Schoolmedia News Jogyakarta ------ Tim robot Alfarobi dari UGM berhasil menyabet juara dua dari ajang Kontes Robot Indonesia (KRI) untuk Wilayah I 2021 pada kategori Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Humanoid.
KRI Wilayah I telah berlangsung secara daring sejak 24-25 September 2021. Dalam kompetisi wilayah I ini diikuti 58 tim dari 140 perguruan tinggi.
Ketua Tim Robot Alfarobi UGM, Christophorus Galang Wijanarko, mengatakan KRSBI Humanoid mempertandingkan tiga kategori yaitu lomba lari, menggiring bola, dan kerja sama dua robot memasukkan bola dalam gawang. Sebelum bertanding di KRI Wilayah I, tim Alfarobi UGM melakukan sejumlah persiapan tim dan robot seperti programming dan melakukan latihan atau simulasi. Lalu, mensetting kondisi robot dan lapangan seoptimal mungkin layaknya saat latihan.
Ia mengungkapkan tim intens melakukan latihan untuk mendapatkan performa yang maksimal saat lomba. Namun, disisi lain frekuensi latihan yang cukup intens membuat beberapa bagian robot mengalami kerusakan. Kondisi tersebut harus segera diatasi dengan dengan cepat mengganti dan memelihara ulang bagian yang mengalami kerusakan.
"Karena sering digunakan untuk latihan, ada beberapa bagian robot yang mulai mengalami cidera maka harus dengan cepat diganti dan dimaintenence ulang. Tantangannya suku cadang dari bagian robot ini sangat minim dan jika untuk pembelian memerlukan waktu yang lama serta biaya yang besar," paparnya saat dihubungi Minggu (26/9).
Karenanya tim dituntut untuk dapat mengelola suku cadang dengan baik. Selain itu, juga merawat suku cadang yang ada agar robot dapat tampil optimal saat lomba.
Christo menceritakan saat bertanding di kategori kerja sama robot, robot Alfarobi UGM menghadapi kendala karena terdapat komponen robot yang mengalami kerusakan. Hal tersebut menjadikan robot UGM tidak dapat menyelesaiakan perlombaan dengan baik di kategori tersebut.
Oleh sebab itu, dari tiga kategori KRSBI Humanoid, tim Alfarobi UGM baru berhasil menyumbangkan juara dari dua kategori. Pertama dari kategori lomba lari meraih juara tiga. Lalu, dari kategori menggiring bola berhasil menyabet juara pertama.
Berkaca dari kontes di tingkat wilayah, Christo menyampaikan bahwa timnya akan terus berupaya melakukan perbaikan dan penyempurnaan pada robot Alfarobi agar dapat berkompetisi dengan maksimal di tingkat nasional nantinya. Keberhasilan yang diraih menghantarkan tim Alfarobi UGM melaju menuju KRI tingkat Nasional pada bulan Oktober 2021.
"Kami akan memperbanyak maintenance dan latihan. Harapannya di nasional nantinya bisa masuk tiga besar di semua kategori, terutama kategori menggiring bola bisa membawa pulang juara 1," tuturnya.
Sebanyak 278 tim robot dari 107 perguruan tinggi di Indonesia siap berkompetisi dalam ajang Kontes Robot Indonesia (KRI) Tingkat Wilayah yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Puspresnas Kemdibud Ristek). Kompetisi digelar secara daring mulai 22 September hingga 1 Oktober 2021 dengan UGM sebagai tuan rumah penyelenggara.
KRI Wilayah dikelompokkan dalam dua bagian yakni KRI Wilayah I dan KRI Wilayah II. Dalam KRI Wilayah I diikuti 140 tim mahasiswa dari 54 perguruan tinggi di wilayah Indonesia bagian Barat. Lalu, KRI Wilayah II diikuti 138 tim mahasiswa dari 53 perguruan tinggi di wilayah Indonesia bagian Timur.
Koordinator Pokja Dikti Puspresnas, Rizal Alfian, M.A., menyampaikan KRI merupakan kontes robotika tahunan yang ditujukan untuk memfasilitasi minat, ide, serta kreativitas mahasiswa dalam bidang teknologi robotika. Ia berharap nantinya mahasiswa tidak hanya bersemangat mengembangkan robot untuk kontes robot saja. Namun, mahasiswa juga diharapkan memiliki semangat juang dalam memberikan solusi terhadap problematika di masyarakat.
“Dari KRI ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki segudang talenta di bidang robotika. Harapannya kedepan hasilnya bisa digiring ke industri sehingga bisa memberikan manfaat dan menawarkan solusi akan persoalan di masyarakat melalui robot dan teknologi,” paparnya, Kamis (23/9) saat membuka KRI 2021 di Grha Sabha Pramana UGM.
Ia pun tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh perguruan tinggi yang telah berpartisipasi di KRI 2021 dan memfasilitasi mahasiswa mengembangkan minat di bidang robotika. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada UGM sebagai tuan rumah penyelenggara KRI 2021.
Salah satu dewan juri KRI, Prof. Dr. Eng.Drs. Benyamin Kusumoputro, M.Eng., mengatakan tahun 2021 menjadi tahun kedua penyelenggaraan KRI secara daring. Menurutnya, terdapat dua tantangan utama yang harus dihadapi dalam pelaksanaan KRI daring yakni fairness dan fairplay. Fairness berarti semua tim memiliki kemampuan teknologi dan infrastruktur yang sama. Sedangkan fairplay yaitu tim yang berkontes bisa bermain dengan jujur.
“Fairness itu dari infrastruktur harus bisa merata pada peserta dan tim mahasiswa yang bertanding harus bisa bermain secara fairplay,” tuturnya.
Benyamin menyebutkan melaksanakan kompetisi daring secara fairness terbilang sulit karena terdapat ketidaksamaan infrastruktur di setiap wilayah Indonesia. Misalnya, terkait persoalan jaringan seperti terjadi delay di Pulau Jawa biasanya berlangsung 3-5 detik, tetapi di luar Pulau Jawa delay terjadi lebih dari 10 detik.
“Perbedaanya kelihatannya sedikit tidak masalah, tetapi karena kompetisi berlangsung secara real time maka perbedaan delay itu jadi persoalan,” sebutnya.
Menanggapai adanya kerusakan jaringan karena putusnya kabel laut, Benyamin mengatakan ada perubahan proses penjurian. Penilaian akan dilakukan dengan mengambil rata-rata nilai dari beberapa kali pertandingan.
“Penjurian kita ubah karena takutnya saat tim bermain dapat giliran putus koneksi sehingga diambil beberapa kali pertandingan dan ambil rata-ratanya,” jelasnya.
Direktur Kemahasiswaan UGM, Dr. R. Suharyadi, melaporkan bahwa KRI 2021 akan dilaksanakan secara daring dengan peserta akan bertanding di universitas masing-masing yang ditayangkan secara daring melalui video conference. Sementara itu, juri dan panitia terpusat secara luring di GSP UGM dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Ia menjelaskan KRI dilaksanakan dalam dua babak yakni tingkat wilayah dan tingkat nasional. KRI Tingkat Wilayah berlangsung pada 22 September-1 Oktober 2021. Lalu, KRI Tingkat Nasional pada 12-17 Oktober 2021.
KRI mempertandingkan enam divisi yakni Kontes Robot Abu Indonesia (KRAI), Kontes Robot SAR Indonesia (KRSRI) yang sebelumnya bernama Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI), KRSBI Humanoid, Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), dan Kontes Robot Tematik Indonesia (KRTMI).
Tim-tim terbaik di tingkat wilayah nantinya akan melaju berkompetisi kembali di KRI tingkat Nasional. Sementara itu, juara pertama KRAI 2021 akan ditunjuk mewakili Indonesia dalam ABU Robocon 2021 secara daring di China.
Tinggalkan Komentar