muhammadiyah,” tandasnya.
Tinggalkan Komentar