Cari

Wajah Baru Sekolah Program Revitalisasi, Menenun Harapan dari Ruang Kelas, Ruang Bermain dan Sanitasi


Testimoni Kepala Sekolah : Wajah Baru ekolah Program Revitalisasil, Menenun Harapan dari Ruang Kelas, Ruang Bermain dan Sanitasi 

Schoolmedia KUDUS – Matahari Desember 2025 membiaskan cahaya di atas atap baru gedung tempat bermain anak di TK/RA Muslimat NU Roudlotut Tholibin, Desa Jepangpakis, Kudus, Jawa Tengah. Di sana, aroma cat segar berpadu dengan tawa riuh anak-anak yang kini tak lagi harus berdesakan di ruang sempit. Bagi Dra. Supanti Rasyid, Ketua Yayasan sekolah tersebut, pemandangan ini adalah buah dari penantian panjang selama 24 tahun berharap sekolahnya menjadi lebih indah dan menyenangkan.

Sejak berdiri pada 10 Desember 2001, sekolah ini memulai langkahnya dengan penuh keprihatinan. Hanya ada 19 anak didik dan dua orang guru yang menumpang di gedung milik TPQ setempat. Baru pada 2012, berkat gotong royong masyarakat dan Jamiyyah Nahdlatul Ulama, mereka memiliki gedung sendiri. 

Namun, keterbatasan fasilitas tetap menjadi ganjalan hingga bantuan Revitalisasi Sekolah tahun 2025 dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) datang mengubah wajah sekolah tersebut. Bersyukur tahun ini Satuan PAUD yang memiliki 199 siswa TK dam 87 siswa KB menerima Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) sebuah inisiatif prioritas dari Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat peningkatan kualitas layanan pendidikan berupa revitalisasi sekolah dan digitalisasi pembelajaran. 

"Alhamdulillah, gedung tempat bermain kini sudah selesai 100 persen dan siap digunakan. Semoga fasilitas baru ini bermanfaat bagi anak-anak," ujar Supanti dengan nada haru saat menyambut kunjungan kerja Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti.

TK/RA Muslimat NU Roudlotut Tholibin merupakan satu dari sepuluh satuan pendidikan di Kudus yang telah menyelesaikan pembangunan fisik secara total. Sekolah ini mendapatkan alokasi awal sebesar Rp210,288 juta untuk membangun gedung fasilitas bermain, sanitasi, dan toilet. Namun, sebuah kejutan diberikan oleh Prof. Abdul Mu’ti saat peresmian. 

Melihat potensi pemanfaatan yang besar, ia menambah anggaran sebesar Rp75 juta untuk menuntaskan akses jalan utama menuju gedung agar fungsi bangunan baru bisa maksimal.

Prioritas Generasi Unggul

Langkah revitalisasi ini bukan sekadar urusan semen dan batu bata. Di hadapan para guru dan orang tua murid, Prof. Abdul Mu’ti menegaskan bahwa perbaikan fisik sekolah adalah pengejawantahan dari visi besar Presiden Prabowo Subianto.

"Revitalisasi sekolah ini program prioritas Presiden. Termasuk digitalisasi sebagai ikhtiar pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan demi membangun generasi unggul dan hebat," tegas Mu’ti.

Pesan sang Menteri jelas: pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah fondasi utama. Revitalisasi ini menjadi bukti komitmen serius pemerintah terhadap fase emas pertumbuhan anak. Lebih jauh lagi, Mu’ti menekankan bahwa program unggulan wajib belajar 13 tahun—yang dimulai dari jenjang TK—memerlukan infrastruktur yang memadai agar anak-anak mampu mengembangkan bakat dan berani tampil di muka umum.

Di Kudus, program ini menjangkau berbagai jenjang dan latar belakang. Selain TK/RA Muslimat NU, deretan sekolah seperti SD Muhammadiyah Birulwalidain, SMP Negeri 1 dan 4 Kudus, hingga SMA PGRI 1 Kudus turut merasakan sentuhan revitalisasi dengan besaran anggaran yang disesuaikan dengan kebutuhan riil di lapangan.

Denyut Pembangunan di Tasikmalaya

Gema syukur dari revitalisasi ini tak hanya membahana di Jawa Tengah. Di Jawa Barat, tepatnya di kaki perbukitan Tasikmalaya, para pendidik PAUD merasakan napas lega yang serupa.

Aisyah Tohariah, guru di PAUD Nurul Iman, Desa Sukakarsa, Kecamatan Sukarame, menceritakan betapa tepat waktunya bantuan ini hadir. Dengan pagu anggaran sebesar Rp384.236.000 dari APBN 2025, sekolahnya yang berlokasi di pelosok kini memiliki Ruang UKS, toilet layak, dan ruang administrasi yang direhabilitasi.

"Bantuan ini sangat bermanfaat dan kebetulan kami memang sangat membutuhkan. Saat kami benar-benar kesulitan, bantuan revitalisasi ini datang," kata Aisyah. 

Ia berharap, perhatian pemerintah tidak berhenti di sini karena masih ada beberapa bagian gedung yang memerlukan sentuhan perbaikan agar proses belajar-mengajar benar-benar ideal.

Semangat serupa terpancar dari TK YKS 8 Tunas Harapan di Desa Sukaratu, Kecamatan Sukaresik. Dengan dana sebesar Rp141.890.000, Kepala Sekolah Ira Maria Husein memfokuskan pembangunan pada ruang UKS baru dan area bermain.

"Anak-anak kini bisa bermain dengan leluasa tanpa mengganggu aktivitas belajar lainnya. Ini adalah bukti nyata kepedulian pemerintah pusat melalui koordinasi Dinas Pendidikan provinsi dan kabupaten," tutur Ira.

Ekonomi Berbasis Swakelola

Salah satu keistimewaan program revitalisasi tahun 2025 ini adalah model pelaksanaannya yang bersifat swakelola. Ira Maria Husein menekankan bahwa selain memperbaiki fasilitas pendidikan, proyek ini juga menjadi penggerak ekonomi mikro di desa.

Dengan melibatkan masyarakat dan orang tua murid dalam proses pembangunan yang berlangsung selama 100 hingga 120 hari kalender tersebut, warga sekitar mendapatkan peluang kerja tambahan. "Jadi selain membantu sekolah, program ini juga membantu perekonomian warga," tambahnya.

Meski demikian, Ira tetap mengingatkan pentingnya transparansi. Pengawasan dari komite sekolah dan masyarakat menjadi kunci agar pembangunan tetap tegak lurus dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah disetujui. Baginya, setiap rupiah yang dikucurkan pemerintah adalah amanah bagi masa depan anak didik.

Menuju Digitalisasi Pembelajaran 

Transformasi yang dirasakan sekolah-sekolah ini tidak hanya berhenti pada bangunan fisik. Seperti yang disampaikan Dra. Supanti Rasyid di Kudus, sekolahnya juga mendapatkan bantuan perlengkapan teknologi informasi (IT).

Langkah ini sejalan dengan pidato Prof. Abdul Mu’ti mengenai digitalisasi pendidikan. Dengan adanya perangkat IT di jenjang PAUD dan TK, anak-anak mulai diperkenalkan pada literasi digital sejak dini dalam pengawasan yang tepat. Hal ini diharapkan mampu memperkecil kesenjangan kualitas pendidikan antara sekolah di perkotaan dan sekolah di pedesaan atau pinggiran.

Revitalisasi Sekolah 2025 telah menjadi tonggak baru. Di balik dinding-dinding kelas yang baru dicat dan area bermain yang kini lebih luas, tersimpan harapan besar tentang Indonesia Emas 2045. Seperti yang ditegaskan Mendikdasmen, pendidikan adalah tentang memberikan fasilitas agar anak mampu tampil dan berani bermimpi.

 Hari ini, di Kudus, Tasikmalaya, dan berbagai penjuru tanah air, mimpi itu mulai dibangun dari fondasi yang lebih kokoh.

Daftar Satuan Pendidikan Penerima Revitalisasi 2025 (Kudus):

 * TK/RA Muslimat NU Roudlotut Tholibin

 * TK Pertiwi Gulang

 * SD Muhammadiyah Birulwalidain

 * SMP Negeri 1 Kudus

 * SMP Negeri 4 Kudus

 * SMP Negeri 1 Bae

 * SMP Negeri 3 Dawe

 * SMP Muhammadiyah 1 Kudus

 * SMP IT Rohmatul Ummah

 * SMA PGRI 1 Kudus

Penyunting : EB Harsono 



Lipsus Selanjutnya
Gelar Karya Vokasi PKPLK 2025: Kemendikdasmen Sajikan Capaian dan Dampak Kinerja Vokasi PKPLK
Lipsus Sebelumnya
Setelah Hampir 1 Bulan Bencana Banjir Sumatra Terjadi Kemenko PMK Bentuk Tim Terpadu Penanganan Banjir di Tiga Provinsi

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar